Youtube Pilihan Iddaily: Elon Musk
       

17 April 2009

Photo Corner: Trik Motret di Balik Bayangan

by Fully Syafi

Memanfaatkan obyek siluet sebagai bagian dari foto adalah salah satu trik untuk mengisi bagian kosong dr gambar. Foto jenis ini cukup unik, apalagi bila bayangan bisa menjadi "obyek utama" dari foto itu. Sekaligus untuk menghindari terlalu banyak ruang kosong dari gambar sehingga tercipta keseimbangan dalam komposisi.



16 April 2009

PSN Bidik 10 Besar

Rohman Arif

Kejuaraan balap sepeda Jelajah Malaysia sudah diambang pintu. Setidaknya terdapat dua tim asal Indonesia, Timnas Indonesia yang diwakili Custom Cycling Club dan Polygon Sweet Nice yang bakal berebut berkah pada ajang yang digelar 19-26 April. Bagi Polygon Sweet Nice Surabaya, keikutsertaan tahun ini diharapkan bisa menajdi lebih baik dibanding tahun lalu. Tahun ini Polygon Sweet Nice membidik bisa masuk 10 besar. Lebih dari itu, dengan adanya dua pebalap baru, Sergey Kudentsov dan Roman Krasilnikov bisa menjadi tulang punggung tim.


Direktur Polygon Sweet Nice Harijanto Tjondrokusumo mengungkapkan tahun ini timnya telah memercantik diri. Salah satunya dengan mendatangkan sejumlah pebalap baru. Selain Kudentsov dan Krasilnikov, masih ada Artyom Golovaschenko dan Kiril dan Kiril Kazantsev. Namun dua nama terakhir ini belum bisa disertakan dalam Jelajah Malaysia tahun ini.

"Setidaknya kami telah memiliki dua sprinter, Roman (Krasilnikov) dan Sergey (Kudentsov). Dua nama ini akan menjadi tulangpunggung kami sebagai ujung tombak kamu. Utamanya perebutan juara stage," terang Harijanto, Kamis (16/4) sore. Selama ini kelemahan yang dimiliki Polygon Sweet Nice adalah finisher medan flat.
Hal ini yang menyebabkn Polygon Sweet Nice hampir tidak pernah mendapat juara etape setiap tour. Dengan masuknya dua pebalap baru ini, Polygon Sweet Nice siap bertarung dengan tim manapun di garis finish medan flat. Terlebih selama Jelajah Malaysia ini terdapat jagoan-jagoan medan flat.

Sebut saja Anuar Manan, Ahmad haidar Anuar (timnas Malaysia), dan Samai (L2A Malaysia) dipastikan turun. Belum lagi sejumlah tim yang memiliki sprinter-sprinter tangguh dari Doha Team yang memiliki Abdelbaset Hannachidan Omar Hasanin. Jelly Belly (Amerika Serikat), Shimano Racing Team, JazySports Beacon Filipina, dan Azad University Iran. Tim-tim ini memiliki psrinter yang sudah terbiasa dijumpai Polygon Sweet Nice di berbagai ajang internasional.

Tim-tim tanguh yang sudah terbiasa dijumpai ini membuat tim asal Surabaya ini sadar diri. "Target 10 besar saya kira tidak berlebihan. Tahun lalu tim ini bisa menduduki posisi ketujuh pada Jelajah Malaysia," imbuh pengusaha makanan itu.

Pebalap yang akan diturunkan tidak mengalami perubahan. Dimana Sergey dan Krasilnikov bakal didampingi tiga pebalap lokal. Mereka dalah Hari Fitrianto, Herwin Jaya, dan Jimmy Pranata. Dua pebalap lokal, Hari dan Herwin dihrapkan bisa bertarung di medan tanjakan. Dia adalah climber dan saya berharap banyak padanya untuk perebutan yellow jersey atau red jersey," tandas Harijanto.

15 April 2009

Tabulasi Lambat, KPU Nasional Salahkan KPU Daerah

Iman D. Nugroho

Komisi Pemilihan Umum (KPU) nasional tidak bersedia disalahkan dalam lambatnya proses tabulasi nasional. Bahkan, KPU merasa hal itu bukan semata-mata terjadi karena kondisi information technology (IT) milik KPU, melainkan juga karena proses penghitungan dan input data dari KPU daerah yang juga berjalan sangat lambat. "Semua ini terkait dengan Anggota KPU Abdul Aziz dalam jumpa pers di Pusat Tabulasi Nasional di Jakarta, Rabu (15/4) ini.


