24 Maret 2009

Warga NA Bangladesh Ditangkap Imigrasi Jember

Rumi Madinah

Seorang warga negara asing atau WNA asal Bangladesh, ditangkap oleh petugas Kantor Imigrasi Jember, Kabupaten Jember, Jawa Timur pekan lalu. Laki-laki yang mengaku bernama Muhammad Tobi ini dianggap warga negara ilegal karena tinggal di wilayah Indonesia tanpa dilengkapi dokumen yang sah. Uniknya, Tobi yang kini berusia 32 tahun itu mengaku sempat mengikuti proses Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur.


Dari keterangan yang dihimpun oleh petugas imigrasi, Mohamad Tobi tinggal selama tujuh tahun di Jl. Bungur no.14, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember. Kedatangannya ke Indonesia untuk pertama kali didasari oleh rasa cinta kepada Evi Yunita, warga Jember yang dikenalnya saat menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia pada tahun 2000. Saat Evi akan kembali ke Indonesia pada tahun 2002, Tobi pun nekad mengikuti kekasihnya. Tobi yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang ayam potong di Pasar Bungur, Jember ini menikah dengan menggunakan identitas palsu pada tahun yang sama. Sejak saat itu, Tobi pun secara "sah" menjadi warga negara Indonesia.

Menariknya, sebelum kasus ini terungkap, dengan identitas palsu yang dimiliki, Tobi mengikuti proses Pemilu dan Pilkada di Indonesia sebanyak empat kali. Mulai dari Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2004, Pemilihan Bupati Jember tahun 2005 dan Pilkada Jatim tahun 2009. "Waktu saya memilih SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) sebagai presiden RI," kata Tobi. Saat ditangkap, Tobi bahkan telah terdaftar dalam Pemilu Legislatif, 9 April mendatang. Sebagai bukti, nama bapak satu anak ini telah tertera dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Kepala Kantor Imigrasi Jember, Jon Rois mengatakan, Mohammad Tobi akan segera dideportasi ke negara asalnya, Bangladesh. "Ia akan segera dideportasi," kata Jon Rois. Dan untuk menghindari munculnya kasus serupa, Imigrasi Jember akan berkoordinasi dengan Badan Kependudukan dan Catatan Sipil (Bapenduk Capil) Pemkab Jember untuk pengetatan dalam hal pembuatan KTP. Menyangkut tercatatnya Tobi dalam DPT, Ketua KPU Kabupaten Jember, Sudarisman justru menuding hal itu sebagai kesalahan Bapenduk Capil Pemkab Jember. "Itu bukan salah KPU Jember," tegasnya. Untuk itu, KPU Jember akan mencoret nama yang bersangkutan dari DPT.


Alunan Seriosa Para Lanjut Usia

Iman D. Nugroho

Para manusia lanjut usia berseriosa dalam "The Voice of Spring Concert" di The Empire Palace, Surabaya, Selasa (23/3) malam ini. Hadir dalam event itu bos Museum Rekor Indonesia (MURI), Jaya Suprana yang sekaligus memberikan penghargaan MURI untuk murid-murid guru seriosa Jang Pok Ja (Zhang Xiao Jia) itu. Tampakpada gambar, penyanyi Hadi Widjojo (68) menyanyikan lagu berjudul Santa Lucia dengan iringan pianis Chen Re Yi.


---------------------

Pelan-pelan Liem Lydiawati menapaki tangga panggung di The Empire Palace Surabaya. Kedua tangan perempuan berusia 61 tahun ini berpegang pada lengan Linda dan Elisabeth, pianis muda yang akan mengiringi penampilan Liem malam itu. Di tengah panggung, Liem meraih mike dan melirik ke arah Linda dan Elisabeth yang sudah siap di balik piano dan keyboard. Sebuah intro lagu Ave Maria yang pada tahun 1995 diciptakan oleh Alexsey Zakharenko asal Ukraina pun mengalun. "Ave Maria,..Ave Maria,..." begitulah Liem mengawali lagunya. Penonton bergeming. Terpukau oleh suara mendayu Liem dalam lagu seriosanya.

Liem adalah satu dari 20 penyanyi seriosa yang menunjukan kebolehannya dalam event bertajuk "The Voice of Spring Concert" di Surabaya, Senin(23/3) malam lalu. Berbeda dengan pagelaran seriosa yang pernah ada, pertunjukan musik yang belakangan dipopulerkan oleh penyanyi Luciano Pavarotti ini, menampilkan penyanyi lanjut usia atau lansia. "Itulah yang membedakan konser ini dengan yang lain, semua penyanyinya lansia," kata Gondo Kusumo, ketua panitia pertunjukan itu pada The Post. Penyanyi "termuda" adalah Theresia T.T yang berusia 60 tahun. Sementara yang tertua, Harjo Sutanto yang merusia 83 tahun.

