Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

14 Januari 2010

"Keindahan" Sel Sebenarnya

Fully Syafi

Keindahan dan kemewahan sel Artalita Suryani atau Ayin di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta, membuat saya ingin menyuguhkan "keindahan" sel yang sebenarnya. Foto yang saya ambil belum lama ini menuntukkan betapa sel memang sangat indah, meski tanpa tv flat, alat terapi kulit, AC dll.
*analisa foto lain bisa diklik di sini.

13 Januari 2010

Unair Terima 162 Mahasiswa dari Aceh Sampai Papua

Press Release

Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. H. Fasich, Apt., didampingi Dekan Fakultas Kedokteran Unair dan Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo, Selasa (12/1) petang kemarin, menerima 162 orang dokter sebagai mahasiswa peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)-1 FK Unair/RSUD Dr Soetomo angkatan tahun 2010.

Menurut Dekan FK Unair, Prof. Dr. Mochammad Amin, dr, SpP(K), diantara 162 mahasiswa PPDS-1 FK Unair tersebut terdapat 103 orang dengan biaya mandiri murni, sedang 59 orang mendapat beasiswa dari Depkes. Penerima beasiswa tersebut termasuk diantaranya 36 orang residen senior yang dikirim oleh Pemerintah Kabupaten (atau rumah sakit di daerah) yang berasal dari banyak daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.

”Ini suatu karunia yang harus disyukuri bahwa FK Unair/RSUD Dr Soetomo dipercaya untuk mendidik para dokter spesialis tersebut, sebab nanti setelah mereka lulus maka harus kembali untuk mengabdi ke daerah masing-masing,” kata Prof. Moch. Amin kepada wartawan usai penerimaan yang dilaksanakan di Lt V Gedung Rektorat Unair di kampus C Mulyorejo Surabaya.

Sebanyak 162 orang dokter peserta PPDS-1 tersebut terbagi untuk 24 program studi (Prodi), seperti yang terbanyak pada prodik Ilmu Penyakit Dalam terdapat 14 peserta PPDS, prodi Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler 13 orang, Obstetri & Ginekology (kebidanan dan kandungan) 12 orang, Radiologi 12 orang, dan Ilmu Kesehatan mata dan Ilmu Kesehatan Anak, dan Ilmu Penyakit Paru masing-masing 10 orang peserta PPDS-1. Mereka akan menjalani proses studi selama sekitar 4 (empat) tahun.

Dalam pengarahannya, Rektor Unair Prof. Dr. Fasich, Apt., mengatakan, upacara penerimaan mahasiswa PPDS-1 ini merupakan konsekuensi Unair telah menerima tiga sertifikasi sekaligus, yaitu ISO 9001-2008, IWA-2-2007 dan Malcolm Baldrige. Penerimaan mahasiswa PPDS-1 ini merupakan aturan acara pertama kali dilaksanakan pasca-mendapatkan ketiga sertifikasi tersebut.

Ada tiga hal penting dalam pengarahan Rektor terkait proses belajar di PPDS-1 Unair. Pertama, peserta harus menjaga pelaksanaan pembelajaran dengan penuh tanggungjawab dan dengan moralitas. Sehingga peserta harus memahami betul peraturan dan ketentuan yang terkait dengan prodi.

”Saya tidak ingin walau hanya sekali saja, sebagai Rektor di kemudian hari dipanggil pengadilan karena perkara tidak jelasnya pemahaman terhadap peraturan pendidikan di prodi PPDS. Kalau yang menggugat satu, tidak masalah, la kalau yang menggugat banyak, kan Rektor bisa-bisa tidak sempat bekerja dan hanya melayani gugatan saja,” kata Prof. Fasich berseloroh.

Untuk itu kepada pejabat Ketua Prodi dan Ketua Departemen untuk membantu menjelaskan masing-masing prodinya. Misalnya bagaimana kriteria lulus, nilai tidak lulus, dsb. Semua harus jelas. Kalau peserta tidak paham agar bertanya sampai jelas, agar ditengah perjalanan perkuliahan tidak ada komplain.