Hingga lima hari setelah pelaksanaan Pemilu pada 9 April lalu, Tabulasi Nasional hanya berhasil mengimput dan mencatat tujuh juta suara. Rata-rata, setiap hari KPU secara nasional memasukkan data satu juta suara. Padahal sesuai jadwal, pusat tabulasi akan ditutup pada 20 April 2009 mendatang, atau sekitar lima hari lagi. Hasil yang sangat minimalis itu direaksi biasa saja oleh Abdul Aziz. "KPU sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghadirkan proses penghitungan secara online sebagaimana diamanatkan UU Pemilu, target kami tidak berubah, paling tidak akan tercatat 70 persen dari seluruh suara yang masuk," katanya.

Untuk mengejar target itu, kata Abdul Aziz, KPU sudah memaksimalkan dana Rp.35 miliar yang dianggarkan untuk keperluan IT KPU. Data itu digunakan untuk membangun jaringan di 339 titik dengan kabel dan 502 jaringan titik dengan menggunakan satelit. KPU juga membeli 12 server data yang digunakan untuk mengupload data. "Namun tetap tidak cukup, karena banyaknya yang upload adn download, karena itu perlu server tambahan yang dipinjam ke BPPT," katanya. Semua kelengkapan itu, jelas Abdul Aziz akan juga digunakan untuk kepentingan Pemilu Presiden yang akan berlangsung Juli 2009 mendatang.

Dalam press conference itu, Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary menjelaskan hasil pertemuan terakhir KPU. Yakni meyangkut tanggapan atas masalah yang muncul pasca pemilu. Salah satunya adalah persoalan dafter pemilih tetap (DPT). "Kami (anggota KPU) sudah bersekapat untuk menuntaskan masalah DPT. Caranya dengan pembersihan secara menyeluruh," kata Anshary.

Pembersihan yang dimaksud adalah menghapus nama-nama dobel, TNI-Polri dan pemilih yang masih berusia 17 tahun dan belum pernah kawin. Pembersihkan akan dilakukan hingga 10 Mei 2009. Dan pada tanggal 11-17 Mei 2009 akan diumumkan sebagai DPS pada masyarakat. KPU mengharapkan masyarakat akan memberikan tanggapan. "Kita berharap masyarakat akan membantu untuk mengecek DPS. Kalau sudah dikeluarkan DPT, tidak bisa diubah lagi. Ini perintah UU Pemilu," katanya.

Satu hal yang sempat mencuat dalam press conference itu adalah data yang masuk ke KPU atas nama calon legislatif nomor 1 Partai Demokrat (PD) dari Daerah Pemilihan II Sulawesi Selatan (Sulsel). Caleg bernama Mohammad Jafar Hafsah itu tertulis mendapatkan suara sebanyak 111.226.214. Padahal, total suara yang diterima KPU hingga saat ini masih dalam titip 7.886.812 juta. Ketua Komisi II DPR RI Mangindaan yang ada di Pusat Tabulasi Nasional hanya tertawa kecut saat mengetahui hal ini."Tolong Ini perlu diperbaiki," katanya.

Anggota KPU yang saat itu ada di lokasi dengan enteng mengatakan bahwa data belum divalidasi. "Itu belum divalidasi, karena kalau memang data yang masuk sebanyak itu, mungkin grafiknya bisa melnonjak tinggi, tapi tidak demikian yang terlihat di grafik," kata anggota KPU Abdul Aziz.

Gedung KPU Dipagari Kawat Berduri

Iman D. Nugroho

Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia di Jl. Diponegoro, Jakarta dipasangi kawat berduri, Rabu (15/4) ini. Pemasangan kawat di depan pintu masuk itu adalah antisipasi kedatangan demonstrasi dari partai kecil peserta pemilu yang rencananya akan digelar hari Rabu ini. Tampak pada gambar, seorang kameramen tv sedang mengabadikan hal itu.




