M. Arief, Surabaya
Mengawali UCI race pertamanya, Polygon Sweet Nice tidak terbebani dengan target. Mengikuti Tour of Taiwan 8-14, Polygon Sweet Nice berharap bisa menambah pengalaman dan kekuatan. Hal ini didasari pada kekuatan yang mereka bawa cukup minim. Hanya empat pembalap yang dibawa dari Indonesia dan semuanya adalah putra daerah. Tak satupun pembalap asing yang disertakan dalam race calendar pertamanya di Taiwan. Terlebih dua dari empat pembalap itu tergolong baru, Christopher Antonius dan Jimmy Pranata.
Direktur PSN Harijanto Tjondrokusumo tidak ragu dengan kekuatan yang dibawa hari ini. "Seperti pengalaman tour sebelumnya, kami membawa satu pembalap baru dan minim pengalaman. Nyatanya pembalap kami malah bisa bersaing," terangnya sehari menjelang balapan dimulai. Pembalap yang dimaksud adalah Christopher "Pikachu" Antonius. Ini merupakan pengalaman keduanya setelah Tour of Hainan 2008.
Selain Christopher, Polygon Sweet Nice juga menyertakan satu pembalap baru Jimmy Pranata. Pembalap Mojokerto itu malah belum pernah sama sekali turun di ajang internasional. Namun persiapannya sudah dimulai sejak mengikuti Piala Wali Kota Mojokerto dan Piala Bupati Sidoarjo sebual yang lalu.
Dua ajang itu diakui berbeda dengan ajang yang akan diikutinya. "Memang. Tetapi bila melihat hasil latihan maupun catatan waktu yang dibukukan, sudah waktunya terjun diajang internasional," beber pengusaha makanan itu. Kedua pembalap muda itu akan menopang dua pembalap senior lainnya, Hari Fitrianto dan Herwin Jaya.
Pembalap asingnya diakui belum bisa diturunkan pada Tour of Taiwan ini. Selain faktor minimnya persiapan, pembalap asing yang dimiliki Polygon Sweet Nice berasal dari pecahan Uni Soviet. Sementara belahan Eropa Utara saat ini dilanda musim dingin. Praktis Polygon Sweet Nice hanya membawa pembalap yang memiliki kesiapan yang disertakan.
Pada etape pertama hari ini, akan menempuh nomor kriterium 88 km, 40 lap di seputar love river. "Seperti tahun-tahun sebelumnya, pertarungan di Tour of Taiwan selalu tersuguh mulai start sampai finish, karena semua etape sepenuhnya flat. Jadi pada etape pertama ini kami harus bisa menghemat tenaga, dan berusaha memasukkan semua pembalap di rombongan depan," tandasnya.
Youtube Pilihan Iddaily: Pagar Laut
08 Maret 2009
07 Maret 2009
Surabaya Bersuka Karena Pawai Budaya
06 Maret 2009
Sungai Meluap, Semampir Surabaya Kebanjiran
photo by Iman D. Nugroho
Ratusan rumah di daerah medokan semampir Surabaya terendam banjir, Jumat (6/3) dini hari ini. Banjir ini diakibatkan oleh meluapnya kali Jagir yang melintas di belakang rumah mereka. Hingga saat ini, belum ada bantuan yang mengalir ke korban banjir. Tampak dalam gambar, sebuah keluarga berlindung di papan, untuk menjaga agar tetap kering.
Ratusan rumah di daerah medokan semampir Surabaya terendam banjir, Jumat (6/3) dini hari ini. Banjir ini diakibatkan oleh meluapnya kali Jagir yang melintas di belakang rumah mereka. Hingga saat ini, belum ada bantuan yang mengalir ke korban banjir. Tampak dalam gambar, sebuah keluarga berlindung di papan, untuk menjaga agar tetap kering.
05 Maret 2009
Perjuangkan UMK, Buruh Gresik Demo PN Surabaya
Iman D. Nugroho, Surabaya
Sekitar 1000-an buruh dari Federasi Serikat Pekerja Perkayuan Perhutanan dan Umum Seluruh Indonesia (FSP KAHUTINDO) Kabupaten Gresik, menggelar demonstrasi di depan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (5/3) ini. Mereka menuntut PN Surabaya tidak memenangkan tuntutan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) untuk mengubah Upah Minimum Regional (MUK) Kabupaten Gresik.
Persoalan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Jawa Timur masih belum berakhir. Kali ini, giliran buruh di Kabupaten Gresik, Jawa Timur bergejolak mempertahankan haknya atas UMK.Kamis (5/3) ini, sekitar 1000 buruh dari gabungan serikat pekerja dan serikat buruh di Kabupaten Gresik menggelar demonstrasi di depan gedung Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Mereka menuntut pengadilan tidak memenangkan gugatan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang meminta pengadilan membatalkan keputusan UMK.
Sengketa tentang UMK di Kabupaten Gresik mulai terasa pada akhir 2008 lalu. Ketika itu sejumlah pengusaha di Kabupaten Gresik merasa keberatan dengan penetapan UMK di kabupaten yang dikenal sebagai salah satu "kota satelit" Surabaya itu. UMK Kabupaten Gresik sebesar Rp 971.624,- yang juga merupakan UMK tertinggi di Provinsi Jawa Timur itu dinilai mampu membuat pengusaha dalam posisi sulit. Karena itu, melalui Dewan Pengurus Kabupaten Asosiasi Pengusaha Indonesia Gresik dan Dewan Pengurus Provinsi Apindo Jawa Timur, menempuh upaya hukum untuk merevisi keputusan Gubernur Jawa Timur tentang UMK itu. Tuntutan pun dilayangkan dan diproses di P.N. Surabaya.
