Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

18 November 2009

Dicuekin di Indonesia, Diminati Luar Negeri

Iman D. Nugroho [3]

Dalam dunia industri, tidak hanyak perusahaan yang memandang temulawak sebagai bahan baku yang bisa diolah dan dilempar ke pasaran. PT. Helmigs Prima Sejahtera atau dikenal sebagai PT. Helmigs adalah salah satu perusahaan yang percaya diri menjadikan temulawak menjadi "menu utama". Perusahaan yang didirikan pada tahun 1993 itu memiliki empat produk utamanya berbahan baku temulawak. Mulai Curcumin Sugar Free, Curcumin Tablet, Curcumin plus Vitamin C dan Curcumin Candy dengan curcumin dan Xylitol.

Factory Manager Sutarko Tantra menjelaskan setiap hari bertonton extract temulawak didatangkan dari perusahaan pengekstrak temulawak untuk diproses. Dengan menggunakan bahan pembantu dan effervicient, perusahaan di bawah PT. Helmigs Jerman ini mengemas temulawak menjadi produk siap saji. "Karena kami bergerak di bidang bahan baku tradisional, maka seluruh penanganan yang kami lakukan adalah kombinasi tradisional dan modern," jelasnya.

Extract yang sudah diukur kandungan zatnya, terlebih dahulu dikeringkan di sebuah alat khusus. Baru kemudian dipacking kedalam tablet atau saset dengan mesin canggih yang didatangkan dari China. "Kami mengikuti standart dengan quality control tinggi, karena produk yang kami hasilnya dipasarkan tidak hanya di Indonesia, melainkan ke luar negeri," kata Sutarko. Mulai Singapura, Filipina, Thailand, Hong Kong, Arab, Canada, Belanda dan Korea Selatan. Selebihnya dipasarkan di Indonesia.

Sutarko menjelaskan, sebagian besar produk yang dihasilkan PT. Helmigs diekspor ke luar negeri. Berdasarkan survey pasar yang dilakukan perusahaan itu, justru orang luar negeri yang memahami arti penting mengkonsumsi temulawak. "Seperti di Korea misalnya, justru permintaan banyak datang dari sana," ketanya. Sementara di Indonesia, yang menjadi daerah asal temulawak, justru kehadiran produk temulawak tidak banyak diterima.

Pada tahun 2007 misalnya, ketika pemerintah menggalakkan Gerakan Minum Temulawak Nasional, dengan salah satu langkah strategis menjadikan temulawak sebagai welcome drink di hotel-hotel, malah tidak disambut secara baik. Hal ini berbeda dengan yang terjadi di Korea dan Malaysia. "Malaysia sekarang lagi gencar menggalakkan minuman ramuan Tongkat Ali, dengan promosi yang tidak kalah menarik, tapi temulawak, justru tidak seperti itu," katanya.

Sayang, di Pacitan Tidak Ada Pabrik Pengolahannya

Iman D. Nugroho [2]

Dua provinsi di Indonesia, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah dua wilayah yang menghasilkan temulawak dalam jumlah besar. Di Jawa Timur sendiri, setiap tahun rata-rata menghasilkan 9 juta kilogram temulawak siap jual.Pacitan, kota asal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi penghasil temulawak terbesar. Setiap tahun, 5 juta kg temulawak dihasilkan dari petani yang menanam temulawak di lahan seluas 6 juta hektar. Selain Pacitan, Trenggalek, Malang dan Pasuruan juga merupakan pemasok temulawak potong kering siap panen.

Budiwahyuningsih, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Pacitan mengungkapkan, kondisi di daerah barat Jawa Timur ini memang pas untuk penanam temulawak. Kondisi geografis yang berbukit dan kering, membuat temulawak tumbuh subur di sela-sela pepohonan keras yang juga tumbuh di wilayah itu. "Tidak ada trik khusus untuk menumbuhkan temulawak, tinggal ditanam saja di sela-sela pohon jati atau cengkeh yang banyak tumbuh di sini," katanya.

Kondisi yang demikian membuat Pacitan memprogramkan penggalakan tanaman biofarmaka seperti temulawak, jahe dan kunyit, sebagai tanaman sampingan. Khususnya di daerah kawasan Kecamatan Nawangan dan Kecamatan Bandar yang terletak di perbatasan antara Pacitan dan Ponorogo. Di daerah yang terletak di ketinggian sekitar 1000 dpl memang pas dengan kebutuhan tanaman temulawak. Apalagi, temulawak termasuk tanaman berbatang basah yang tidak banyak membutuhkan air.