AJI Indonesia dan LBH Pers Persiapkan Gugatan Balik ke Sisno Adiwinoto

Iman D. Nugroho

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers mempersiapkan gugatan balik kepada mantan Kapolda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Irjen Polisi Sisno Adiwinoto. Hal itu akan dilakukan setelah Sisno melayangkan gugatan Perdata berupa tuntutan senilai Rp.10 miliar kepada Koordinator Kualisi Jurnalis Anti Kriminalisasi Pers Kota Makassar, Jupriadi Asmaradhana. "Gugatan itu merupakan tekanan terhadap kebebasan berpendapat," kata Ketua AJI Indonesia, Nezar Paria, Rabu (15/4) ini di Jakarta.


Kasus yang menyeret mantan jurnalis Metro TV di Makassar ini berawal dari komentar Sisno yang ketika itu menjabat sebagai Kapolda Sulselbar. Komentar Sisno yang mengatakan bahwa masyarakat bisa melaporkan pers ke polisi (tanpa mekanisme yang sudah diatur di UU Pers), dilaporkan oleh Jupriadi Asmaradhana ke Dewan Pers, Komisi Polisi Nasional dan DPR RI. Sisno yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Sulselbar, merasa tersinggung dengan hal itu, dan melaporkan Upi sebagai tindakan mencemarkan nama baik.

Kasus yang sedang berproses di pengadilan itu bertambah "ramai" dengan Gugatan Perdata baru oleh Sisno Adiwinoto pada 23 Maret 2009. Tidak tanggung-tanggung, Sisno menuntut Jupriadi untuk mebayar ganti rugi sebesar Rp.35 juta, imateriil Rp.10 miliar dengan uang paksa (dwangsom) Rp.100 ribu/hari. "Gugatan itu jelas di luar akal sehat dan kental dengan nuansa tendensi personal dan tidak fair," kata Nezar Patria. Ketua AJI Indonesia ini melihat Sisno yang sudah pindah ke Polda Sumatera Selatan ini menggunakan jabatannya di kepolisian untuk keuntungan pribadi. Hal itu tampak dalam status Sisno dalam gugatan itu yang tertulis sebagai pribadi dan kepolisian.

AJI Indonesia menekankan, apapun kondisinya, AJI sebagai organisasi profesi jurnalis akan habis-habisan menghadapi Sisno dalam kasus ini. Termasuk menyiapkan gugatan balik kepada Sisno."Kami ingin Sisno berpikir ulang tentang semua yang sudah dilakukannya dalam kasus ini, kami akan melawan hingga proses hukum yang paling tinggi sekalipun," kata Nezar Patria. Nezar melihat, belakangan ini polisi semakin doyan menghantam pers dengan KUHP terutama pasal pencemaran nama baik, dan melupakan UU Pers sebagai alat menyelesaikan kasus sengketa pers.

Direktur LBH Pers, Hendrayana mengungkapkan, intitusi Polri harus ikut mencermati kasus ini, lantaran ada dugaan Sisno sedang menggunakan institusi polisi sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan pribadi. "Perlu diteliti, jumlah Rp.10 miliar yang dituntutkan dalam gugatan perdata kepada Jupriadi itu untuk dirinya sendiri, atau untuk siapa," kata Hendrayana. LBH Pers adalah lelmbaga yang selama ini mendampingi Jupriadi di pengadilan.

ITS Berangkatkan Tim Pembina Desa Pesisir

Press Release

Sebagai tindak lanjut dari MoU Program Pembinaan Desa Pesisir (Bindesir) antara ITS dengan Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), ITS memberangkatkan tim menuju ke Provinsi Bangka Belitung (Babel), Rabu (15/4). Rombongan ITS ini akan melaksanakan program tersebut selama kurang lebih satu minggu ke depan. Tim yang diberangkatkan terdiri dari unsur dosen dan mahasiswa sebanyak 18 orang.