Dibanding kota-kota lain, UMK Gresik senilai Rp 971.624, - tergolong tinggi. Meskipun hal itu masih belum mampu mencover semua kebutuhan standart buruh, namun UMK itu lebih tinggi dari UMK di Ibu Kota Jawa Timur, Surabaya senilai Rp. 948.500,-. Nilai UMK Kota Mojokerto, Pasuruan dan Sidoarjo berada di urutan ke dua dengan nilai Rp 955.000,-. Setelah itu Kabupaten Malang Rp 954.000. Penetapan UMK di Jawa Timur, sebagaimana penetapan UMK di Indonesia memunculkan pro-kontra. Apalagi saat Pemerintah RI mengeluarkan Surat Kesepakatan Bersama (SKB) empat menteri yang menganulir UMK itu secara halus. Beruntung Gubernur Jawa Timur, mengesahkan UMK.
Dalam demonstrasi itu, buruh dari berbagai perusahaan di Kabupaten Gresik datang secara bergelombang dengan menggunakan truk dan sepeda motor. Begitu datang di P.N Surabaya, massa langsung terkonsentrasi di depan gedung yang saat itu sudah dijaga oleh ratusan polisi dari satuan pengandali massa (Dalmas) itu. Di samping gedung yang terletak di pusat kota Surabaya itu, tampak mobil pengendali massa water-cannon ball. Namun massa tidak memperdulikannya. Dua truk berisi sound system ditempatkan di depan gerbang pintu masuk P.N. Surabaya. "Ini adalah bukti, bahwa buruh ketika ditekan akan membalas dengan aksi massa, kita harus mengubah nasib kita," kata orator melalui mengeras suara.
Selain menuntut pengadilan membela buruh soal UMK, dalam demonstrasi itu buruh juga mengusung isu perselisihan PT. Indo Mapan, Gresik dengan buruh. PT. Indo Mapan yang sudah divonis harus membayar pesangon, hingga kini tidak melakukan kewajibannya. Bahkan, pengadilan yang seharusnya melakukan sita aset perusahaan pun tidak segera melakukannya. "Atas hal itu, kami dari buruh meminta semua pihak, termasuk pengadilan dan PT. Indo Mapan pada putusan pengadilan, dan segera melakukan sita aset," kata Agus Salim, koordinator demonstran. Buruh juga meminta Mahkamah Agung untuk menolak permohonan kasasi yang diajukan PT. Indo Mapan.
Sekitar 1000-an buruh dari Federasi Serikat Pekerja Perkayuan Perhutanan dan Umum Seluruh Indonesia (FSP KAHUTINDO) Kabupaten Gresik, menggelar demonstrasi di depan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (5/3) ini. Mereka menuntut PN Surabaya tidak memenangkan tuntutan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) untuk mengubah Upah Minimum Regional (MUK) Kabupaten Gresik.
Persoalan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Jawa Timur masih belum berakhir. Kali ini, giliran buruh di Kabupaten Gresik, Jawa Timur bergejolak mempertahankan haknya atas UMK.Kamis (5/3) ini, sekitar 1000 buruh dari gabungan serikat pekerja dan serikat buruh di Kabupaten Gresik menggelar demonstrasi di depan gedung Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Mereka menuntut pengadilan tidak memenangkan gugatan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang meminta pengadilan membatalkan keputusan UMK.
Sengketa tentang UMK di Kabupaten Gresik mulai terasa pada akhir 2008 lalu. Ketika itu sejumlah pengusaha di Kabupaten Gresik merasa keberatan dengan penetapan UMK di kabupaten yang dikenal sebagai salah satu "kota satelit" Surabaya itu. UMK Kabupaten Gresik sebesar Rp 971.624,- yang juga merupakan UMK tertinggi di Provinsi Jawa Timur itu dinilai mampu membuat pengusaha dalam posisi sulit. Karena itu, melalui Dewan Pengurus Kabupaten Asosiasi Pengusaha Indonesia Gresik dan Dewan Pengurus Provinsi Apindo Jawa Timur, menempuh upaya hukum untuk merevisi keputusan Gubernur Jawa Timur tentang UMK itu. Tuntutan pun dilayangkan dan diproses di P.N. Surabaya.
Dibanding kota-kota lain, UMK Gresik senilai Rp 971.624, - tergolong tinggi. Meskipun hal itu masih belum mampu mencover semua kebutuhan standart buruh, namun UMK itu lebih tinggi dari UMK di Ibu Kota Jawa Timur, Surabaya senilai Rp. 948.500,-. Nilai UMK Kota Mojokerto, Pasuruan dan Sidoarjo berada di urutan ke dua dengan nilai Rp 955.000,-. Setelah itu Kabupaten Malang Rp 954.000. Penetapan UMK di Jawa Timur, sebagaimana penetapan UMK di Indonesia memunculkan pro-kontra. Apalagi saat Pemerintah RI mengeluarkan Surat Kesepakatan Bersama (SKB) empat menteri yang menganulir UMK itu secara halus. Beruntung Gubernur Jawa Timur, mengesahkan UMK.
