Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

17 Maret 2008

Aksi Kekerasan Petani Masih Terjadi

Aksi kekerasan terhadap petani, masih terus terjadi. Kali ini terjadi di Desa Kebonrejo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi Jawa Timur. Dari siaran pers yang diterima IDDaily, hingga saat ini polisi dari Polres Banyuwangi dan PT. PN XII UUS Malangsari masih melakukan aksi penganiayaan dan pengerusakan tempat tinggal anggota Margorukun Lestari.


Kasus yang menimpa anggota Margorukun Lestari itu tersebut memang bukan barang baru. Sudah setahun belakangan, presure terhadap aktivis petani terjadi di Banyuwangi. Komnas HAM yang sempat turun tangan dan melakukan investigasi serta memberikan saran-sarannya untuk tidak menempuh cara kekerasan dalam penyelesaian sengketa agraria, diabaikan oleh Polres Banyuwangi dan PTPN XII.

Melalui siaran persnya, anggota Mrgorukun Lestari meminta Pemerintah tidak lepas tangan dan bisa memberikan solusi yang tepat atas persoalan itu. Mereka juga meminta pemerintah untuk tidak bertindak hanya atas dasar formalitas alat bukti hak atas tanah. Sebab di luar itu juga ada masalah kemiskinan rakyat yang harus diatasi.

15 Maret 2008

Peserta Final Olimpiade Matematika Hadapi Alcombi

Menyisakan sebelas tim dari ketegori SMA dan dua belas tim kategori SMP, babak final Olimpiade Matematika ITS (OMITS) 2008 berlangsung seru. Di babak ini, para finalis ditantang untuk memecahkan tiga soal algoritma combinatorik (alcombi) dalam batasan waktu sepuluh menit. Dengan soal tersebut, mereka diuji kecekatan dan ketelitiannya dalam melakukan penalaran matematis.


Matematika tak hanya cukup dengan menghafal rumus saja, namun pemahaman akan penerapan kaidah matematika pada suatu kasus harus diperhatikan pula. Dan itulah yang ditunjukkan dalam babak final OMITS 2008, Minggu (9/3). Sebelas tim dari kategori SMA beradu strategi memecahkan soal alcombi yang diberikan dewan juri.

Masing-masing dari tim diberi waktu 90 menit untuk memecahkan tiga soal tersebut. Waktu yang disediakan itu sudah termasuk toleransi untuk menyalin uraian jawaban ke lembaran kertas dan lembaran mika. Jawaban di lembaran kertas nantinya akan diberikan ke dewan juri untuk dikoreksi, sedangkan lembaran mika dipersiapkan untuk sesi presentasi. Usai menjawab soal, peserta dilarang untuk ke luar, mereka dikarantina dalam satu ruangan.

Baru pada saat menjelang presentasi, tiap tim dipanggil secara bergantian untuk mempresentasikan jawaban mereka. Di sinilah bagaimana ketangkasan tiap tim terlihat. Selama sepuluh menit, mereka diberi kesempatan memamerkan strateginya dalam mengocek rumus dan angka.

Untuk diketahui alcombi merupakan permasalahan matematis yang membutuhkan penalaran dan analisis tajam. Secara detail, soal alcombi yang diberikan meliputi permasalahan segitiga dalam lingkaran, KPK dan FPB, serta soal kuadrat sempurna. Ketiga soal tersebut sama untuk tiap timnya. Sehingga untuk menghidari adanya kecurangan, panitia memisahkan mereka dan melakukan karantina usai mengerjakan soal.

Meski dari sekian peserta merasa optimis atas jawabannya, tapi ternyata ada saja kesalahan yang muncul yang diungkit oleh dewan juri. Bahkan, variabel tanpa keterangan pun disoroti oleh juri.

Saat presentasi dari tim SMA 1 Kharisma Bangsa Jakarta misalnya. Kendati mereka dengan jitu mampu menyelesaikan soal yang diberikan, tapi adanya beberapa rumus dengan variabel yang dianggap tak berhubungan menyebabkan juri pun memberondong mereka dengan bermacam pertanyaan. "Kalau ada variabel tambahan, mohon diberi keterangan. Sehingga tak menimbulkan kerancuan," ujar salah seorang juri.