Dengan tinggi rata-rata 1 meter temulawak bisa dipanen pada umur 7 – 12 bulan. Tanda paling sederhana adalah bau menyengat khas temulawak. Panen temulawak paling bagus dilakukan saat temulawak berusia 10 – 12 bulan. Biasanya, saat itu, dedaunan akan luruh dan mengering. "Uniknya, umur temulawak bisa sangat panjang, bahkan, tidak dipanen pun masih tetap bisa digunakan untuk panen masa berikutnya," kata Budiwahyuningsih.

Rimpang temulawak hasil panen dicuci dari tanah dan kotoran, lalu diangin-anginkan, hingga kulitnya tidak lagi basah. Temulawak yang sudah siap diolah kemudian diiris setebal 2-3 mm lalu dijemur akan dikeringkan dengan menggunakan oven. Para pengepul temulawak biasanya akan mengambil temulawak kering secara berkala dan dipasarkan ke pabrik-pabrik pengolahan extract temulawak. Lalu, dipasarkan ke perusahaan pengobahan produk berbahanbaku temulawak. "Sayang, di Pacitan belum ada pabriknya," kata Budiwahyuningsih.

Secara turun temurun, masyarakat setempat menjadikan air rebusan temulawak untuk membantu memperlancar air susu ibu dan inflamasi (pembengkakan) rahim pada wanita sehabis melahirkan. Oleh penduduk di beberapa daerah di Pulau Jawa, ada yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi batang dan rimpang muda sebagai sayur, baik secara mentah maupun dimasak terlebih dahulu.

Temulawak, "Harta" Terpendam yang Belum Banyak Digali

Iman D. Nugroho [1]

Kalau China memiliki ginseng, Indonesia punya temulawak. Bedanya, temulawak tidak termasyur sebagaimana ginseng. Padahal soal kasiat, temulawak tak kalah hebat.

***

Siapa tidak kenal temulawak? Akar dari tanaman perdu ini, sering kali diidentikkan dengan obat tradisional seperti halnya jahe, kunyit dan kencur. Tapi, belum banyak yang tahu khasiat dahsyat tanaman bernama ilmiah Curcuma Xanthorrhiza dari keluarga perdu Zingiberaceae. Temulawak memang bukan tanaman biasa. Tanaman perdu yang pada awalnya tumbuh di sela-sela pohon berbatang keras itu mengandung berbagai zat yang sangat berguna.

Terutama untuk merangsang sekresi empedu dan pankreas. Ahli tanaman obat tradisional Universitas Airlangga, Mangestuti mengatakan, zat-zat yang terkandung dalam temulawak, seperti protein, pati, zat warna kuning kurkuminoid dan minyak atsiri bisa digunakan untuk menstimulus berfungsinya organ-organ tubuh secara baik. "Saat ini, temulawak sudah digunakan untuk mengobati saluran pencernaan, kandung empedu, pankreas, usus halus, kelainan hati, tekanan darah tinggi dampai TBC," katanya.

Bagi masyarakat tradisional, terutama di Jawa, temulawak juga dijadikan sebagai bahan obat diare, kurang nafsu makan, lambung dan kurang darah. Karena itulah, hingga saat ini, minuman temulawak tetap menjadi favorit masyarakat tradisional. Biasanya, minuman berbahan temulawak akan disejajarkan dengan minuman tradisional lain seperti sinom (daun pohon asam) dan beras kencur (berbahan beras dan tanaman kencur). Juga jamu-jamu tradional lainnya.

Bagian dari temulawak yang umum dipakai adalah rimpangnya. Rimpang temulawak bercabang-cabang, bagian luar berwarna kuning gelap sampai coklat merah. Kalau diiris, akan terlihat bagian dalam yang berwarna oranye sampai merah oranye. Warna ini bisa dibedakan dari rimpang empon-empon lainnya sehingga kita dengan mudah untuk mengenalinya.

Mangestuti menjelaskan, banyak penelitian yang sudah dilakukan terhadap temulawak, baik di luar maupun dalam negeri. Hasilnya memang menakjubkan. Temulawak kaya akan kandungan minyak atsiri, dimana dari rimpang kering dapat dihasilkan lebih kurang 3,8 persen minyak yang mengandung ar-kurkumen, xanthorrizol, omega, beta-curcumene sebagai senyawa utama. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa xanthorrhizol berkhasiat anti tumor.

Senyawa kandungan lain yang terkenal adalah kurkumin, yaitu senyawa berwarna kuning yang mempunyai khasiat antimikroba. Kurkumin berkhasiat sebagai antioksidan,dan mampu mencegah terjadinya kerusakan sel yang memicu timbulnya penyakit yang menakutkan, yaitu tumor dan kanker. Penelitian pada hewan percobaan untuk membuktikan khasiat antikanker temulawak sudah banyak dilakukan dan menunjukkan hasil yang menggembirakan.