Dalam demonstrasi itu, buruh dari berbagai perusahaan di Kabupaten Gresik datang secara bergelombang dengan menggunakan truk dan sepeda motor. Begitu datang di P.N Surabaya, massa langsung terkonsentrasi di depan gedung yang saat itu sudah dijaga oleh ratusan polisi dari satuan pengandali massa (Dalmas) itu. Di samping gedung yang terletak di pusat kota Surabaya itu, tampak mobil pengendali massa water-cannon ball. Namun massa tidak memperdulikannya. Dua truk berisi sound system ditempatkan di depan gerbang pintu masuk P.N. Surabaya. "Ini adalah bukti, bahwa buruh ketika ditekan akan membalas dengan aksi massa, kita harus mengubah nasib kita," kata orator melalui mengeras suara.
Selain menuntut pengadilan membela buruh soal UMK, dalam demonstrasi itu buruh juga mengusung isu perselisihan PT. Indo Mapan, Gresik dengan buruh. PT. Indo Mapan yang sudah divonis harus membayar pesangon, hingga kini tidak melakukan kewajibannya. Bahkan, pengadilan yang seharusnya melakukan sita aset perusahaan pun tidak segera melakukannya. "Atas hal itu, kami dari buruh meminta semua pihak, termasuk pengadilan dan PT. Indo Mapan pada putusan pengadilan, dan segera melakukan sita aset," kata Agus Salim, koordinator demonstran. Buruh juga meminta Mahkamah Agung untuk menolak permohonan kasasi yang diajukan PT. Indo Mapan.
04 Maret 2009
Lima Ribu Lebih Pelamar Serbu Bursa Karir ITS
Press Release
Perhelatan Bursa Karir ITS (BKI) ke-17 yang dibuka di Grha 10 Nopember ITS, Rabu (4/2), benar-benar mendapat respon yang luar biasa besar dari masyarakat pencari kerja. Meski baru hari pertama dibuka, sudah lebih dari 5 ribu pengunjung terlihat berjubel memadati lokasi.
Kegiatan rutin yang dipelopori oleh SAC ITS ini rencananya dibuka selama dua hari hingga Kamis (5/2). Sebanyak 35 perusahaan multinasional pun turut berpartisipasi dalam ajang tersebut. Para job seeker langsung berbondong-bondong untuk beradu keberuntungan meraih pekerjaan yang sesuai dengan yang mereka inginkan.
BKI ini merupakan ajang pertemuan antara para pencari kerja dengan perusahaan-perusahaan besar yang sedang membutuhkan karyawan untuk beberapa posisi. Acara yang digelar dua kali setahun ini pun mendapat respon positif dari masyarakat. Pasalnya, bursa ini tidak hanya diperuntukkan bagi lulusan ITS, melainkan masyarakat umum. Termasuk dari luar Surabaya dan Jawa Timur.
“Acara bursa karir dalam rangka menyambut wisuda ITS ini bertujuan untuk memberi kesempatan bagi para lulusan universitas untuk bertatap muka langsung dengan pihak perusahaan,” jelas Heru Lumaksono, ketua panitia BKI ke-17.
Namun, imbuhnya, selain rekruitmen pencari kerja, bursa ini juga digunakan sebgai ajang presentasi beberapa perusahaan kepada para pengunjung supaya lebih dikenal keberadaannya.
Sejumlah perusahaan raksasa yang berpartisipasi antara lain PT Pertamina (Persero), PT Unilever, PT HM Sampoerna Tbk, PT BII, PT Chevron Indonesia, PT Bank Mandiri, Exxonmobil Oil Indonesia Inc., PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan masih banyak lagi perusahaan ternama yang memajang stannya. Selain membuka stan, sebagian lagi ada perusahaan yang hanya memajang poster dan melakukan pendataan aplikan.
“Ajang bursa karir ini saling menguntungkan bagi perusahaan maupun para job seeker,” ungkap Heru. Menurutnyam, bagi pencari kerja hal ini sudah jelas sangat menguntungkan. Pasalnya, mereka bisa langsung melihat presentasi perusahaan dan pastinya lebih cepat dalam mencari pekerjaan.
“Saya sangat senang dan mendukung acara–acara positif semacam ini. Kalau bisa, ke depannya mungkin bisa diadakan di tempat yang lebih luas. Adanya ribuan job seeker seperti ini, tentunya kurang memenuhi kalau diadakan di sini (Grha ITS, red),” ujar Arif Barokah, salah satu pencari kerja lulusan Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang yang melamar di Bank Mandiri dan BRI. (HUMAS-ITS, 4 Maret 2009)
Perhelatan Bursa Karir ITS (BKI) ke-17 yang dibuka di Grha 10 Nopember ITS, Rabu (4/2), benar-benar mendapat respon yang luar biasa besar dari masyarakat pencari kerja. Meski baru hari pertama dibuka, sudah lebih dari 5 ribu pengunjung terlihat berjubel memadati lokasi.
Kegiatan rutin yang dipelopori oleh SAC ITS ini rencananya dibuka selama dua hari hingga Kamis (5/2). Sebanyak 35 perusahaan multinasional pun turut berpartisipasi dalam ajang tersebut. Para job seeker langsung berbondong-bondong untuk beradu keberuntungan meraih pekerjaan yang sesuai dengan yang mereka inginkan.
BKI ini merupakan ajang pertemuan antara para pencari kerja dengan perusahaan-perusahaan besar yang sedang membutuhkan karyawan untuk beberapa posisi. Acara yang digelar dua kali setahun ini pun mendapat respon positif dari masyarakat. Pasalnya, bursa ini tidak hanya diperuntukkan bagi lulusan ITS, melainkan masyarakat umum. Termasuk dari luar Surabaya dan Jawa Timur.