Diharapkan melalui dosen dan mahasiswa dalam anggota tim Bindesir ini, mampu menerapkan ilmu dan inovasi terutama dalam bidang teknologi terpadu kepada masyarakat desa setempat.
Program pembinaan desa pesisir sendiri merupakan kerjasama pertama antara Bakorkamla dan ITS. Dalam hal ini, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) yang diberi amanah menjadi penanggungjawab pelaksana program.
“Tentunya kehidupan masyarakat pesisir tidak bisa lepas dengan laut, oleh sebab itu banyak aplikasi tepat guna dari FTK yang dibutuhkan di sana,” jelas Prof Ir Djauhar Manfaat MSc PhD, Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) saat melepas tim Bindesir di Bandara Juanda.
Namun ia menambahkan bahwa dalam kesehariannya, masyarakat pesisir juga membutuhkan berbagai inovasi dari berbagai bidang ilmu. Karena itu penerapan teknologi yang dilakukan tak hanya dari bidang kelautan.
Karena itu, dalam pemberangkatan tim pertama ke Babel ini, FTK juga melibatkan mahasiswa dan dosen dari jurusan Arsitektur dan Teknik Lingkungan. “Pemberangkatan tim kita sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pesisir di tempat tujuan,” ujarnya.
Selanjutnya, sambung Djauhar, masih terdapat 50 desa pesisir yang tersebar di beberapa provinsi lagi dan tentunya ia berharap kelima fakultas di ITS juga dapat berpartisipasi dalam tim Bindesir selanjutnya.
Tim Bindesir Babel ini terdiri dari enam kelompok, yang masing-masing memberikan penyuluhan dan pelatihan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Bidang materi tersebut antara lain teknologi penangkapan dan penyimpanan ikan, pelatihan perawatan motor tempel, pencemaran laut, teknologi pembuatan kapal laut, tata pemukiman, serta sistem air bersih. “Semua penyuluhan dan pelatihan tersebut diberikan oleh dosen dan mahasiswa ITS sendiri, tentunya hal ini akan menjadi pengalaman berharga terutama untuk mahasiswa,” ungkap dosen Teknik Perkapalan ini.
Tujuan dari Bindesir sendiri, menurut Djauhar, lebih untuk meningkatkan kesejahteraan, pengetahuan dan keterampilan melalui berbagai bidang kegiatan yang bersifat konstruktif maupun pembinaan SDM sesuai skala prioritas. “Lalu yang tidak kalah penting adalah kemampuan mereka (masyarakat pesisir, red) untuk mengembangkan mata pencaharian alternatif berbasis pada sumber daya kelautan,” terang pria yang juga penggemar musik ini.
Sedang tujuan utama Bindesir sendiri adalah menciptakan rasa nasionalisme dan ketahanan nasional yang kuat dengan pondasi pembinaan ini. “Oleh sebab itu, sasaran Bindesir kita utamakan untuk desa-desa yang berada di pulau-pulau terluar dan berbatasan langsung dengan negara tetangga kita,” tandas Djauhar.
Persiapan dari tim Bindesir sendiri tidak main-main, jauh-jauh hari mereka telah menyiapkan materi dan perlengkapannya. Seperti halnya yang dilakukan oleh Teguh Santoso, mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan. Ia membuat materi pelatihan mengenai motor tempel dan minyak pelumas. “Sumber materi-materi saya dapatkan dari senior-senior di jurusan dan tentunya dari dosen pendamping saya, Ir Indrajaya Gerianto MSc,” terang pengurus Laboratorium Mesin Kapal ini.
Materi yang disusun pun seputar bagaimana perlakuan masyarakat pesisir terhadap perawatan motor temple, serta memberikan pengetahuan pentingnya mengganti dan melakukan pemilihan yang tepat terhadap minyak pelumas.
Lain halnya dengan Suhar Chandra yang menyiapkan beberapa topik mengenai teknologi pembuatan kapal kayu. “Kebanyakan masyarakat di pesisir pantai Indonesia membuat kapal kayu dengan kemampuan dan skill yang diberikan turun-menurun,” terang mahasiswa Teknik Perkapalan ini. Tanpa menghilangkan rasa kedaerahan dari pembuatan kapal kayu, mereka mencoba menyisipkan unsur teknologi terpadu yang bisa meningkatkan kemampuan kapal nelayan pesisir.

HUMAS-ITS, 15 April 2009

Duo Pianis Prancis Meriahkan Festival Musim Semi 2009

Akbar Insani

Duo pianis Ykeda Patrick Zygmanowski dan Tamayo Ikeda tampil memukau di depan ratusan penonton yang hadir dalam konser
Festival Musim Semi Prancis yang diadakan di hotel Sheraton
Surabaya, Selasa (14/4) ini. Festival Musim Semi Prancis di Indonesia sudah memasuki tahun yang kelima dengan Pusat Kebudayaan Perancis sebagai penyelenggaranya. Untuk memeriahkan Festival Musim Semi Perancis setiap tahunnya kebudayan - kebudayan tersebut menghadirkan kelompok atau seniman asal Perancis.






