Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

21 Januari 2010

Bukan Drive Through Sembarangan

Maya Mandley

Beberapa hari belakangan, berita dari tanah air yang Aku baca, ramai dengan pemberitaan soal pembobolan lewat ATM. Jadi pengen berbagi pengalaman dengan sistem perbankan disini, di negerinya Barrack Obama.

Saat masih di Surabaya, Jawa Timur, Bank BCA di Jl. Raya Darmo, adalah bank langgananku, yang selalu ramai terutama saat awal bulan. Kadang untuk memasukkan uang saja butuh waktu sampai satu jam. Yang lama itu antrinya. Belum lagi cari parkir, padahal untuk sebuah sepeda motor yang tergolong tak banyak makan tempat. Tapi itu sekitar enam setengah tahun lalu. Gak tahu sekarang. Aku harap sih lebih baik.

Perbankan di sini, AS, sedikit berbeda. Terutama sistem onlinenya yang sangat dimaksimalkan. Meski begitu, bukan berarti Aku tak pernah ke bank. Beberapa kali nabung, Aku sempat memperhatikan kegiatan teller yang sedang melayani customer lewat drive through (aku gak ketemu bahasa Indonesianya !). Aku sendiri pernah memanfaatkan jasa layanan ini saat terburu-buru dan udara di luar dingin sekali. Jadi malas jalan ke dalam bank.

Di bank langgananku itu, ada empat fasilitas drive through. Mekanismenya, ada seperti tabung yang terhubung ke teller di dalam bank. Customer tinggal memasukkan cek, uang atau apapun yang dibutuhkan ke dalam sebuah tabung. Tabung berisi data itu kemudian diletakkan ke dalam sebuah pipa yang dengan sekali pijat si teller di dalam bisa menerima tabung dari customer, dan melayani si customer seperti layaknya si customer berada di depannya.

Sementara komunikasi dilakukan melalu microphone dan speaker. Tentu saja semua kegiatan ini selain bisa dilihat teller lewat jendela kaca, juga ada kamera pengintai alias CCTV. Suatu layanan yang praktis dan cepat. Sekaligus pemalas, karena si customer tak perlu memarkir kendaraannya. Meski tempat parkir di bank menurut pengamatanku tergolong luas. ATM drive through juga bukan barang aneh lagi. Meski maksudnya bisa ambil uang lewat ATM tanpa harus turun dari mobil.

Di Amerika, drive through sudah merambah ke banyak layanan. Aku ingat di Indonesia, cuma restoran siap saji saja waktu itu yang melayani drive through. Metodenya kira-kira gak jauh beda dengan restoran siap saji disini.

Selain di restoran siap saji, drive through juga bisa dijumpai di apotik dan di bank seperti yang aku ceritakan di atas. Kalo di restoran siap saji, customer melewati semacam papan besar yang berisi menu dan kemudian mendengarkan seperti ada suara yang datang dari sebuah speaker yang kecil sekali, untuk melayani pesanan. Kemudian si customer drive ke window berikutnya untuk mengambil pesanan dan membayar. Sementara drive through di bank agak sedikit berbeda.
.
Aku tak pernah melihat kegiatan drive through di apotik. Tapi aku pernah sekilas melihat sepertinya kegiatannya gak jauh beda dengan di bank. Seorang teman dari Indonesia yang seorang apoteker, pernah tertarik mengembangkan drive through ini di Indonesia. Saat itu dia bersemangat ingin mempelajarinya. Tapi setelah melihat drive through di bank, ia jadi berfikir sepertinya teknologi pendukung drive through ini tergolong mahal. Aku tak tahu bagaimana detilnya, tapi keliatannya menerapkan drive through di Indonesia perlu kajian lebih jauh. Mengingat traffic di Indonesia belum se-tertib disini.

Untuk antri saja rasanya sebuah pekerjaan yang amat teramat berat. Aku ingat saat masih sering menggunakan mobil di Surabaya, untuk antri beli bensin kadang bikin kesal. Belum lagi ditambah orang yang tidak tertib dan menyerobot. Kesal rasanya. Kadang kalo ditegur, bukannya malu, malah balik menantang. Apalagi begitu tahu yang menegur perempuan, tambah balik melotot ! Sementara untuk orang Amerika, antri sudah jadi budaya. Bahkan kalo ada orang menyerobot, pengantri yang lain tanpa segan menegur si penyerobot. Yang biasanya bikin si penyerobot malunya minta ampun. Sebuah kebiasaan yang belum membudaya di Indonesia.

“Aleksander Kudajczyk, Memainkan Karya Chopin”

Press Release

Tradisi memperingati Komponis Frédéric Chopin terus dilakukan di Prancis. Untuk tahun ini, peringatan itu dilakukan pula di Indonesia dengan Classicorp Indonesia dengan mengundang pianis Aleksander Kudajczyck sebagai bentuk penghormatan kepada komposer Polandia dari era Romantik yang telah memilih Prancis sebagai tempatnya berkreasi dan mengasingkan diri tersebut. Bertempat di CCCL Surabaya, resital piano yang menampilkan pianis muda asal Polandia tersebut akan digelar pada Senin, 25 Januari 2010, pk. 19.00.

Aleksander Kudajczyk lahir di Ruda Slaska, Polandia pada 1978. Ayahnya yang seorang guru musik memperkenalkannya pada piano untuk pertama kali. Setelah itu dia melanjutkan studinya di sejumlah sekolah musik terkenal seperti Konservatori Katowice, tempatnya menimba ilmu bersama Tadeusz Chmielewski, Andrej Jasinski et Zbiegniew Raubo.