Pesan kedua, menjaga kualitas. Masalahnya, kualitas ini ditentukan sejauh mana pendidikan ini dapat diselenggarakan sebaik-baiknya. Dan ini sangat tergantung mahasiswa dan para pendidikan, Guru Besar, dokter senior, di Departemen yang senantiasa butuh kerjasama untuk menegakkan aturan di prodi. ”Kasarane ojok males, ojok sampek titip absen. Wis nggak jamane ngono iku. Siapapun harus memenuhi aturan,” tandas Pak Rektor.

Pesan ketiga, peserta PPDS-1 hendaknya memegang komitmen moralitas terutama dalam berinteraksi dengan pasien, sebab PPDS ini sarat dengan pendidikan dan moralitas.
”Tidak boleh ada alasan capek, ngantuk tadi malam jaga, ditugasi dokter senior, dsb. Anda harus terus menjaga smiling baik ketika berhadapan dengan dosen dan dengan pasien. Jadi itu harus ada komitmen dengan tugas pokok professional,” katanya.

Hal itu ditegaskan Rektor, sebab sejak awal sudah ada kesepakatan bahwa professi itu sebagai konsekuensi kehidupan dan bukan panggilan suatu pekerjaaan. Sebab kalau atas dasar panggilan pekerjaan maka akan terjadi transaksional. Jadi sejak awal sudah komitmen untuk menjadi professional, berkualitas, atau tuntutan professionalitas. Artinya wajib komitmen dengan tugas-tugas professi.

12 Januari 2010

Murid Jerman Gus Dur Melihat Gurunya,..

Iman D. Nugroho

Peran KH.Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam hal pluralisme, memang tidak perlu diragukan lagi. Guru Ganesha Kurt adalah salah satu buktinya. Laki-laki asal Jerman ini adalah salah satu murid Gus Dur. "Meski saya tidak beragama, tapi Gus Dur tidak melihat saya berbeda, Gus Dur seperti lautan," kata Kurt.

Ruang tamu samping rumah KH. Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah, adik Gus Dur, di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur tampak sepi. Kebanyakan tamu memilih menunggu di ruang tamu depan, untuk bertemu dan mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Gus Dur, kepada Gus Sholah atau keluarga pesantren lain. Tapi di tempat 2x5 meter itulah, Guru Ganesha Kurt dan istrinya, Sayati, duduk.

"Tak banyak, yang bisa saya ucapkan, semuanya ada di dalam sini," kata Kurt sambil menunjuk ke arah dadanya. Siang itu, Kurt datang ke Tebuireng untuk mendoakan Gus Dur dalam tujuh hari peringatan meninggalnya mantan Presiden ke IV RI itu. Menurutnya, Doa saja tidak cukup untuk mengenang apa yang dilakukan Gus Dur padanya. "Gus Dur benar-benar telah mengubah hidup saya," kata Kurt.

Hubungan Kurt dan Gus Dur memang unik. Keduanya bertemu ada medio 2002. Ketika itu, dalam sebuah jamuan makan siang, Kurt satu meja dengan Gus Dur yang sudah tidak lagi menjadi Presiden RI. Obrolan santai siang itu penuh dengan petuah Gus Dur pada Kurt yang dikemas dalam banyolan-banyolan khas Gus Dur. "Tidak ada yang serius, semua petuah itu dikemas dalam obrolan santai dan lucu," kenangnya.

Tapi, justru hal itu mengena bagi Kurt. Terutama, bagaimana Gus Dur memahami pilihan Kurt untuk tidak memeluk satu agama apapun, tapi tetap percaya pada Tuhan. "Gus Dur sama sekali tidak membedakan agama, bahkan untuk saya yang tidak beragama sekali pun," kenang laki-laki pemilik situs www.forthingstochangeihavetochange.com ini. Sejak saat itu, hubungan keduanya pun semakin dekat.