Pengalaman yang sama juga dialami oleh tim dari SMA 1 Balikpapan. Mereka sempat diingatkan oleh tim juri agar berhati-hati dalam memahami kasus yang diuraikan soal. Karena, asumsi sekecil apa pun pasti akan mempengaruhi proses penyelesaiannya. "Terima kasih kepada dewan juri karena telah mengingatkan. Ketidaktelitian kami tak lepas juga dari tekanan waktu yang diberikan, apalagi soal yang diberikan juga standar olimpiade nasional," ujar salah seorang wakil SMA 1 Balikpapan yang masih duduk di kelas X itu.

Final OMITS 2008 untuk kategori SMA ini berlangsung hingga tengah hari. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan final untuk kelompok SMP. Dari total 23 finalis tersebut, nantinya akan dipilih sepuluh pemenang, dengan jatah lima terbaik bagi tiap kategorinya.

"Selain memperebutkan piala Menteri Pendidikan Nasioanal (Mendiknas), piala gubernur, dan piala rektor, khusus juara kategori SMA nanti bisa direkomendasikan untuk mendapat beasiswa prestasi dari ITS," tutur Firman Maghfirah Hidayah, Ketua Himpunan Mahasiswa Matematika ITS. HUMAS-ITS, 9 Maret 2008.

14 Maret 2008

Berangan-angan Merebut Hati Kaum Sarungan

Menjelang Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2008

Iman D Nugroho

Pemilihan Gubernur Jawa Timur dan Wakilnya memposisikan Nahdliyin, sebutan untuk anggota Nahdlatul Ulama (NU), Jawa Timur sebagai rebutan. Hampir semua bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang akan bertarung 23 Juli 2008 mendatang menggandeng tokoh-tokoh NU. Diharapkan, tokoh-tokoh NU itu akan menjadi vote getter.

Hal itulah yang dilihat pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Kacung Marijan. Namun, kata Kacung, belum tentu pilihan merangkul tokoh NU akan menjadi jaminan bahwa calon gubernur-calon wakil gubernur itu akan menang. "Masih harus dilihat lagi, siapa sosok calon gubernur dan wakilnya itu, dan pertanyaan terpenting, apakah rakyat jawa timur percaya kepada mereka," katanya.

Perebutan suara NU itu tampak dari empat pasangan bakal calon gubernur dan wakil yang sempat muncul. Wakil Gubernur Jawa Timur, Soenaryo yang diusung Partai Golkar, menggandeng Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur Ali Maschan Moesa sebagai calon wakil gubernurnya.

Hal yang sama juga dilakukan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Soekarwo yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat. Tokoh yang akrab disebut Pakde Karwo itu menggandeng Syaifullah Yusuf, Ketua Nasional Ansor. Ansor adalah organisasi kepemudaan di bawah NU.

Sementara Partai Kebangkitan Bangsa yang kemungkinan akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), memunculkan Bupati Kabupaten Mojokerto yang juga tokoh NU, Ahmady, sebagai calon gubernur. Hingga saat ini, Ahmady masih belum menemukan calon wakil gubernur yang akan mendampinginya.

Koalisi partai kecil yang ada di DPRD Jawa Timur, agaknya juga akan ikut "bermain" memunculkan calon gubernur dan wakil gubernurnya. Sosok Mantan Pangdam V Brawijaya, Djoko Soebroto disebut-sebut sebagai sosok yang akan didukung oleh partai kecil itu. Wakilnya, tak lain adalah salah satu tokoh PKB Nasional, Khofifah Indarparawangsa.

Kacung Marijan menilai, saat ini Nahdliyin sudah mengalami pergeseran kultur. Kalau dulu, kaum Nahdliyin selalu mengamini langkah politik kyai (pemimpin agama), tapi sekarang tidak lagi. "Nahdliyin bisa membedakan mana urusan agama, dan mana urusan politik, diawali tahun 1984, ketika NU kembali ke khitah dan keluar dari politik, maka saat ini pun tetap seperti itu. Apalagi, sekarang kaum Nahdliyin sudah pintar memilih," katanya.

