30 Januari 2009

KPU Jatim Tetapkan Suara Karsa Lebih Tinggi dari Kaji

Iman D. Nugroho, Surabaya, Jawa Timur

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur menetapkan jumlah suara pasangan calon gubernur Jawa Timur Soekarwo-Syaifullah Yusuf atau Karsa, lebih tinggi dari kandidat lain Khofifah Indarparawansa-Mudjiono, Jumat (30/1) ini. Karsa mendapatkan 7.660.861 suara, sementara Kaji mendapatkan 7.626.757 suara. "Keputusan ini adalah keputusan final," kata Wahyudi Purnomo, Ketua KPU Jawa Timur usai Rapat Pleno KPU Jatim di Hotel Equator, Surabaya Jumat ini. Hal itu berarti ada selisih 34.104 suara untuk Karsa atas Kaji.


Pengumuman resmi hasil pilkada Jawa Timur ini dilakukan setelah dilaksanakan proses pemilihan ulang pilgub Jatim di Kabupaten Sampang dan Bangkalan, serta penghitungan ulang di Kabupaten Pamekasan Madura seperti diperintahkan Mahkamah Konstitusi (MK). Rapat pleno di Hotel Equator itu digelar dalam penjagaan ketat oleh aparat Polisi Polda Jatim. Dalam pengamatan, polisi bersenjata lengkap berjaga di akses masuk menuju hotel, gerbang masuk hotel hingga di dalam ruang rapat.

Dalam pelaksanaan rapat paripurna ini pun sempat diwarnai dengan interupsi dari Saksi dari Kaji yang meminta KPU Jatim menjelaskan dengan rinci. Mulai data pemilih tetap, jumlah kertas suara dll. Meski hal itu adalah permintaan biasa, KPU Jatim melalui salah satu anggotanya Arief Budiman memilih untuk tidak mengabulkan permintaan itu dengan alasan data-data itu akan diberikan secara tertulis. Akhirnya pembacaan hasil final pilgub Jatim pun dilanjutkan hingga selesai.

Hasil Akhir:

Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (KAJI): 7.626.757 suara
Pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf (KARSA): 7.660.861 suara



29 Januari 2009

Kelemahan Kita Hanya Satu

Jojo Raharjo, Jakarta

Sudah tiga pertarungan di kandang, Garuda belum juga mampu menetaskan telornya. Dalam tiga laga terakhir di Senayan, tim nasional Indonesia gagal menceploskan sebiji gol pun ke gawang lawan. Setelah kalah 0-2 dari Singapura dan dilibas 0-1 Thailand di Piala AFF, hasil mandul gol berlanjut dalam penyisihan Grup B Piala Asia kala ditahan tim kanguru Australia 0-0...>>lanjut.





Grafiti, Membuat Kota Lebih Berwarna!

photo by Iman D. Nugroho.
Sepertinya, kota-kota seperti Jakarta, Surabaya dan lain-lain harus berterimakasih kepada seniman grafiti. Dengan adanya aksi pengecatan yang dilakukan secara mandiri di tembok-tembok kumuh kota, bisa secara "ajaib" mengubahnya menjadi "ceria". Seperti yang tampak di salah satu sudut kota Surabaya ini.




22 Januari 2009

Pelanggaran Tetap Terjadi di Pilkada Ulang Madura


Iman D. Nugroho, Bangkalan, Madura.

Meskipun secara umum pelaksanaan pemilihan gubernur ulangan di Bangkalan, Madura, Rabu (21/1) berlangsung lancar, namun pelaksanaannya diwarnai dengan berbagai pelanggaran. Mulai pencoblosan lebih dari satu kali, penghitungan lebih awal, hingga pencoblosan yang dilakukan oleh anak di bawah umur. Sayangnya, semua kejadian itu seakan terabaikan dengan hasil akhir pemilu ulangan seperti yang diamanatkan Mahkamah Konstitusi (MK) itu.