Ke-20 penyanyi lansia itu adalah anggota komunitas panduan suara di bawah asuhan Jang Pok Ja atau Zhang Xiao Jia, guru seriosa asal Tiongkok. Selama dua jam, dengan diiringi 6 pianis dan 1 keyboardist, ke 20 penyanyi seriosa lansia itu membawakan 27 lagu seriosa dari berbagai bahasa. Mulai bahasa Indonesia, China, Inggris hingga Jerman. "Semuanya dibawakan dengan nada seriosa yang sempurna, tidak kalah dengan Luciano Pavarotti," ungkap Gondo sedikit berpromosi. Benar saja, sejak lagu pertama berjudul Shenshen de Haiyang yang dibawakan oleh Maureen Surjasentana dan Theresia T.T hingga lagu O So Lomino yang dibawakan oleh Harjo Sutanto, Gondo Kusumo, Liang Yung Chie, Rianto Nurhadi dan Hoendowo Tedjo, selalu menciptakan applause panjang.

Bagaimana lansia bisa berseriosa? Guru seriosa Zhang Xiao Jia mengatakan, secara alami manusia pasti memiliki bakat bernyanyai seriosa. Hanya saja, sering kali bakat itu tidak diasah dan dibiarkan hilang. Dengan bantuan dirinya, para lansia ini mencoba memunculkan lagi kemampuan bernyanyi seriosa itu. "Asalkan tidak pikun, pasti lansia pasti bisa bernyanyi seriosa," kata Zhang Xiao Jia. Dengan latihan vokal dan pernapasan, seminggu sekali diadakan pertemuan bersama di rumah Zhang Xiao Jia di Surabaya. Heng Ming, adalah teknik vocal yang diajarkan pertama kali. Secara sederhana, teknik ini adalah sebuah latihan untuk mengeluarkan suara asli. Dengan memadukan pernapasan dan konsentrasi. "Dengan teknik itu, lansia akan bisa menemukan kembali suara aslinya," jelas Zhang Xiao Jia.

Uniknya, berlatih seriosa juga membawa efek positif bagi kesehatan pada lansia. Terutama efek latihan pernapasan yang menjadi bagian paling penting dalam berlatih seriosa. Hal itu juga yang dirasakan Bambang Kertanegara. Warga Surabaya yang kini berusia 65 tahun itu, adalah murid terlama dari Zhang Xiao Jia. Sejak belajar menyanyi seriosa pada tahun 2000, Bambang merasakan ada sensasi yang berbeda. "Rasanya plong, napas lebih lega," jelasnya. Belum lagi dengan olah nada,yang menurut Bambang, membuatnya lebih tenang. "Saya sama sekali tidak pernah membayangkan, seriosa ada efek untuk kesehatan juga," katanya. Hal yang sama juga dirasakan oleh Harjo Sutanto.

Penyanyi seriosa tertua yang kini berusia 83 tahun itu meyakini kebugaran yang dirasakan olehnya juga dipengaruhi oleh latihan seriosa yang dijalaninya. “Usai berlatih seriosa, seperti habis berolahrasa, lebih segar,” kata bapak empat anak dan kakek dari sembilan cucu yang juga pemilik dari salah satu perusahaan mie instant ini.

Faktor usia juga yang membuat pagelaran musik seriosa ini berjalan tidak seperti biasanya. Banyak berbagai hal lucu yang muncul saat pagelaran itu berlangsung. Saat Harjo Sutanto berduet bersama istrinya, Yenny Lilian misalnya, penonton dibuat tertawa dengan aksi Harjo yang mencium pipi istrinya saat lagu berjudul All I Ask of You karya Andrew Lloyd Webber berakhir. Begitu juga saat Hadi Widjojo berduet dengan Elly Siani saat menyanyikan lagi Marry Widow Waltz. Keduanya bergoyang layaknya muda-mudi yang berdansa.

Keunikan konser The Voice of Spring Concert juga “ditangkap” oleh Museum Rekor Indonesia atau MURI. Dalam perhelatan Senin malam lalu, ketua MURI, Jaya Suprana datang secara khusus untuk menyaksikan konser yang baru pertama kali digelar di Indonesia itu. “Ini adalah konser seriosa pertama yang dilakukan oleh lansia, karena itu saya menyaksikan konser ini sampai selesai,” kata Jaya Suprana. Dalam event itu, bos perusahaan jamu tradisional ini menyerahkan penghargaan untuk Penyanyi Seriosa Tertua yang diberikan kepada Harjo Sutanto berusia 83 tahun dan guru vokal pertama yang berhasil mendidik para lansia dalam olah vokal seriosa, Zhang Xiao Jia.