“Acara bursa karir dalam rangka menyambut wisuda ITS ini bertujuan untuk memberi kesempatan bagi para lulusan universitas untuk bertatap muka langsung dengan pihak perusahaan,” jelas Heru Lumaksono, ketua panitia BKI ke-17.
Namun, imbuhnya, selain rekruitmen pencari kerja, bursa ini juga digunakan sebgai ajang presentasi beberapa perusahaan kepada para pengunjung supaya lebih dikenal keberadaannya.
Sejumlah perusahaan raksasa yang berpartisipasi antara lain PT Pertamina (Persero), PT Unilever, PT HM Sampoerna Tbk, PT BII, PT Chevron Indonesia, PT Bank Mandiri, Exxonmobil Oil Indonesia Inc., PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan masih banyak lagi perusahaan ternama yang memajang stannya. Selain membuka stan, sebagian lagi ada perusahaan yang hanya memajang poster dan melakukan pendataan aplikan.
“Ajang bursa karir ini saling menguntungkan bagi perusahaan maupun para job seeker,” ungkap Heru. Menurutnyam, bagi pencari kerja hal ini sudah jelas sangat menguntungkan. Pasalnya, mereka bisa langsung melihat presentasi perusahaan dan pastinya lebih cepat dalam mencari pekerjaan.
“Saya sangat senang dan mendukung acara–acara positif semacam ini. Kalau bisa, ke depannya mungkin bisa diadakan di tempat yang lebih luas. Adanya ribuan job seeker seperti ini, tentunya kurang memenuhi kalau diadakan di sini (Grha ITS, red),” ujar Arif Barokah, salah satu pencari kerja lulusan Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang yang melamar di Bank Mandiri dan BRI. (HUMAS-ITS, 4 Maret 2009)
Terus Berlatih Di Bunker Pasir Basah
TERUS BERLATIH. Musim hujan, hendaknya tidak menghentikan golfer untuk berlatih. Itu juga yang dilakukan Nyoman Sarjana, Golf Pro The Taman Dayu Club. Sembari menunggu turname, Nyoman selalu menyempatkan diri berlatih di driving The Taman Dayu Club. "Dalam musim hujan ini, sepertinya yang perlu dilatih adalah bagaimana menaklukkan bunker pasir," kata Nyoman.
03 Maret 2009
Rencana Induk Rehabilitas dan Rekonstruksi Aceh Perlu Dibuat
Decee P.W, Banda Aceh
Rencana induk rehabilitasi dan rekonstruksi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mendesak untuk dibuat. Dengan rencana induk itu, sekaligus sebagai upaya untuk mempercepat program pembangunan. Hal itu dikatakan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Paskah Suzetta di Banda Aceh, Selasa (3/3) ini. "Aceh perlu percepatan pembangunan dalam lima tahun ini, setelah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). Untuk itu perlu master plan," kata Paskah.
Paskah mengharapkan master plan yang baru tersebut dapat diluncurkan bersamaan dengan pengesahaan anggaran 2010. Dalam lima tahun ke depan, katanya, merupakan masa yang paling penting untuk memelihara aset-aset yang sudah dibangun BRR dan diserahkan kepada Pemerintah Aceh. Dan semua itu menjadi wilayah kerja bagi Badan Kesinambungan Rekonstruksi Aceh-Nias (BKRA-N) dengan dibantu oleh Pemerintah Pusat.
Memelihara aset BRR jelas bukan pekerjaan mudah. Setidaknya, Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) membutuhkan dana sebesar Rp1,2 triliun/tahun hal itu. "Gambaran aset yang ada sekitar Rp40 triliun. Katakan saja pemeliharaan sekitar 3-5 persen, berarti setiap tahun harus ada dana sebesar Rp1,2 triliun," kata Paskah Suzetta. Sebelum berakhirnya mandat BRR pada April mendatang, berdasarkan Perpres No.3/2005 tentang pemebntukan BRR, badan yang dipimpin Kuntoro Mangkusubroto itu harus menyelesaikan semua proses administrasi aset yang dibangun termasuk peralihannya.
Selain itu, target pekerjaan 2008 yang belum selesai, harus diselesaikan oleh BRR menjelang berakhirnya masa tugas badan tersebut. Dalam lima tahun ke depan, Pemerintah Pusat akan membiayai pemeliharaan aset dari dana yang bersumber dari APBN maupun donor-donor. Setelah itu Pemerintah Aceh harus melanjutkan pemeliharaannya. Paskah menegaskan, Aceh harus dibangun oleh orang Aceh sendiri dan pada 2009 harus bisa mengambil alih semua pekerjaan yang ditinggalkan BRR. "Untuk membangun Aceh harus oleh putra-putri Aceh sendiri. Saya rasa tidak sulit karena kepercayaan dan dukungan dunia internasional sudah ada," kata Paskah.
Rencana induk rehabilitasi dan rekonstruksi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mendesak untuk dibuat. Dengan rencana induk itu, sekaligus sebagai upaya untuk mempercepat program pembangunan. Hal itu dikatakan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Paskah Suzetta di Banda Aceh, Selasa (3/3) ini. "Aceh perlu percepatan pembangunan dalam lima tahun ini, setelah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). Untuk itu perlu master plan," kata Paskah.