Seperti diberitakan sebelumnya, MK memutuskan pelaksanaan pilkada ulangan di Kabupaten Sampang dan Kabupaten Bangkalan Madura, untuk menentukan siapa dari dua kandidat, Khofifah Indar Parawanda-Mudjiono (KAJI) dan Soekarwo-Syaifullah Yusuf (KARSA) yang layak menduduki kursi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Keputusan MK itu didasari tuntutan pasangan KAJI atas hasil pilkada yang berlangsung akhir tahun 2008 lalu.

Pelanggaran yang mencolok terjadi di tempat pemungutan suara (TPS) 7 Desa Baipajung, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan. Dalam proses pencoblosan yang disaksikan langsung oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen. Pol. Herman Suryadi Soemawiredja dan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH. Miftahul Ahyar itu, ditemukan empat anak-anak yang akan memberikan hak suaranya. Dua sudah "terlanjur" mencoblos, sementara dua lagi mengurungkan niatannya karena tertangkap tangan. "Dua anak yang mencoblos itu mewakili neneknya yang sudah tua dan tidak mampu melaksanakan hak suaranya," kata Herman.

Berdasarkan data yang dicatat tim KAJI di berbagai daerah di Bangkalan, pelanggaran lain terjadi di Desa Seplasah Kecamatan Sepuluh. Hasiah, anak Kepala Desa Seplasah diketahui telah melakukan pencoblosan lebih dari satu kali. Saat kejadian itu dilaporkan polisi, justru laporan itu ditolak. "Kita akan membawa persoalan ini secara hukum," kata KH. Imam Cholil. Pelanggaran lain terjadi di Desa Karangpanasan, Kabupaten Blega. Di salah satu TPS di ada ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meminta penghitungan suara dipercepat dari jabwal yang sudah ditetapkan.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bangkalan Zazuli Nur menilai berbagai pelanggaran itu hanya sebuah kesalahan teknis yang bisa terjadi di mana saja. Meski demikian Zazuli berharap berbagai kejadian ini akan bisa ditindaklanjuti oleh Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada Bangkalan. "Kejadian ini tidak akan menghentikan pelaksanaan pilkada ulangan, namun tetap akan diusut oleh Panwas Bangkalan," kata Zazuli, Rabu ini.

Martono, Ketua Tim Pemenangan KARSA mengatakan setiap pepanggaran yang terjadi dalam pelaksanaan pilkada ulangan di Bangkalan dan Sampang harusnya langsung diusut oleh Panwas dan Polisi. Karena bukan tidak mungkin hal itu adalah ulah dari pihak-pihak yang ingin menyudutkan pasangan KARSA maupun KAJI. "KARSA justru berkepentingan agar kasus-kasus itu diusut tuntas," kata Martono pada The Jakarta Post.

Berdasarkan hasil quickcount tim KARSA, di Bangkalan, pasangan Soekarwo-Syafullah Yusuf unggul dengan nilai 254.221 suara. Sementara Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono hanya mendapatkan 144.216 suara. Sementara di Sampang, Soekarwo-Syafullah Yusuf unggul dengan nilai 211.265 suara, dibanding Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono yang memperoleh
147.513 suara.

Sementara itu Ketua PWNU Jawa Timur KH. Miftahul Ahyar menghimbau kepada KARSA maupun KAJI lebih legowo menerima apapun hasilnya pilkada ulangan ini. "Saya harap tidak ada lagi yang tuntut menuntut, karena besarnya jumlah dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pilkada," kata Miftahul Ahyar.

20 Januari 2009

Polisi Madura Menangkap Pelaku Black Campaign

Iman D. Nugroho, Bangkalan, Madura

Polisi Bangkalan menangkap satu orang pelaku black campaign kandidat calon Gubernur, Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji), Selasa (20/1) dini hari. Pelaku ditangkap saat menempelkan selebaran bergambar pasangan Kaji dengan background bergambar salib. "Hingga saat ini pelaku masih diperiksa, bila bersalah terancam hukuman maksimal 1,4 tahun," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Bangkalan, Sulaiman, Selasa.