14 April 2009

Terpilih Dalam Pemilu Malah Masuk Rumah Sakit

Rumi Madinah

Gara-gara shock mendengar dirinya terpilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2009 dan dipastikan menjadi anggota legislatif di DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, seorang caleg dari Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) malah jatuh pingsan dan jatuh sakit. Karena dinilai parah dan khawatir kondisinya semakin buruk hingga kini caleg partai yang didirikan oleh ulama di Jawa Timur itu masih dirawat di RSU Kaliwates, Jember.


Reaksi unik itu dialami oleh Samanhudi alias Simon, Calon Legislatif (Caleg) nomor urut I untuk Daerah Pemilihan (DP) 6 Kabupaten Jember. Ditemui di sela-sela proses menjalani perawatan intensif di ruang Kelas 1 Nomor 15 RSU Kaliwates, Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Nasional Ulama Jember itu menceritakan kejadian yang terjadi saat dirinya akan menggelar rapat di kantor partainya.

Dalam perjalanan, Samanhudi mendengar kabar tentang posisi dirinya dalam Pemilu 2009 yang termasuk dalam zona aman, dan mendapatkan kursi di DPRD II Jember. Berdasarkan perhitungan suara manual yang dilakukan oleh internal partainya, calon untuk daerah pemilihan Kecamatan Jombang, Kecamatan Kencong, Kecamatan Gumuk Mas dan Kecamatan Puger itu memperoleh sedikitnya 2500 dari 10.000 suara yang diraup partainya. Entah shock atau grogi, tiba-tiba saja Simon merasa pusing dan panas. "Saya langsung membelokkan mobil ke RSU Kaliwates, tapi kondisi saya memburuk, bahkan harus menjalani rawat inap," katanya.

Diagnosa sementara dokter menjelaskan, Samanhudi sakit karena kelelahan dan kekurangan cairan. Ada dugaan, hal itu didapat karena proses pemilu kali ini yang melelahkan. Bukan hanya untuk Samanhudi, juga untuk seluruh komponen. "Mungkin Pemilu mendatang ada perubahan sistem yang lebih murah, meriah, tetapi tidak meninggalkan azas demokrasi," katanya.

Pemerintah dan KPU Dinilai Lalai, Tiga LSM Mengajukan Citizen Law Suit

Iman D. Nugroho

Tiga lembaga swadaya masyarakat (LSM), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Apik mengajukan gugatan warga negara atau Citizen Law Suit kepada Pemerintah RI dan KPU sebagai penyelenggaran Pemilu 2009. Pemerintah dan KPU dianggap sebagai pihak yang menghilangkan hak warga negara dalam Pemilu 2009.


Direktur YLBHI Patra M. Zen mengatakan pihak tergugat yang diperkarakan adalah Presiden RI, Menteri Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, Komisi Pemilihan Umum(PKU), KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/kota."Ada kesengajaan atau kelalaian dalam pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih, hal itu melanggar Pasal 4 UU 10 tahun 2008," kata Patra M. Zen, Selasa (14/4) ini. Dijelaskan pada pasal itu, pemerintah dan penyelenggara Pemilu bertanggungjawab sepenuhnya dalam penyelenggaraan hak pemilih warga negara dalam pemilu legislatif.

Tiga lembaga itu mengganggap, Pemilu yang belangsung Kamis (9/4) lalu itu tidak terselenggara secara efektif dan efisien. Terutama, penyelenggaraan Pemilu dilaksanakan oleh lembaga pemerintah yang tidak punya integritas, tidak profesional dan tidak punya akuntabilitas. Terutama dalam hal data kependudukan berupa DP4. DP4 adalah bahan baku milik Dinas Kependudukan yang digunakan sebagai dasar Daftar Pemilih Sementara (DPS). DPS ini digunakan oleh KPU untuk membuat Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Patra mengungkapkan, dalam UU Pemilu jelas disebutkan pemerintah harusnya melakukan pemutakhiran data. Namun hal itu tidak dilakukan, hingga menghasilkan DPT yang menimbulkan sengketa. Dan itu terjadi di seluruh provinsi di Indonesia. Di Medan Sumatera Utara ada ratusan orang yang tidak masuk di DPT. Bahkan di Serang Jawa Barat ada tiga calon legislatif yang tidak tercatat dalam DPT.