Paskah mengharapkan master plan yang baru tersebut dapat diluncurkan bersamaan dengan pengesahaan anggaran 2010. Dalam lima tahun ke depan, katanya, merupakan masa yang paling penting untuk memelihara aset-aset yang sudah dibangun BRR dan diserahkan kepada Pemerintah Aceh. Dan semua itu menjadi wilayah kerja bagi Badan Kesinambungan Rekonstruksi Aceh-Nias (BKRA-N) dengan dibantu oleh Pemerintah Pusat.
Memelihara aset BRR jelas bukan pekerjaan mudah. Setidaknya, Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) membutuhkan dana sebesar Rp1,2 triliun/tahun hal itu. "Gambaran aset yang ada sekitar Rp40 triliun. Katakan saja pemeliharaan sekitar 3-5 persen, berarti setiap tahun harus ada dana sebesar Rp1,2 triliun," kata Paskah Suzetta. Sebelum berakhirnya mandat BRR pada April mendatang, berdasarkan Perpres No.3/2005 tentang pemebntukan BRR, badan yang dipimpin Kuntoro Mangkusubroto itu harus menyelesaikan semua proses administrasi aset yang dibangun termasuk peralihannya.
Selain itu, target pekerjaan 2008 yang belum selesai, harus diselesaikan oleh BRR menjelang berakhirnya masa tugas badan tersebut. Dalam lima tahun ke depan, Pemerintah Pusat akan membiayai pemeliharaan aset dari dana yang bersumber dari APBN maupun donor-donor. Setelah itu Pemerintah Aceh harus melanjutkan pemeliharaannya. Paskah menegaskan, Aceh harus dibangun oleh orang Aceh sendiri dan pada 2009 harus bisa mengambil alih semua pekerjaan yang ditinggalkan BRR. "Untuk membangun Aceh harus oleh putra-putri Aceh sendiri. Saya rasa tidak sulit karena kepercayaan dan dukungan dunia internasional sudah ada," kata Paskah.
02 Maret 2009
Bersama Mobil Cepu Ltd., ACT Bantu Korban Banjir Bengawan Solo
Bojonegoro, Minggu (1/3/2009), luapan Bengawan Solo akibat curah hujan yang tinggi menggenangi seluruh daerah yang berada di sekitar aliran sungai Bengawan Solo, mulai dari Solo, Ngawi, Cepu, Bojonegoro, Tuban hingga Gresik. Kondisi yang telah berlangsung selama kurang lebih 1 bulan ini memaksa warga mengungsi dan kehilangan mata pencarian sementara karena lahan persawahannya tergenang banjir.
Gaya Original dan "Nakal"nya Komikus Lokal
Iman D. Nugroho, Surabaya
Tak perlu bicara soal komik Jepang atau manga seperti Naruto, Crayon Shincan, Dragon Ball, Neon Genesis Evangelion hingga Pokemon. Atau mencari komik Amerika seperti Superman, Fantastic Four, Green Lantern bahkan Spider Man. Karena, Indonesia punya jagoan-jagoan komik sendiri. Di antaranya beradu aksi di Cergambore di Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) Surabaya. Secara visual dan ide cerita, apa yang tersaji tidak kalah menarik dengan komik import. Sayang, keterbatas dana dan menggunungnya idealisme sering menjadi kendala masuk ke wilayah industri.
Geliat komikus lokal kembali terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Melalui event bernama Cergambore, Festival Komik dan Seni Urban Surabaya, sejumlah 19 komikus dan seniman urban dari berbagai tempat di Indonesia memamerkan karya-karyanya.Sebut saja, Beng Rahardian, Azizah Noer, Tita Larasati, kelompok Bajingan Komik, kelompok Bunuh Diri, kelompok Imaji Sungsang, kelompok Karya Anak Bangsa dan kelompok Komik Palsu. Ada juga kelompok Nasi Putih, kelompok Neo Paradigm, kelompok Outline Reborn, kelompok Syndicate, kelompok Virgin is Suck, kelompok Wind Ryder dan kelompok Wipe. Yang tak kalah menarik, dua komikus Prancis, Silvain Moizie dan Alfi Zackyelle pun ambil bagian.
Melihat komik Indonesia di Cergambore seperti menembus mesin waktu, masuk ke era 70-80an ketika komik Indonesia yang kala itu menjadi “raja” di negeri ini. Sebut saja Ko Ping Ho, Gundala Putra Petir dan Jaka Sembung. Tentu saja, ada perbedaan kualitas visual yang mencolok. Sebagian dari komik-komik itu juga memiliki kualitas cetak yang juga lebih bagus. Tidak hanya itu, sebagian dari komik-komik Indonesia juga memiliki souvenir bergambar tokoh komik mereka. Mulai tas, gantungan kunci hingga kalung.
Beng Rahardian, salah satu komiskus Indonesia menilai, dalam banyak hal, komik lokal Indonesia belakangan ini memiliki banyak kemajuan. Tidak hanya persoalan visual, termasuk juga pengemasan. Namun, perkembangan lain yang patut diacungi jempol adalah adanya keberanian dalam hal mengusung idealisme. “Kalau dilihat lagi, komik-komik nasional lebih berani mengusung kebebasan berkespresi gaya mereka, tidak hanya meniru komik yang lagi ngetrend,” kata Beng Rahardian pada The Post. Beng mengamati, kondisi yang berbeda terjadi beberapa saat lalu. Padahal, dalam era sebelumnya, ketika komik Jepang atau manga masuk ke Indonesia, tiba-tiba komik lokal Indonesia pun ke-manga-mangaan. Dan dari Surabayalah, komik manga di Indonesia berasal. Dua tokoh komik manga lokal Indonesia asal Surabaya itu adalah Calista Takarai dan Anzu Hazawa.