Berdasarkan informasi sementara yang didapatkan polisi, tersangka bernama Syaiful Anwar, 48 melakukan penempelan gambar Kaji di depan Pondok Pesantren KH. Abdullah, kawasan Demangan, Kota Bangkalan. Saat ditangkap, Syaiful membawa 16 lembar poster. "Tersangka mengaku diperintah oleh dua orang yang tidak dikenalnya untuk menempelkan poster-poster itu dengan bayaran Rp.20 ribu," jelas Sulaiman.

Syaiful adalah warga Bangkalan yang sehari-hari bekerja sebagai pengendara becak. Polisi menduga, Syaiful hanya orang suruhan yang tergiur uang Rp.20 ribu tanpa mengetahui efek dari tindakan yang dilakukan. "Karena itu, masih kita cari siapa orang yang menyuruh Syaiful melakukan tindakan itu," kata Sulaiman.

Aksi black campaign tidak hanya dialami pasangan Kaji, kandidat lain, Soekarwo-Syaifullah Yusuf atau Karsa, pun mengalami hal yang sama. Melalui rubrik Laporan Khusus media Duta Masyarakat dimuat besar-besar berita tentang hubungan Soekarwo dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Bahkan, di dua lembar koran itu juga memuat lembaran Kejaksaan Negeri Madiun yang menjelaskan hubungan anggota Barisan Tani Indonesia (BTI) Kartodiharjo yang tidak lain adalah ayah dari Soekarwo.

Ironisnya, koran Duta Masyarakat yang terbit pada 18 Januari 2008 itu diborong oleh salah satu tim sukses kandidat, dan diedarkan secara gratis. "Ini adalah bukti kongkret tentang keterlibatan Soekarwo, kami hanya menunjukkan bukti, agar masyarakat tidak salah pilih," kata H.M Afif Nur, salah satu Tim Sukses Kaji pada The Jakarta Post. Di kantor Afif Nur sendiri tertumpuk ratusan koran Duta Masyarakat yang digratiskan.

Ketua Panitia Pengawas (Panwas) Bangkalan, Mathur Khuzaini menyesalkan adanya pihak-pihak yang menggunakan isu ideologi komunis dan agama dalam coblosan ulang pilgub ulangan di Madura. Apalagi, bagi masyarakat Madura, dua hal itu sangat peka dan menyulut keributan. "Bagi masyarakat Madura, komunis dan isu agama sangat rentan menyulut keributan," kata Mathur pada The Post.

Meski demikian, Mathur tidak bisa menilai penggunaan isu itu sebagai sesuatu yang melanggar peraturan pilkada. Karena syarat-syaratnya tidak terpenuhi. Dalam kasus Kaji dan tanda salibnya misalnya, adalah poster dukungan Partai Damai Sejahtera (PDS) pada Kaji. "Sementara dalam kasus Karsa yang dimuat di Duta Masyarakat dalam bentuk berita, sudah disertakan pula bantahan dari pihak Karsa," jelas Mathur. Meski demikian, Panwas Bangkalan akan tetap menjadikan dua hal itu sebagai tanda-tanda naiknya suhu politik yang patut diwaspadai.

Rabu (21/1) ini, akan digelar pilkada gubernur ulangan di Kabupaten Bangkalan dan Sampang. Hal ini dilakukan atas keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menilai ada kecurangan dalam pelaksanaan pemilihan gubernur Jawa Timur di Madura. Khususnya di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang.

teks foto: Pasukan Brimob Polda Jatim sedang memeriksa mobil yang masuk ke Pulau Madura melalui Pelabuhan Kamal, Bangkalan.

19 Januari 2009

Wayang Potehi, Pertunjukan Penuh Arti

Photo by Iman D. Nugroho

Agamawan di Klenteng Dukuh, Surabaya menggelar doa menjelang Imlek 2009 dan hari di mana Budha dan Dewa-Dewi naik ke nirwana, Minggu (19/1). Dalam acara itu digelar pula pertunjukan Wayang Potehi.


Baginda Lie Sie Bin, Raja dari Kerajaan Tai Tong Tiauw kelihatan gelisah pagi itu. Salah satu kerajaan di bawah kekuasaannya, Kerajaan So Pak memutuskan untuk memperluas wilayah kerajaannya dengan membangun kota baru. Lie Sie Bin yang merasa terancam, memutuskan untuk menyerang kerajaan So Pak. Perang besar pun tidak terhindarkan dipimpin oleh Panglima Cu Pi Lun.