Machmud Djujono, Ketua Tim Pilkada Gubernur pasangan Soenaryo-Ali Maschan Moesa memahami alasan Soenarjo memilih Ali Maschan Moesa. Machmud menyebut pasangan Soenarjo-Ali seperti gabungan nasionalis dan religius. "Ada juga yang menyebut gabungan antara kaum abangan dan kaum santri, seperti karakteristik masyarakat Jawa Timur," kata Machmud pada The Jakarta Post, Jumat (14/03/08) ini.

Ali, diharapkan menjadi vote getter dari konstituen Nahdliyin di Jawa Timur. Posisi Ali sebagai Ketua PWNU, menurut Machmud menjadi magnet bagi suara anggota NU di Jawa Timur. "Kami (tim Soenaryo-Ali) menyadari, banyak calon yang juga menggandeng tokoh NU, tapi jangan lupa, ketua PWNU itu Pak Ali, kami harap masyarakat memilih Pak Ali," kata Machmud.

Yang agak berbeda adalah pasangan calon yang didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. PDI Perjuangan Jawa Timur memilih untuk melanjutkan kepercayaan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri yang merestui Ketua DPP PDI Perjuangan Soetjipto menjadi calon gubernur Jawa Timur. Sutjipto menggandeng tokoh Partai Golkar Jatim, Ridwan Hisyam sebagai calon wakil gubernurnya.

11 Maret 2008

Science For Kids, Langkah Cerdas Memperkenalkan Matematika dan IPA

Pelajaran matematika dan IPA tak selamanya menjadi momok bagi siswa Sekolah Dasar (SD). Buktinya, sebanyak 90 siswa SD justru bersemangat mengikuti Science For Kids di gedung Rektorat ITS, Selasa(11/03/08) ini. Mereka disuguhi berbagai macam aplikasi ilmu Matematika dan IPA atau MIPA dalam kehidupan nyata.

Beberapa trik yang sering disajikan dalam pertunjukkan sulap, diterangkan secara ilmiah kepada mereka. Seperti cara menarik taplak meja tanpa menumpahkan makanan di atasnya. Anak-anak pun berdecak kagum. ”Wah seperti sulap ya,” ujar Ahmad Zulkarnain, siswa SD Mabadiul Ulum, usai menyaksikan tayangan di video interaktif tentang aplikasi hukum Hukum Newton itu.

Respon tak kalah seru juga diberikan saat mereka melihat tayangan video tentang resonansi, pemuaian benda juga tentang listrik. Cerita tentang lampu neon adalah salah satunya. ”Lampu ini bisa menyala karena diisi dengan gas kripton, tapi sudah terlanjur disebut lampu neon,” terang Nailul Hasan, mahasiswa MIPA Fisika saat menerangkan aplikasi ilmu fisika di dalam kehidupan nyata.

Para siswa yang mayoritas mengaku tidak senang mengfavoritkan pelajaran matematika ini justru antusias mendengarkan penjelasan tentang statistika. Ilmu hitung-hitungan yang terkesan rumit, menjadi lebih menyenangkan saat disampaikan melalui game dan kuis. ”Statistika itu sahabatnya angka dan saudaranya matematika,” jelas mahasiswa jurusan Statistika Novita.

Cara mengenalkan sains dengan cara sederhana kepada anak-anak SD ini memang yang menjadi tujuan utama dari program Science for Kids. Anak-anak yang rata-rata duduk dibangku kelas 5 SD menjadi sasaran utama pengenalan ilmu-ilmu pasti dasar ini. Mereka adalah perwakilan dari SD Menur Prumpungan, SD Mabadiul Ulum, SD Islam Raden Patah, SD Yapita, dan SD Klampis Ngasem I.

”Kami ingin sekali mengenalkan MIPA sebagai basic science kepada anak-anak SD,” papar PD III FMIPA ITS Bandung Arisanjoyo. Mulai matematika, biologi, fisika, kimia, hingga statistika. Selama ini, ilmu MIPA masih dianggap sebagai momok oleh anak-anak sekolah. Padahal, menurut Bandung, dengan cara penyampaian yang sederhana MIPA gampang dimengerti oleh anak-anak sekalipun.

”Ini kesempatan untuk membuat anak-anak menyukai pelajaran MIPA,” lanjutnya. Di hadapan anak-anak SD, Bandung menyatakan pentingnya mempelajari ilmu MIPA. ”Peran matematika dan IPA tidak bisa diabaikan dalam pengembangan sains dan teknologi,” jelasnya. Karenanya, Bandung berpesan agar anak-anak SD lebih tekun belajar dan tidak bosan-bosan mempelajari MIPA.