Setiap minggu setidaknya, Kurt dan Gus Dur bertemu untuk makan siang. Bagi Kurt, pertemuan itu adalah mekanisme mengaji ilmu Gus Dur. Dalam dialognya, Kurt menyadari betapa Islam versi Gus Dur dalam sebuah perwujudan dari agama yang damai. "Tidak ada kemarahan, tidak ada caci-maki," katanya. Semua persoalan yang ada di Indonesia, selalu dipandang Gus Dur dengan begitu mudahnya. "Gus Dur seperti lautan, yang mampu menenggelamkan berbagai persoalan," kata Kurt sambil berkaca-kaca.

Termasuk ketika Kurt menyatakan akan menikahi istrinya, Sayati yang beragama Islam. Kurt yang kebingungan karena tidak diperkenankannya pernikahan orang tanpa agama di Indonesia, justru mendapatkan pembelaan dari Gus Dur. Mantan ketua PBNU itu mengatakan, secara legal memang tidak boleh, tapi esensi sah tidaknya pernikahan itu tidak hanya dilihat dari legalitas, melainkan dinilai Tuhan sendiri. “Akhirnya, kamu un menikah di Hong Kong, dan hebatnya, Gus Dur datang dalam resepsi pernikahan itu,” kenangnya.

Tidak hanya dalam sikap dan pendapat, Kurt juga melihat Gus Dur memiliki kekuatan di luar nalar yang luar biasa. Dalam beberapa kunjungan ke berbagai daerah bersama Gus Dur, Kurt menjadi saksi akan hal itu. Salah satunya di Surabaya. Ketika itu, massa yang sudah menyemut menyambut Gus Dur, mulai berbuat keributan. "Gus Dur meminta mereka diam, dan entah mengapa, massa pun diam," katanya.

Karena itu jugalah, Kurt pada awalnya tidak mempercayai, Gus Dur meninggal dunia. Karena Kurt percaya, Gus Dur mampu mengontrol tubuhnya. "Saya percaya akan hal itu," katanya. Salah satu buktinya, Gus Dur berkali-kali bisa selamat dari cobaan stroke yang berulang kali menyerangnya. Hebatnya, Gus Dur tidak pernah berhenti berkarya, di sela-sela kondisi yang serba sulit itu.

Bahkan, ketika berbagai persoalan menghadangnya, termasuk persoalan politik di partai yang didirikannya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gus Dur tetap saja meladeninya. Tanpa merasa lemah dan teguh pada pendiriannya. “Tapi, yang banyak orang tidak tahu adalah cara pandang Gus Dur yang ternyata tidak menjadikan semua persoalan itu sebagai hal yang serius, dia hamper pasti memiliki jawaban atas semua hal,” kenang Kurt.

Indonesia, kata Kurt, seharusnya sangat bangga dengan Gus Dur, dan selalu bisa belajar pada nilai-nilai yang dimiliki tokoh yang meninggal ada 30 Desember 2009 itu. Sayangnya, justru yang terjadi tidak demikian. Banyak orang tetap meributkan tentang usulan penganugerahan Pahlawan Nasional. “Jangan Cuma hal itunya, tapi bagaimana meneruskan cita-cita besar dan pikiran Gus Dur,itu yang lebih penting,” kata Kurt. Meskipun Kurt yakin, tidak ada yang bisa menggantikan posisi Gus Dur di Indonesia. “No one can replace him,” kata laki-laki yang memilih tinggal di Bali ini.

Kurt sendiri, memilih untuk terus mengajarkan setitik ilmu yang sudah diberikan Gus Dur kepadanya. “Semoga ilmu itu bisa bermanfaat, dan membuat Gus Dur tetap hidup di Indonesia, dan tidak pernah mati,” katanya. Mendung memayungi ponpes Tebuireng, saat obrolan dengan Kurt berakhir. Gus Dur memang tidak pernah mati, Kurt,..

Perjanjian Jerman-Indonesia untuk Memperbaiki Pemeliharaan Rel Kereta Api di Pulau Jawa

Press Release

Pada tanggal 17 Desember 2009, Departemen Keuangan menandatangani sebuah perjanjian dengan Bank Pembangunan Jerman milik negara KfW Bankengruppe untuk membiayai peningkatan pemeliharaan rel kereta api di Pulau Jawa. Melalui KfW Pemerintah Jerman menyediakan pinjaman lunak senilai Euro 32.5 juta (sekitar Rp. 439 milyar) dalam kerangka kerja sama pembangunan Indonesia-Jerman.