Penggalan cerita di jaman raja-raja China atau Tiongkok itu kembali hadir dalam pagelaran Wayang Potehi di Klenteng Hong Tek Hian atau Klenteng Dukuh, Surabaya, belum lama ini. Cerita itu mengiringi sembayangan menjelang Imlek 2009 (tahun China 2560), sekaligus dimainkan bersamaan dengan naiknya Budha dan Dewa-Dewi ke nirwana.

Wayang Potehi atau Poo Tay Hie adalah salah satu ciri khas Klenteng Dukuh. Di klenteng yang terletak di daerah Surabaya Timur dan berasal dari kata poo (kain), tay (kantung) dan hie (wayang) ini dimainkan setiap hari dalam tiga kali jam pertunjukan. "Pertunjukan dimulai jam 09.00, 13.00 dan jam 18.00, agar semua warga klenteng bisa menikmati kisah-kisah yang ada di dalam wayang itu," kata Edy Sutrisno, salah satu pemain wayang potehi.

Tidak ada bukti sejarah secara pasti, kapan kesenian Wayang Potehi ini diciptakan pertama kali. Ada yang bilang, kesenian ini sudah berdiri pada 3.000 tahun lalu di massa Dinasti Tiu Ong. Saat itu, ada empat orang tahanan hukuman mati yang membuat alunan musik dari berbagai peralatan bekas.

Hebatnya, Kaisar Tiu Ong yang mendengar alunan musik itu justru terhibur dan membebaskan mereka dari segala hukuman. Perkiraan lain, Wayang potehi ini ada pertama kali saat Dinasti Jin berkuasa pada abad ke 3-5 Masehi dan berkembang pada Dinasti Song di abad 10-13 M.

Sekitar tiga abad kemudian, saat orang tionghoa datang pertama kali ke Indonesia, Wayang Potehi pun mulai dikenal. Dan sejak saat itu, wayang yang secara fisik mirip wayang golek Jawa Barat namun memiliki kaki wayang itu dimainkan di klenteng-klenteng di Indonesia. Mulai cerita klasik dinasti-dinasti China, hingga cerita-cerita populer namun penuh makna, seperti Kera Sakti.

Peralatan yang digunakan pun tidak lagi peralatan bekas, melainkan alat musik china seperti gembreng, rebab, gwik gim, suling hingga simbal. Bahasa yang digunakan pun mengalami perubahan. Bila awalnya hanya berbahasa hokkian, sejak dimainkan di Indonesia, Wayang Potehi pun berbahasa Indonesia.

Sayang, meskipun banyak peminat, perkembangan Wayang Potehi sempat terhambat saat VOC Belanda melarang pagelaran seni China di Indonesia. Begitu juga saat Pemerintahan Soeharto juga ikut melarang kesenian China. Beruntung, semua berakhir saat KH. Abdurahman Wahid atau Gus Dur menjadi Presiden RI. Gus Dur kembali membuka ruang pada kesenian China. Wayang potehi pun kembali banyak dikenal. Termasuk Wayang Potehi Klenteng Dukuh

Mujiono,48 dalang Wayang Potehi Klenteng Dukuh menceritakan, dirinya sudah mulai bergelut dengan Wayang Potehi saat duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Saat itu, Mujiono diajak Wardi, sang paman, untuk memainkan wayang. "Ada wanita asli Hokian yang pengurus Klenteng Dukuh yang menjadi guru saya," kenang Mujiono.

Untuk memperkuat karakter tokoh Wayang Potehi, Mujiono rajin membaca buku-buku sejarah China yang dimiliki klenteng. Kini, setelah puluhan tahun menggeluti Wayang Potehi, pria kelahiran Surabaya 48 tahun lalu itu pun hafal sejarah China di luar kepala. "Tapi tetap saja, banyak tokoh-tokoh China yang sulit diperankan, seperti Gia Ko Bin yang memiliki karakter tidak tua, tidak muda, tidak jahat, juga tidak baik," katanya.