23 Maret 2009

Memanfaatkan Refleksi Dalam Fotografi

By Fully Syafi

Refleksi yang dihasilkan benda-benda pada sebuah obyek foto, bisa jadi memiliki daya "magis" dalam sebuah karya fotografi. Seperti yang tampak pada Upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi di Pantai Aru Surabaya, Minggu (22/3) ini. Bayangan refleksi yang dihasilkan genangan air membuat atmosfir foto yang tampak "jauh" berbeda. Seperti yang tampak pada gambar, bayangan refleksi terlihat begitu jelas. Hanya saja, perlu diperhatikan kembali hasil refleksi. Untuk apa memanfaatkakn refleksi bila hasilnya tidak lebih baik?

Melihat Bersama di Pusat Kebudayaan Prancis di Surabaya

Press Release

Pusat Kebudayaan Prancis di Surabaya atau CCCL Surabaya mengundang 2 seniman muda untuk menampilkan karya fotografi bertema ”Melihat Bersama” dari sudut pandang masing-masing. Mereka adalah Bahtiar Dwi Susanto asal Indonesia dan Ahmad Fuad Osman berasal dari Malaysia. Keduanya bertemu saat residensi di Malaysia pada tahun 2007/2008. Pameran akan berlangsung mulai 31 Maret – 11 April 2009 di Galeri CCCL.


Pameran seni visual dengan menggunakan media foto cetak dan slide show foto dari 2 negara ini akan makin lengkap dengan ditampilkannya karya seni audiovisual dari Sekolah Seni di Prancis, Fresnoy (baca: frenoa), ”La toile et l’écran” (Kanvas dan Layar) karya 8 seniman. Kompilasi yang didatangkan dari Prancis dengan dukungan CulturesFrance ini, berupa 8 video yang memperlihatkan tentang ’pencarian’ para seniman video, mengenai ada (atau tidak) hubungan antara video dan seni lukis.

Untuk memeriahkan malam pembukaan pameran ”Melihat Bersama”, pada Selasa 31 Maret 2009 pk. 18.30 di CCCL, akan diadakan diskusi bersama kedua visual artist yang berpameran: Bahtiar Dwi susanto dan Ahmad ahmad Fuad Osman, serta Agus Koecink (pemerhati/pegiat seni Jawa Timur), sebagai pembicara pembanding. Tema diskusinya yaitu “Silang Budaya 2 Negara, Indonesia - Malaysia”. Pemutaran film « Masturbasi O » karya Hakim Sattu, yang ikut berpartisipasi dalam proyek Long Lost of Memories karya Ahmad Fuad Osman di Malaysia, akan mengawali diskusi.

Pameran menampilkan karya Bahtiar Dwi Susanto dan Ahmad Fuad Osman yang bersama-sama melakukan residensi seni dan berkarya di Rimbun Dahan, Malaysia (pusat pengembangan seni tradisi dan kontemporer). Perkembangan seni kontemporer menggagas bagaimana batas-batas lokal, regional dan internasional tidak lagi menjadi sebuah batasan dan membuat adanya jarak geografis. Melihat lebih jauh bahwa perbedaan negara atau nation dan regional telah dapat terlewati oleh beberapa pergerakan ”independent” dalam konteks kebudayaan. Visual art dalam pembicaraan ini telah banyak dikenal di berbagai negara dunia sebagai bahasa universal karena peradabannya lebih tua daripada bahasa itu sendiri.

Melihat Bersama, diasumsikan kepada pengkaryaan personalitas dari 2 negara yakni Indonesia (Bahtiar Dwi Susanto) dan Malaysia (Fuad Ahmad Osman), dengan merepresentasikan Malaysia secara berbeda dalam karya-karya fotografis. - Bahtiar Dwi Susanto.

Walikota Surabaya Menyetujui Pemberian Uang Suap

Iman D. Nugroho

Persidangan pertama kasus gratifikasi yang melibatkan tiga pejabat Pemerintah Kota Surabaya, Sekretaris Kota Sukamto Hadi, Asisten II Pemerintah Kota Muklas Udin, Kepala Bagian Pengelola Keuangan Purwito digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Senin (23/3) ini. Dalam persidangan itu terungkap Walikota Surabaya, Bambang Dwi Hartono menyetujui secara lisan pemberian uang Rp.720 juta yang diduga uang suap kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya.