Proyek tersebut membantu upaya Pemerintah Republik Indonesia untuk memperkuat sistem perkeretaapiannya, yang memiliki peran penting dalam upaya Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor transportasi. Dengan adanya perjanjian kerja sama ini, sebuah paket lengkap yang terdiri dari peralatan mesin dan komponen lainnya akan diadakan: Balai pemeliharaan akan ditingkatkan (upgrade), beberapa mesin multiple tie tamping akan disediakan, mesin excavator serba guna akan dikirimkan.

Peralatan lebih lanjut dan suatu komponen pelatihan akan melengkapi peralatan pemeliharaan ini. Pemeliharaan rel kereta api yang tepat merupakan kunci untuk mengurangi kecelakaan, meningkatkan umur pemakaian kereta dan memastikan pelayanan yang lancar, dapat dipercaya dan aman bagi penumpang dan memperkuat kereta api sebagai moda transportasi rendah karbon di Pulau Jawa.

Proyek ini melengkapi Program Kemitraan Indonesia-Jerman untuk Perubahan Iklim yang memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia di bidang Kehutanan (REDD), Perlindungan Iklim Perkotaan dan Energi Panas Bumi.

11 Januari 2010

Karyawan Indosiar Berunjuk Rasa

Press Release

Ratusan anggota Serikat Karyawan Indosiar (SEKAR) berencana menggelar aksi massa besok Senin (11/1). Aksi tersebut merupakan rangkaian perjuangan yang dilakukan guna memperjuangkan tuntutan kenaikan upah. Sebelum ini SEKAR telah beberapa kali mengupayakan forum penyelesaian melalui jalur dialog dengan pihak menejemen. Namun respon yang diberikan nampaknya belum sesuai dengan harapan.

Pihak menejemen menolak untuk mengabulkan tuntutan dengan dalih kondisi keuangan terus merugi sejak beberapa tahun terakhir. Tapi alasan itu dinilai mengada-ada. SEKAR menduga sebagian keuntungan dialihkan untuk mengembangkan bisnis yang lain. Tuntutan kenaikan upah dilatarbelakangi oleh kondisi pengupahan yang tidak pernah berubah sejak 5 tahun lalu. Padahal, inflasi terus berlangsung yang berakibat kenaikan harga barang dan penurunan daya beli karyawan.

Persoalan ini juga telah dilaporkan SEKAR kepada Menteri Tenaga Kerja, Muhaimin Iskandar hari Kamis lalu. Dalam kesempatan itu, Muhaimin berjanji akan memfasilitasi proses penyelesaian dan mengefektifkan fungsi pengawasan. Janji Muhaimin rupanya bukan cek kosong. Selang beberapa jam, Suku Dinas Tenaga Kerja Jakarta Barat mengundang SEKAR dan pihak menejemen untuk memediasi sengketa kepentingan itu di kantor Indosiar, Jl. Damai.

Undangan tersebut mulanya diladeni sejumlah pengurus SEKAR. Namun belakangan mereka tolak karena proses mediasi yang difasilitasi petugas Sudin Tenaga Kerja cenderung memihak menejemen. SEKAR pun memilih balik kanan. Isu aksi massa ini juga ikut menyita perhatian Kepolisian Daerah Metro Jaya. Dicky, selaku Ketua SEKAR, diundang oleh Direktorat Intelejen dan Keamanan dan menghimbau untuk membatalkan aksi tersebut. Tapi himbauan itu ditolak.

SEKAR sepakat terus melanjutkan aksi mereka dan memobilisir ratusan anggotanya mengikuti aksi demonstrasi di Jl. Damai, Jakarta Barat besok Senin (11/1) pada pukul 08.30 WIB. Aksi akan dilanjutkan ke Wisma Indocement pada pukul 10.00 WIB.