07 Maret 2008

Usulan Teknis Membunuh Lumpur Lapindo

Dikutip dari buku (mem)Bunuh Sumur Lapindo

Menghentikan semburan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, ternyata bukan hal yang tidak mungkin. Sebuah buku berjudul (mem)Bunuh Sumur Lapindo yang ditulis oleh Gerakan Menutup Lumpur Lapindo, menjelaskan secara rinci dan detail langkah-langkah menghentikan semburan lumpur itu.

Buku yang merupakan kumpulan pokok pikiran dari 12 tokoh nasional itu coba mengulas tuntas persoalan yang melilit, setelah lumpur panas dan berbahaya itu menyembur di Desa Siring, Porong. Tokoh-tokoh seperti Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, Ir.Salahuddin Wahid, Dr. Tjuk Kasturi Sukiadi, Dr. Rudi Rubiandini, Dr. Suparto Wijoyo, Dr. Wibisono, Ir. Mustiko Saleh, Ir. Kersam Sumanta, Letjend. Mar (Purn) Suharto, Prastiyo, Peter A. Rohi dan M. Deddy Yulianto, "menyelami" lumpur yang membuat belasan ribu orang diusir dari tempat tinggalnya itu.

Pertanyaannya, maukah pemerintah mendengar dan melakukannya?

Tahap Pertama: Membuat lubang komunikasi dari permukaan ke sumber semburan atau lebih bawahnya.

Bila memungkinkan, langkah itu bisa dilakukan melalui sumur yang ada (Banjarpanji-1) dengan menggunakan "snubbing unit" atau "small rig". Upaya ini pernah dilakukan oleh Tim Nasional (Timnas) Semburan Lumpur. Namun, karena di dalam lubang masih terdapat "fish" (besi pemboran yang ditinggalkan di dalam lubang) dan casing (pipa pelindung lubang) yang rusak, maka hal itu sepertinya tidak mungkin dilakukan.

Pilihan lain adalah membuat sumur baru yang jaraknya cukup jauh, di areal yang memiliki tanah yang masih relatif stabil. Di lokasi itu dilakukan pemboran miring atau dikenal sebagai "relief well". Upaya ini juga pernah dilakukan oleh Timnas, namun tidak efektif. Banyak hal-hal non teknis yang mengganggu pelaksanaan program ini. Sebagai gambaran, Rig Century yang disewa dari Australia hanya bekerja efektif sekitar 2 bulan, dari 6 bulan keberadaannya di lapangan. Lebih parah lagi, Rig punya Pertamina hanya memiliki kesempatan 2-3 minggu dari 5 bulan keberadaannya di lapangan.

Tahap Kedua: Mematikan sumber semburan.

Menginjeksikan lumpur yang memiliki berat jenis tinggi, sehingga ketika bercampur dengan cairan pada sumber semburan akan menghasilkan lumpur yang mampu mengimbangi tekanan semburan.

Bila tidak berhasil, dapat menggunakan metode mengalirkan air panas asing dari sumbernya ke permukaan melalui sumur "relief well". Kegiatan ini bisa dipercepat dengan mengggunakan pompa berukuran besar. Diperkirakan bisa mengurangi tekanan dan aliran ke arah saluran yang selama ini menyembur tidak terkontrol.

Cara terakhir bila dua metode di atas tidak berhasil adalah mematikan sumber semburan dengan menggunakan bahan peledak. Bahan peledak akan meruntuhkan lapisan di sekitar pusat semburan.

Pertamina diusulkan sebagai pelaksana kegiatan penutupan lumpur Lapindo. Selain BUMN milik pemerintah, Pertamina juga dianggap memiliki peralatan dan saranan yang diperlukan. Pelaksanaan membunuh Sumur Lapindo, diperkirakan hanya membutuhkan waktu dua bulan lamanya. Sumber pendanaan bisa digali dari swadaya masyarakat, APBN, APBD kota/kabupaten se-Jatim, sumbangan dari perusahaan nasional, perusahaan asing dan lembaga donor luar negeri.

Maukah pemerintah melakukannya?