"Di rumah dinasnya, Walikota Bambang DH memberikan persetujuan secara lisan atas usulan para terdakwa dan menyetujui dana sebesar Rp.250 juta untuk 45 anggota dewan," kata Jaksa Penuntut Umum Djatmiko saat membacakan dakwaan dalam persidangan. Tidak hanya itu, Bambang DH juga menandatangani penyerahan uang Rp. 720 juta kepada DPRD Surabaya. Diduga, itu adalah uang suap untuk memuluskan proyek pembangunan Surabaya Sport Centre (SSC) dan Bus Rapid Transit.

Kasus gratifikasi itu berawal dari statement Ketua DPRD Surabaya Musyafak Rouf yang mengingatkan Sekota Surabaya Sukamto Hadi tentang uang jasa pungutan pajak daerah. Menurut Rouf, uang itu adalah "hak" anggota DPRD Surabaya. Melalui Asisten II Surabaya Muklas Udin, diserahkan yang sebanyak Rp.470 juta.Beberapa minggu kemudian, Musyafak kembali meminta uang jasa pungutan. Kembali, Pemerintah Kota Surabaya memberikan sejumlah uang senilai Rp.250 juta.

Uang itu kemudian dibagikan kepada seluruh anggota DPRD Surabaya dengan perincian Rp.10 juta untuk tiga pimpinan DPRD Surabaya, Rp. 7,5 juta untuk 17 anggota panitia anggaran, Rp. 5 juta untuk 11 anggota panitian musyawarah dan Rp.2,5 juta untuk 14 anggota dewan yang lain.

Apa yang dilakukan pejabat pemkot melanggar UU No. 18 tahun 1997 tentang pajak dan retribusi daerah, Permendagri No.35 tahun 2005 tentang pedoman alokasi pemungutan pajak daerah, dan Perwali Surabaya No.7 tahun 2006 tentang pengaturan dan pembagian pemungutan pajak daerah. "Ketiga terdakwa melanggar UU No.20 tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi dengan pidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 250 juta," kata Djatmiko.

Sayangnya, meski menyebut nama Walikota Bambang D.H, namun dalam persidangan kali ini Bambang DH tidak ikut "terjerat" sebagai terdakwa. Usai persidangan, Jaksa Penuntut Umum Djatmiko mengatakan bahwa sejauh ini Walikota Bambang DH hanya berstatus sebagai saksi. “Saudara Bambang DH hanya berstatus sebagai saksi," kata Djatmiko. Meski demikian berdasarkan persidangan yang berlangsung akan ada perubahan. Termasuk berubahnya saksi Bambang DH menjadi terdakwa. "Bukan tidak mungkin pertimbangan hakim akan mengubah status Bambang DH," kata Djatmiko.

Sementara itu, dari pihak terdakwa tetap meyakini apa yang dilakukan tiga terdakwa itu masih dalam koridor hukum yang diatur dalam perundangan. Termasuk pemberian uang jasa pungut kepada DPRD Surabaya. "Soal suap dan tidak suap itu tersepsi jaksa saja, aturannya jelas soal ini," kata Eddy Jumindra, penasehat hukum terdakwa usai persidangan. Hingga saat ini ketiga terdakwa tidak ditahan. Selain kasus di Surabaya, sebuah kasus korupsi besar juga menunggu untuk "meledak" di Jember Jawa Timur. Yakni sebuah kasus korupsi Proyek Penerangan Jalan Umum (PJU) senilai Rp 85 milliar. Hingga saat ini kasus itu sedang diperiksa oleh Kejaksaan Agung.

21 Maret 2009

Dialog Anak Panah

Syarif Wadja Bae

daun yg hampir remuk...seratnya tersenyum,melempar asa untuk bertahan saat pancaroba tiba..senyumnya biasa,namun sukmanya seolah menarik kedua lenganku yg menjepit kepalaku yg diamuk palu...hehehe..:):) hai daun remuk yg seratnya buatku tersenyum...aku ingin kita bicara tanpa takut pada waktu walau malam ingin menutup

Sergey Tiba, Langsung Disertakan Jelajah Malaysia

Rochman Arief

Pembalap baru Polygon Sweewt Nice Sergey Koudentsov dipastikan tiba pekan depan. Mantan pebalap Trek Marcopolo itu bakal melakoni latihan selama di Surabaya sebelum mengikuti Jelajah Malaysia, 19-26 April.
Dia diperkirakan tiba bersama kompatriotnya, Timofeev Artemiy yang saat ini tengah berlatih di Spanyol. Namun kedatangan Artem, sapaan Timofeev bisa saja meleset. Juara etape pertama Tour de Indonesia 2008 lalu belum memberikan konfirmasi kepada manajemen.


