Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

28 November 2007

Mengintip Anak-anak Leupung, Aceh Besar

Saat tsunami menerjang Nanggroe Aceh Darussalam, 26 Desember 2004 lalu, Desa Meunasah Masjid, Kecamatan Leupung, Aceh Besar benar-benar "habis". Hanya beberapa orang, dari ribuan orang yang ada di desa itu bertahan hidup. Sementara yang lain meninggal atau hilang entah kemana. Kini, waktu berlalu. Benih baru mulai tumbuh. Tawa anak-anak bersanding dengan geliat kehidupan masyarakat Leupung. Semoga menjadi awal yang baik..

PULANG. Murid TK Leupung dalam perjalanan pulang.

BELAJAR MENGEJA. Guru MIN Leupung tekun mengajari salah satu murid di sekolah itu.

"TANK". Awas ada "tank" yang melaju di halaman MIN Leupung.

SMACKDOWN! "Sudah, aku nyerah.."

DI DEPAN RUMAH. Elma Purwani duduk di depan rumah bantuan di Desa Meunasah Masjid, Lepung, Aceh Besar.


Jazz, Aceh dan Lampu Mati


JAZZ DI ACEH.
Group jazz Lou G band menggelar performanya di Gedung Aceh Community Center (ACC) Banda Aceh, NAD Selasa (27/11) malam. Dalam event itu, musisi asal Belanda itu sempat berkolaborasi dengan musisi lokal dan mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Banda Aceh. Sebelum tampil di Banda Aceh, Lou G tampil dalam JakJazz 23-25Nopember lalu. Yang unik, pagelaran itu sempat diwarnai dengan lampu mati beberapa kali.


27 November 2007

Diumpat Lebih Rendah Dari Kotoran, Wartawan Aceh Melawan

Pelecehan terhadap tiga wartawan di Kabupaten Aceh Barat Daya oleh Bupati Abdya Akmal Ibrahim, pada Rabu (21/11) lalu berbuah perlawanan. Tiga wartawan yang dihina Bupati yang juga mantan Redaktur Pelaksana Serambi Indonesia itu, Jaka Rasyid (Harian Waspada), Alman (Rakyat Aceh), dan Faisal (Harian Global) melaporkan kasus ini ke Polisi.

Ihwal pelecehan itu terjadi saat ketiga wartawan itu hendak mengonfirmasi laporan Gerakan Antikorupsi Indonesia yang menuding Akmal mengorupsi dana APBD tahun 2007. Gerak Indonesia melaporkan kasus dugaan korupsi itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Namun, belum sempat mereka memperoleh keterangan, Bupati Akmal Ibrahim malah mendamprat dengan kata-kata kasar. "Tulis saja semua kalian, jangan cari pembenaran kepada saya," kata Jaka Rasyid menirukan ucapan Akmal di sela-sela jumpa pers di Kantor AJI Banda Aceh, Selasa (27/11) ini. Awalnya, wartawan menilai hal itu gurauan semata dengan menjelaskan maksud kedatangan mereka ke rumah Akmal.

Akmal tidak menghiraukan. Ia malah terus menghardik para wartawan. Puncaknya, Akmal Ibrahim berujar dengan nada tinggi, “Lebih mahal harga tai dengan kalian,” katanya. Penghinaan itu dilakukan secara berulang-ulang di hadapan pendukungnya serta anggota DPRK Abdya, Baihaqi Daud dan Muzakir ND. Beberapa orang yang mendengar menyambut umpatan itu dengan tertawa.

Tiga wartawan memilih pergi dan melaporkan kasus ini ke AJI Banda Aceh dan Polres Persiapan Kabupaten Aceh Barat Daya. Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh, Muhammad Hamzah mengecam tindakan Bupati Akmal Ibrahim yang telah merendahkan dan melecehkan profesi wartawan. “Itu jelas pelecehan, AJI Banda Aceh mendukung upaya Jaka dan kawan-kawan bila ingin menyelesaikan kasus ini sesuai hukum,” katanya.

AJI Banda Aceh mendorong kepada kedua belah pihak untuk menyelesaikan kasus ini secara baik, meski harus menempuh jalur hukum. “AJI Banda Aceh juga Mendesak aparat keamanan untuk menggunakan Undang Undang No 40/1999 tentang Pers dalam menangani kasus pelecehan dan penghinaan wartawan ini, serta mendorong kepada setiap jurnalis di Aceh untuk tetap menjunjung etika jurnalistik dan profesionalitas dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai jurnalis sesuai dengan UU Pers No 40/1999,” kata Hamzah.

Hingga saat ini Bupati Aceh Barat Daya oleh Bupati Abdya Akmal Ibrahim belum mengatakan permintaan maaf kepada wartawan. Dalam tahun 2007 terjadi enam kasus kekerasan pada wartawan di NAD. Yang terakhir pelecehan wartawan oleh pegawai Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias, Zainun Yusuf pada wartawan Serambi Indonesia. Kasus itu berakhir damai.

*Keterangan Foto:
Jaka Rasyid, Wartawan Harian Waspada, dalam jumpa pers di kantor AJI Banda Aceh, Selasa (27/11) ini.



Pantai dan Rumah Baru

Pantai dan Rumah Baru
Proses pembangunan rumah-rumah baru bagi para korban tsunami terus dilakukan. Salah satunya di pantai Seudu, Kecamatan Leupung, Aceh Besar. Meski tetap berada di dekat pantai dan di bawah bukit, rumah-rumah baru korban tsunami hampir usai dibangun. Foto diambil Senin (26/11) ini.


24 November 2007

Debu Banda Aceh


DEBU BANDA ACEH.
Siang menjelang, sebagian jalanan di Banda Aceh NAD diselimuti debu. Seperti yang terjadi di Jalan Ella, Simpang Surabaya, Sabtu (24/11) siang ini. Truk-truk yang lewat di jalan itu menerbangkan debu yang ada di sana.