Namun perlahan-lahan hal itu mulai berubah. Originalitas komik nasional pun kembali muncul. Beng melihat hal itu berawal dari Jogjakarta. Komunitas komikus bernama Daging Tumbuh menjadi salah satu pelopor originalitas. Dan belakangan, ketika komik Benny and Mice dirilis dan mendapat respon dari pasar, hal originalitas pun kembali mendapat perhatian. Kehadiran Benny and Mice yang juga merupakan tokoh Comic Strip di Harian Kompas itu pun mengingatkan sisi originalitas yang juga “ramah baca”. “Bahwa komik itu bisa terkenal dengan tetap tampil original,” kata Beng Rahardian.
Di Surabaya, originalitas komik sempat ditandai dengan hadirnya komik Surabaya Romantis pada tahun 2008. Komik yang merupakan kumpulan komunitas film, komunitas musik indie label dan (tentu saja) komunitas komik itu mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. “Kami juga sempat heran dengan respon yang luar biasa atas Surabaya Romantis itu,” kata Broky, komikus Surabaya yang juga anggota komunitas komik Outline Reborn pada The Post. Karena itulah, pada 2009 ini akan hadir Surabaya Romantis jilid-2 yang akan dilaunching pada 10 Nopember mendatang. Bertepatan dengan Hari Pahlawan.
Selain Surabaya, komikus di Jember, sekitar 190 Km arah timur Surabaya, juga memiliki sejarah dalam menciptakan komik lokal yang original. Sebuah komunitas bernama Nasi Putih secara berkala menerbitkan komik dan Buletin berjudul Nasi Putih. Selain itu, komunitas yang berisi anak muda dari berbagai background pendidikan itu giat memprakarsai event-event seni di kota yang dikenal dengan sebuatan Kota Suar Suir (makanan berbahan baku tape) itu. “Kami ingin memberi ruang kepada semangat untuk berkarya tanpa mempertimbangkan apapun selain karya,” kata Gunawan, salah satu aktivis Nasi Putih pada The Post.
Tidak berhenti pada Outline dan Nasi Putih, ke-19 seniman dan komikus yang berpartisipasi dalam Cergambore ini, hampir seluruhnya pernah menelorkan karya berupa komik indie. “Komik Indie, adalah kekuatan komikus Indonesia yang masih original, namun, sekaligus menjadi kelemahan,” kata Beng Rahardian. Karena dengan berada di jalur indie, maka pesan-pesan yang disampaikan komikus kepada khalayak hanya akan bisa ditranformasikan kepada khalayak sangat terbatas. “Jadi ada baiknya, komikus tidak berhenti mengembangkan karyanya dalam wilayah indie saja, harus juga bergerak ke arah industri,” kata komikus pemrakarsa Kelas Komik Akademi Samali ini.
Kathleen Azali, pemerhati komik Surabaya memiliki persepsi berbeda. Justru pemilik Labrary, Cinematheque and CafĂ© H2O ini beranggapan komik lokal jalur indie layak untuk dipertahankan sebagai ruang idealisme bagi komikus. Kathleen lebih condong menyarankan komikus untuk meneruskan budaya lama main job dan side job. Main job yang dimaksud di sini adalah komik Indie. “Sementara side job adalah komik-komik yang justru bernapaskan industri banget, agar ada subsidi silang uang hasil komik industri yang berdimensi profit, untuk membiayai komik indie yang idealis,” kata Kathleen.
Perempuan yang akrab dipanggil Kat ini mencontohkan komik buatan Wind Ryder Studio berjudul Wind Ryder. Namun di sisi lain, Wind Ryder juga menerbitkan karya indie berjudul Komikugrafi yang dicetak black and white. Juga yang dilakukan oleh komunitas Neo Paradigm yang menerbitkan komik full colors berjudul Aquanus, Benua ke Tujuh. Tapi, komunitas yang sama juga menerbitkan komik black and white yang berjudul Defragment. “Komik hitam putih itu dibuat dengan biaya minim, cetak ulangnya bisa dilakukan dengan fotocopy, “ kata Kathleen.
Apapun bentuknya, jelas Kathleen, komik lokal Indonesia yang masih original tetap tetap harus dihargai. Selain perlu dukungan banyak pihak, komik jenis ini harus terus diberi ruang untuk hidup. Bila perlu, secara kontinyu digelar pameran khusus bagi komik-komik dalam negeri. “Saya yakin, suatu saat, komikus lokal yang lahir secara indie akan diterima layaknya band-band indie, kita tunggu saja waktunya,” katanya.
Tak perlu bicara soal komik Jepang atau manga seperti Naruto, Crayon Shincan, Dragon Ball, Neon Genesis Evangelion hingga Pokemon. Atau mencari komik Amerika seperti Superman, Fantastic Four, Green Lantern bahkan Spider Man. Karena, Indonesia punya jagoan-jagoan komik sendiri. Di antaranya beradu aksi di Cergambore di Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) Surabaya. Secara visual dan ide cerita, apa yang tersaji tidak kalah menarik dengan komik import. Sayang, keterbatas dana dan menggunungnya idealisme sering menjadi kendala masuk ke wilayah industri.