Juga di Magetan, Karawang dan Banyumas, ada tiga ribuan orang yang sudah meninggal masuk ke DPT. "Jumlah warga negara yang mempunyai hak pilih namun tidak terdaftar dalam DPT diperkirakan mencapai kisaran 45 juta penduduk," ungkap Patra. Ironisnya, hak dan kerugian masyarakat yang tidak dimasukkan ke DPT itu tidak bisa direparasi hanya dengan mengikutsertakan mereka ke dalam Pemilu Presiden. "Untuk itu kami menuntut adanya Pemilu susulan," kata Patra M. Zen, Syamsuddin Radja (PBHI), Mochtar Sindang (KIPP) dan Estu Fanani (LBH) Apik.

Asal Tak Ngebon, Siapapun Boleh Mendaftar

Press Release

Bagi media yang minim personel, jangan takut berpartisipasi dalam NU Jatim Badminton Cup: Turnamen Antar Media se-Jatim 2009. Pasalnya nama tim yang dapat didaftarkan sebagai peserta tidak hanya dari awak redaksi – seperti jurnalis, wartawan, reporter, kameramen, dan fotografer – saja. Pekerja di bidang lain yang menunjang operasionalisasi perusahaan media dan perwakilan perusahaan media juga bisa didaftarkan.


Ini berarti, kalau stok pemain atau calon pemain dari awak redaksi sangat minim, media yang bersangkutan dapat mendaftarkan pemain dari bidang/bagian lain. Misalnya, iklan, sirkulasi, percetakan, penyiar, teknisi, hingga petugas keamanan alias satpam. “Yang penting tidak ngebon dan dapat menunjukkan tanda pengenal dari perusahaan media yang bersangkutan yang sah dan masih berlaku,” ujar Sekretaris Panitia Mujib Anwar, Senin (13/4).

Pentingnya hal itu disampaikan, agar semua dari 52 perusahaan media, perwakilan perusahaan media, dan lembaga/organisasi profesi kewartawanan di Jatim yang di undang dalam turnamen memperebutkan piala bergilir Ketua PWNU Jatim, tropy, dan uang tunai sebesar Rp 7.750.000 ini tidak salah paham. “Makanya masalah ini harus dijelaskan sejak awal,” jelasnya.

Terpisah, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH M.H Mutawakkil Alallah SH MM berharap 52 perusahaan media, perwakilan perusahaan media, dan lembaga/organisasi profesi kewartawanan di Jatim dapat berpartisipasi untuk suksesnya acara tersebut. “Jika sukses, kami ingin NU Jatim Badminton Cup ini nantinya menjadi event tahunan,” tegasnya.

Kata KH Mutawakkil, selain menjadi rangkaian acara peringatan hari lahir (Harlah) NU ke-83 pada bulan Juni mendatang, NU Jatim Badminton Cup: Turnamen Antar Media se-Jatim 2009 ini juga merupakan upaya lembaga yang dipimpinnya untuk membangun kerja sama dan silaturrahmi yang harmonis dengan perusahaan atau lembaga media. Selain itu, lewat ajang ini, olahraga bulutangkis diharapkan lebih membumi di tengah masyarakat – khususnya Jatim. “Tentunya lewat sosialisasi dan pewartaan yang dilakukan media,” imbuhnya.

KH Mutawakkil juga berharap, lewat turnamen bulutangkis ini, dapat menjadi stimulus dan pendorong bagi perusahaan/lembaga media dan organisasi lembaga profesi kewartawanan untuk lebih memperhatikan, memberdayakan, dan mengapresiasi pebulutangkis-pebulutangkis yang dimiliki agar lebih berprestasi.

Sekadar mengingatkan, NU Jatim Badminton Cup: Turnamen Antar Media se-Jatim 2009 akan dilaksanakan selama tiga hari, 1 – 3 Mei mendatang di Gedung Bulutangkis PWNU Jatim, Jln Masjid Al Akbar Timur 9 Surabaya (depan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya). Media perusahaan/lembaga media dan organisasi lembaga profesi kewartawanan yang di undang berpartisipasi dapat mendaftarkan tim pemainnya untuk menjadi peserta, 1 – 18 April 2009 dengan membayar biaya pendaftaran Rp 25.000 untuk setiap tim.