"Yang tak kalah hebat adalah kerja temulawak sebagai analgesik (penghilang rasa sakit), diuretik (pelancar keluarnya air seni), inflamasi, penurun kadar trigliserida karena modifikasi metabolisme lemak dan penurun kadar gula darah," jelasnya. Salah satu hasil penelitian membuktikan khasiat temulawak sebagai hepatoprotektor, yaitu pelindung fungsi liver. Selain gangguan liver dalam bentuk penyakit kuning, bahan ini juga dapat membantu mengatasi atau mencegah terbentuknya batu empedu. Wow,..

Hanya saja, tambah Mangestuti, hal ini belum tersosialisasi dengan baik. Kegunaan temulawak yang luar biasa tidak secara baik dimengerti oleh generasi masa kini. Masih banyak kengganan generasi modern untuk mengkonsumsi temulawak. "Mereka lebih percaya dengan ginseng atau obat-obat modern dari pada temulawak, padahal temulawak jauh lebih sehat," katanya. Karena itu, Mangestuti menyarankan adanya gerakan nasional untuk mensosialisasikan temulawak menjadi bahan baku yang menyehatkan.

17 November 2009

Pameran Besar bagi Alumni Jerman

Press Release

Dalam rangka peresmian Portal Alumni Jerman di Indonesia, pada tanggal 14 dan 15 November 2009 diselenggarakan acara „Pameran dan Konferensi Alumni Jerman“ di Hotel Shangri-La di Jakarta. Pada pameran tersebut 30 lembaga dan perusahan Jerman ikut tampil. Dengan jumlah peserta yang diperkirakan mencapai sekitar 900 orang, dapat dikatakan acara yang diselengarakan oleh DAAD ini sangat berhasil.

Pada pidato sambutannyaa Duta Besar Jerman, Dr. Norbert Baas menunjuk pada meningkatnya peranan Indonesia dalam kancah politik internasional dan menilai para alumni Jerman sebagai aktor penting dalam memperdalam hubungan Jerman – Indonesia di bidang ekonomi, politik dan ilmu pengetahuan. Wakil Presiden DAAD, Prof. Dr. Max Huber, menekankan dalam pida-tonya bagaimana pentingnya mempersatukan kekuatan dari segala penjuru, misalnya dalam usaha mengatasi masalah seperti Perubahan Iklim.

Dalam acara diskusi, yang diikuti oleh wakil-wakil dari peneliti, ilmuwan, ahli ekonomi dan Kedutaan, muncul pertanyaan akankah dilakukan hubungan atau kerja sama antara para ilmuwan dan para ahhli ekonomi. Dalam workshop-workshop yang diselenggarakan, para peserta dapat memperoleh informasi lengkap tentang keuntungan yang bisa diperoleh melalui Portal Alumni Jerman

Portal Alumni Jerman merupakan suatu penawaran situs gratis, yang dijalankan oleh lima organisasi Jerman dan dibiayai oleh Kementerian Kerja Sama Pembangunan Jerman. Portal tersebut memberi kesempatan kepada para alumi Jerman di seluruh Dunia untuk
mengamankan kerjaan dan menjalin hubungan serta mengunakannya untuk keperluan pribadi
maupun untuk keperluan bisnis mereka.

*Keterangan Foto: Dari kiri ke kanan: Prof. Dr. Max Huber, Botschafter Dr. Baas, Dr. Helmut Buchholt

Lagi-lagi, Film Memunculkan Kontroversi

Iman D. Nugroho



Film berlatar belakang agama kembali menjadi kontroversi. Setelah film Da Vinci Code, kali ini film 2012 menjadi buah bibir. Tidak hanya buah bibir bagi masyarakat yang terkagum-kagum menontonnya, tapi juga dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengkhawatirkan film itu bisa menggoyang akidah. Karena, dalam film itu diceritakan bagaimana kiamat akan datang pada tahun 2012 atau tiga tahun lagi.

Memandang film 2012, seharusnya tidak berbeda dengan memandang film-film lain. Yakni, melihatnya sebagai sajian fiksi belaka. Artinya, tidak benar-benar terjadi. Karena memang seperti itu adanya. Film 2012 tidak ubahnya film kartun Donald Bebek yang tidak nyata. Atau film G30S-PKI yang di dalamnya berisi persepsi sejarah yang terjadi pada 30 Setember 1965. Namun, dari sudut pandang Orde Baru yang ketika itu di bawah (alm) Soeharto. Semua film, tidak lebih dari sajian fiksi.

Jadi mengapa harus dilarang-larang? Aneh!