Direktur Polygon Sweet Nice Harijanto Tjondrokusumo menegaskan pebalap barunya, Sergey Koudentsov pasti tiba pekan depan. "Tanggalnya saya belum bisa memastikan, tetapi kemungkinan akhir bulan sudah tiba di Surabaya. Dia akan berlatih selama dua pekan sebelum berangkat ke Malaysia," terang pengusaha makanan itu, Rabu (18/3) petang.

Saat ini di negara asalnya, Rusia sudah hampir selesai musim dingin. Sementara jadwal latihan tidak bisa maksimal. Hal ini yang mendorong Sergey perlu beradaptasi dengan iklim tropis Asia Tenggara. Maklum selama bulan April pebalap berusia 29 tahun itu dijadwalkan mengikuti Jelajah Malaysia dan Tour Singkarak, Sumatra Barat akhir April.

Mau tidak mau dia harus bisa mengatasi panasnya iklim tropis Asia Tenggara. "Ibaratnya dia mesin yang perlu dipanasi terlebih dahulu. Jangan sampai mesin yang sudah berhenti dan belum digunakan, langsung di genjot, pasti amburadul. Perlu adaptasi dahulu sebelum digunakan," imbuhnya.

Pada Jelajah Malaysia nanti, Koudentsov didampingi dua pebalap Kazakhstan, Artyom Golovaschenko dan Roman Krasilnikov. Ketiganya merupakan pebalap baru yang direkrut Polygon Sweet Nice diawal musim ini. Selain ketiga pebalap baru ini, tiga pebalap lain yang menyertai adalah Artem, Hari Fitrianto dan Herwin Jaya. Keenam pebalap ini kemungkinan dipertahankan hingga Tour Singkarak. Sementara replacement rider menempatkan pebalap muda, Jimmy Pranata.

"Saya berharap komposisi full team ini bisa menghasilkan sesuatu. Minimal kami bisa masuk lima besar, dan berharap bisa meraih hasil terbaik pada Tour Singkarak," katanya. Pada pelaksanaan Jelajah Malaysia terdapat 20 tim selain Polygon Sweet Nice. Diantaranya timnas Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Sedangkan sisanya adalah tim continental Asia dan Australia.

Aku Bisa Menulis!: Buku Meditasi untuk Para Penulis

Diana AV Sasa

Aku Bisa Menulis!: Buku Meditasi untuk Para Penulis
(Walking on Alligators: A Book of Meditation for Writer
Penulis : Susan Shaughnessy
Penerbit :Mizan Learning Centre(2004)


“Hanya dengan menulis setiap pagilah seseorang bisa menjadi penulis. Mereka yang tidak melakukan itu akan tetap menjadi amatir” (Gerald Brenan)
Kalimat diatas dikutip Susan Shaughnessy di awal-awal Walking on Alligator, atau Aku Bisa Menulis!. Selanjutnya dia mengingatkan bahwa pada dasarnya seorang penulis adalah orang yang menulis. Mereka menulis dalam kondisi apapun. Tertekan, gembira, jatuh cinta, bersedih, kedokter gigi, atau ketika tidak sedang melakukan itu semua. Mereka tetap menulis dalam kondisi pemerintahannya digulingkan atau sedang dibangun kembali. Mereka menulis karena mereka menulis.

Antara Aku dan Kalian

Willy Rinaldi, Padang

Gelanggang yang berada di depan ku
Jelas kecil
Ku coba-coba terokainya dengan sentuhan jari halus ini
Ternyata dugaan ku meleset
Hanya bermodalkan puisi
Kini otak ku penuh berisi
Dengan ide bernas penuh sensasi


Kalau dulu yang sunyi
Namun kini melintas pun tidak berani
Nama-nama kalian umpama lampu yang berkerdipan
Karya dan debat berbalas-balasan
Membuat aku semakin kerdil terpesona pada kehebatan
Siapa lagi kalau bukan kalian



Poster Calon Legislatif Terbalik

Iman D. Nugroho

Ada-ada saja cara calon legislatif mengkampanyekan diri. Seperti yang tampak di Probolinggo, Jawa Timur. Caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memasang postes terbalik untuk mencuri perhatian. Persoalannya, apa dengan cara ini sosialisasi bisa efektif? Foto ini diambil Sabtu (21/3) ini.