Geliat komikus lokal kembali terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Melalui event bernama Cergambore, Festival Komik dan Seni Urban Surabaya, sejumlah 19 komikus dan seniman urban dari berbagai tempat di Indonesia memamerkan karya-karyanya.Sebut saja, Beng Rahardian, Azizah Noer, Tita Larasati, kelompok Bajingan Komik, kelompok Bunuh Diri, kelompok Imaji Sungsang, kelompok Karya Anak Bangsa dan kelompok Komik Palsu. Ada juga kelompok Nasi Putih, kelompok Neo Paradigm, kelompok Outline Reborn, kelompok Syndicate, kelompok Virgin is Suck, kelompok Wind Ryder dan kelompok Wipe. Yang tak kalah menarik, dua komikus Prancis, Silvain Moizie dan Alfi Zackyelle pun ambil bagian.
Melihat komik Indonesia di Cergambore seperti menembus mesin waktu, masuk ke era 70-80an ketika komik Indonesia yang kala itu menjadi “raja” di negeri ini. Sebut saja Ko Ping Ho, Gundala Putra Petir dan Jaka Sembung. Tentu saja, ada perbedaan kualitas visual yang mencolok. Sebagian dari komik-komik itu juga memiliki kualitas cetak yang juga lebih bagus. Tidak hanya itu, sebagian dari komik-komik Indonesia juga memiliki souvenir bergambar tokoh komik mereka. Mulai tas, gantungan kunci hingga kalung.
Beng Rahardian, salah satu komiskus Indonesia menilai, dalam banyak hal, komik lokal Indonesia belakangan ini memiliki banyak kemajuan. Tidak hanya persoalan visual, termasuk juga pengemasan. Namun, perkembangan lain yang patut diacungi jempol adalah adanya keberanian dalam hal mengusung idealisme. “Kalau dilihat lagi, komik-komik nasional lebih berani mengusung kebebasan berkespresi gaya mereka, tidak hanya meniru komik yang lagi ngetrend,” kata Beng Rahardian pada The Post. Beng mengamati, kondisi yang berbeda terjadi beberapa saat lalu. Padahal, dalam era sebelumnya, ketika komik Jepang atau manga masuk ke Indonesia, tiba-tiba komik lokal Indonesia pun ke-manga-mangaan. Dan dari Surabayalah, komik manga di Indonesia berasal. Dua tokoh komik manga lokal Indonesia asal Surabaya itu adalah Calista Takarai dan Anzu Hazawa.
Namun perlahan-lahan hal itu mulai berubah. Originalitas komik nasional pun kembali muncul. Beng melihat hal itu berawal dari Jogjakarta. Komunitas komikus bernama Daging Tumbuh menjadi salah satu pelopor originalitas. Dan belakangan, ketika komik Benny and Mice dirilis dan mendapat respon dari pasar, hal originalitas pun kembali mendapat perhatian. Kehadiran Benny and Mice yang juga merupakan tokoh Comic Strip di Harian Kompas itu pun mengingatkan sisi originalitas yang juga “ramah baca”. “Bahwa komik itu bisa terkenal dengan tetap tampil original,” kata Beng Rahardian.
Di Surabaya, originalitas komik sempat ditandai dengan hadirnya komik Surabaya Romantis pada tahun 2008. Komik yang merupakan kumpulan komunitas film, komunitas musik indie label dan (tentu saja) komunitas komik itu mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. “Kami juga sempat heran dengan respon yang luar biasa atas Surabaya Romantis itu,” kata Broky, komikus Surabaya yang juga anggota komunitas komik Outline Reborn pada The Post. Karena itulah, pada 2009 ini akan hadir Surabaya Romantis jilid-2 yang akan dilaunching pada 10 Nopember mendatang. Bertepatan dengan Hari Pahlawan.
Selain Surabaya, komikus di Jember, sekitar 190 Km arah timur Surabaya, juga memiliki sejarah dalam menciptakan komik lokal yang original. Sebuah komunitas bernama Nasi Putih secara berkala menerbitkan komik dan Buletin berjudul Nasi Putih. Selain itu, komunitas yang berisi anak muda dari berbagai background pendidikan itu giat memprakarsai event-event seni di kota yang dikenal dengan sebuatan Kota Suar Suir (makanan berbahan baku tape) itu. “Kami ingin memberi ruang kepada semangat untuk berkarya tanpa mempertimbangkan apapun selain karya,” kata Gunawan, salah satu aktivis Nasi Putih pada The Post.
Tidak berhenti pada Outline dan Nasi Putih, ke-19 seniman dan komikus yang berpartisipasi dalam Cergambore ini, hampir seluruhnya pernah menelorkan karya berupa komik indie. “Komik Indie, adalah kekuatan komikus Indonesia yang masih original, namun, sekaligus menjadi kelemahan,” kata Beng Rahardian. Karena dengan berada di jalur indie, maka pesan-pesan yang disampaikan komikus kepada khalayak hanya akan bisa ditranformasikan kepada khalayak sangat terbatas. “Jadi ada baiknya, komikus tidak berhenti mengembangkan karyanya dalam wilayah indie saja, harus juga bergerak ke arah industri,” kata komikus pemrakarsa Kelas Komik Akademi Samali ini.
Kathleen Azali, pemerhati komik Surabaya memiliki persepsi berbeda. Justru pemilik Labrary, Cinematheque and CafĂ© H2O ini beranggapan komik lokal jalur indie layak untuk dipertahankan sebagai ruang idealisme bagi komikus. Kathleen lebih condong menyarankan komikus untuk meneruskan budaya lama main job dan side job. Main job yang dimaksud di sini adalah komik Indie. “Sementara side job adalah komik-komik yang justru bernapaskan industri banget, agar ada subsidi silang uang hasil komik industri yang berdimensi profit, untuk membiayai komik indie yang idealis,” kata Kathleen.