Aleksander meraih penghargaan Josef Hoffmann di Naleczow dan turut serta pada sejumlah kompetisi bertaraf internasional di Italia dan di Jerman, terutama pada kompetisi Franz Liszt di Utrecht. Selain itu dia juga mengadakan konser di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat. Kementrian Seni dan Budaya Polandia memilihnya untuk mewakili Chopin, komponis paling terkenal dari negaranya dan mengadakan serangkaian konser di Australia dan Indonesia untuk merayakan tahun Chopin 2010.

Siapa Chopin?


Frédéric Chopin (baca : frédérik shopang) Lahir pada 1 Maret 1810, Frédéric Chopin menjejakkan kakinya di Prancis pada 1831 dan tinggal di sana sampai wafat pada 1849. Di sana ia dikenal sebagai seorang seniman yang istimewa. Hector Berlioz menggambarkannya sebagai sebuah bakat yang beda dari yang lain.

Dan Fransz Liszt berkata, kita harus mencari dalam diri Chopin apa yang disebut dengan « esensi kemahiran yang luar biasa ». Meskipun terkenal dan begitu disanjung, tetapi ia lebih menyukai tempat-tempat dengan publik berjumlah terbatas dan pertemuan-pertemuan yang akrab, daripada mengadakan konser di gedung pertunjukan kota Paris yang penuh cahaya. Di sanalah ia dapat menikmati dan menghargai kehadiran teman-teman terdekatnya, para imigran Polandia atau para seniman era Romantik. Chopin dimakamkan di pemakaman Père Lachaise, sementara jantungnya disimpan di gereja Sainte-Croix Warsawa.

Peresmian Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh

Press Release

Dihadiri oleh Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Irwandi Yusuf, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Dr. Norbert Baas, dan Wakil Senior pertama KfW (Bank Pembangunan Jerman) untuk wilayah Asia dan Eropa, Uwe Ohls, Rumah Sakit Provinsi yang baru di Banda Aceh diresmikan pada tanggal 23 Januari 2010.

Rumah Sakit Provinsi yang lama rusak berat akibat bencana tsunami pada bulan Desember 2004. Pemerintah Jerman, melalui KfW (Bank Pembangunan Jerman) menyumbang 31 juta Euro (sekitar 418,5 Milyar Rupiah) sebagai bantuan untuk rekonstruksi rumah sakit tersebut. Selain itu tambahan dana sejumlah 10,2 juta Euro (sekitar 137,7 juta Rupiah) sebagai bantuan teknis diberikan melalui GTZ (Badan Kerja Sama Teknik Jerman).

Rumah Sakit baru yang dibangun kembali ini merupakan rumah sakit dengan kapasitas 350 pasien tidur dan merupakan rumah sakit pendidikan yang memiliki standar rumah sakit pemerintah, dengan infrastruktur yang telah ditingkatkan, dilengkapi konsep manajemen penanganan limbah terpadu dan mengunakan teknologi yang ramah lingkungan.

Para pegawai rumah sakit tersebut telah mengikuti beberapa bulan pelatihan intensif untuk menjamin agar para pasien dan para pegawai memperoleh keuntungan maksimal dari fasilitas-fasilitas dan peralatan yang baru. Selain itu usaha pencegahan juga telah dilakukan, agar rumah sakit tersebut tidak terkena banjir lagi. Seandainya tsunami kembali terjadi, rumah sakit ini akan menjadi tempat yang sangat aman.

Proyek ini merupakan sebagian dari bantuan Jerman -Indonesia yang lebih besar yang ditujukan bagi rekonstruksi setelah terjadinya tsunami, selain itu juga mencakup promosi pembangunan jangka panjang. Secara keseluruhan pemerintah Jerman menyediakan dana 178 juta Euro (2,4 trilliun Rupiah) untuk program rekonstruksi lima tahun, yang akan berakhir dalam beberapa hari ini.

Demo Walhi Menolak Sukanto Tanoto

Iman D. Nugroho

Komite Aksi Penghancuran Hutan Indonsia (KAPHI) yang terdiri dari berbagai NGO yang fokus pada penghancuran hutan Indonesia menggelar demonstrasi di depan kantor Departemen Kehutanan RI di Jakarta, Kamis (21/1) ini. Mereka menuntut pemerintah membatalkan kontrak Riau Andalan Pulp and Paper di Riau dan Sumatera Utara yang dimiliki oleh buronan BLBI Sutanto Tanoto.


[ Atmosphere ] Lembayung Sore

Syarif Wadja Bae

Lembayung senja sore tadi dibungkus mendung dan gerimis.
Pulau-pulau menangis meratapi pancaroba tak berujung
seperti diselimuti nuansa mistis.
Pengembara kehilangan jejak dan bingung menghitung persimpangan karena kosong yang tragis.

Lagu Ibu dinyanyikan dengan kelopak hati yang rusak
bersama hidungmu yang terus membengkak
saat gejolak rindu akan cita-cita pudar ditelan ombak.
kau paksa semua semakin terkoyak dalam gelombang kepalsuan yang membuat muak.

aku akui, Sungguh dahsyat pengakuan iblis !
ketimbang kau yang mengaku malaikat ksatria tapi jiwamu bencong.
kau takut pada badai dan teriakan generasi.
kau lebih pantas jadi keong yang merangkak dikawasan peternakan gajah

Januari 2010

*puisi lain, klik Atmosphere.