Perempuan yang akrab dipanggil Kat ini mencontohkan komik buatan Wind Ryder Studio berjudul Wind Ryder. Namun di sisi lain, Wind Ryder juga menerbitkan karya indie berjudul Komikugrafi yang dicetak black and white. Juga yang dilakukan oleh komunitas Neo Paradigm yang menerbitkan komik full colors berjudul Aquanus, Benua ke Tujuh. Tapi, komunitas yang sama juga menerbitkan komik black and white yang berjudul Defragment. “Komik hitam putih itu dibuat dengan biaya minim, cetak ulangnya bisa dilakukan dengan fotocopy, “ kata Kathleen.
Apapun bentuknya, jelas Kathleen, komik lokal Indonesia yang masih original tetap tetap harus dihargai. Selain perlu dukungan banyak pihak, komik jenis ini harus terus diberi ruang untuk hidup. Bila perlu, secara kontinyu digelar pameran khusus bagi komik-komik dalam negeri. “Saya yakin, suatu saat, komikus lokal yang lahir secara indie akan diterima layaknya band-band indie, kita tunggu saja waktunya,” katanya.
01 Maret 2009
Delegasi Parlemen Eropa Memantau Pemilu Aceh
Decee P.W, Banda Aceh
Pemilu di Nanggroe Aceh Darussalam menjadi perhatian Parlemen Eropa. Delegasi Parlemen Eropa akan berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) guna memantau kemajuan yang dicapai dalam tahapan pemilu di daerah tersebut. Dalam pertemuan dengan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh di Banda Aceh, Sabtu, Ketua KIP Abd Salam Poroh menjelaskan lima tahapan pemilu yang sudah dijalankan kepada Parlemen Eropa.
"Ada lima tahapan pemilu yang sudah KIP lakukan di antaranya tahapan pertama yaitu pendaftaran pemilih. Untuk Aceh sebanyak 3.003.222 pemilih tetap," kata Abd Salam Poroh. Tahapan kedua yaitu pendaftaran peserta pemilu yaitu 38 partai politik nasional dan enam partai politik lokal serta 29 peserta perorangan untuk memperebutkan kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Tahap ketiga yaitu penetapan jumlah kursi, tahapan pencalonan dengan rincian sebanyak 2.701 orang calon DPR RI, 1.054 untuk DPR Aceh dan 8.786 orang untuk DPR Kabupaten/Kota. Saat ini tahap yang sedang berlangsung yaitu tahapan kampanye tertutup.
Pada pertemuan di Aula KIP Aceh itu, ketua delegasi Parlemen Eropa, Hartmut Nassauer mempertanyakan tentang kendala yang dihadapi KIP dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pemilu. "Apa yang menjadi kendala KIP dalam penyelenggaraan pemilu dan bagaimana hubungannya dengan proses perdamaian yang sedang berlangsung," tanya Nassauer.
Wakil Ketua KIP Aceh, Ilham Syahputra mengatakan bahwa ada sedikit gesekan-gesekan antar partai tapi tidak terlalu berdampak pada perdamaian. Selain itu belum ada permasalahan yang diajukan ke pengadilan. Lebih lanjut Ilham mengatakan, untuk mengantisipasi gesekan-gesekan tersebut, KIP berkoordinasi dengan institusi lokal. Selain itu bersama beberapa partai membuat sebuah Forum Komunikasi.
Pemilu di Nanggroe Aceh Darussalam menjadi perhatian Parlemen Eropa. Delegasi Parlemen Eropa akan berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) guna memantau kemajuan yang dicapai dalam tahapan pemilu di daerah tersebut. Dalam pertemuan dengan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh di Banda Aceh, Sabtu, Ketua KIP Abd Salam Poroh menjelaskan lima tahapan pemilu yang sudah dijalankan kepada Parlemen Eropa.
"Ada lima tahapan pemilu yang sudah KIP lakukan di antaranya tahapan pertama yaitu pendaftaran pemilih. Untuk Aceh sebanyak 3.003.222 pemilih tetap," kata Abd Salam Poroh. Tahapan kedua yaitu pendaftaran peserta pemilu yaitu 38 partai politik nasional dan enam partai politik lokal serta 29 peserta perorangan untuk memperebutkan kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Tahap ketiga yaitu penetapan jumlah kursi, tahapan pencalonan dengan rincian sebanyak 2.701 orang calon DPR RI, 1.054 untuk DPR Aceh dan 8.786 orang untuk DPR Kabupaten/Kota. Saat ini tahap yang sedang berlangsung yaitu tahapan kampanye tertutup.
Pada pertemuan di Aula KIP Aceh itu, ketua delegasi Parlemen Eropa, Hartmut Nassauer mempertanyakan tentang kendala yang dihadapi KIP dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pemilu. "Apa yang menjadi kendala KIP dalam penyelenggaraan pemilu dan bagaimana hubungannya dengan proses perdamaian yang sedang berlangsung," tanya Nassauer.
Wakil Ketua KIP Aceh, Ilham Syahputra mengatakan bahwa ada sedikit gesekan-gesekan antar partai tapi tidak terlalu berdampak pada perdamaian. Selain itu belum ada permasalahan yang diajukan ke pengadilan. Lebih lanjut Ilham mengatakan, untuk mengantisipasi gesekan-gesekan tersebut, KIP berkoordinasi dengan institusi lokal. Selain itu bersama beberapa partai membuat sebuah Forum Komunikasi.