Meski demikian, Mujiono mengaku menikmati dunia Wayang Potehi. Terutama bila dia dan kelima anggota kelompoknya bisa menghibur orang-orang keturunan China yang ingin menikmati Wayang Potehi. "Sudah tidak terhitung serapa kali saya ke luar kota untuk memainkan Wayang Potehi, senang rasanya melihat mereka menikmati pertunjukan saya," kata Mujiono yang mematok harga Rp.5 juta untuk sekali main ini.

17 Januari 2009

Menunggu Setan Mampir Jakarta

Di sela semakin kencangnya persaingan dua tim merah merebut tahta Liga Premier Inggris, berhembus kabar Manchester United akan mengunjungi Indonesia dan bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 24 Juli mendatang...>>selanjutnya.


15 Januari 2009

Dalam Waktu Dekat Tim Mer-C Indonesia Masuk ke Jalur Gaza

Iman D Nugroho, Surabaya, Jawa Timur

Dalam waktu dekat, Tim Medical Emergency Rescue Committe atau Mer-C asal Indonesia akan segera masuk ke Jalur Gaza. Hal itu dikatakan salah satu anggota komite Mer-C Dr. Hendry Hidayatullah di Surabaya, Kamis (15/1) ini. "Dalam waktu dekat Mer-C Indonesia akan masuk ke Jalur Gaza, berdasarkan laporan kawan-kawan Mer-C di Mesir, suasana di Jalur Gaza sudah mulai kondusif untuk tim kemanusiaan," kata Henry.


Lebih jauh Henry mengatakan, meskipun tim medis belum masuk, namun bantuan media asal Indonesia yang dibawa ke Palestina dipastikan sudah masuk ke Jalur Gaza pada Jumat lalu. Kabar itu diberikan melalui pesan singkat tim Mer-C di Mesir. Hingga saat ini, tiga dokter Mer-C yang ada di sana, Dr. Joserizal Jurnalis, Dr. Indragiri dan Dr. Sarbini masih bertahan di perbatasan Jalur Gaza. Sementara dua anggota tim yang lain, Ir. Faried Thalib dan M. Mursalim ditugaskan kembali ke Kairo untuk mengurus pembelian bantuan selanjutnya.

Dalam press release yang diberikan Dr. Henry, sejauh ini bantuan uang yang diterima Mer-C sudah mencapai Rp.6,1 miliar. Bantuan itu terdiri dari uang rupiah, dollar dan barang-barang. Dari seluruh bantuan finansial yang diterima Mer-C, sekitar Rp.2 miliar sudah digunakan untuk memberi obat-obatan, dan dua mobil ambulan. "Sengaja kami membeli semua kebutuhan di dekat Jalur Gaza, mengingat sulitnya membawa barang-barang," kata Henry.

Henry menjelaskan, saat ini bantuan finansial lebih berguna untuk membantu rakyat Palestina di Jalur Gaza, ketimbang bantuan barang. Meskipun harga barang-barang medis di dekat Jalur Gaza lebih mahal, namun hal itu masih lebih murah ketimbang membawa barang secara langsung dari Indonesia. "Untuk itu, bagi yang mau menyumbang rakyat Palestina, lebih baik menyumbang uang, ketimbang barang," katanya.

Sementara itu, Kamis sore ini, Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) menyumbangkan hasil dana bantuan Palestina sebesar Rp. 300 juta. Dana yang berasal dari program YDSF Peduli Palestina itu dikumpulkan dalam waktu lebih dari dua bulan. "Dana ini dari berbagai instansi dan perorangan yang perduli dengan kondisi di Palestina," kata M. Ikhwan Wahyudi. Rencananya, dompet bantuan ini akan terus dibuka untuk masyarakat yang akan menyumbang.

Dalam waktu yang bersamaan, sekitar enam siswa Sekolah Dasar Al Irsyad Surabaya menyumbangkan uang bantuan yang dikumpulkan dari 1300 siswa SD-SMA Al Irsyad untuk membantu anak-anak di Palestina. "Menurut kami, perang selalu membawa korban, terutama anak-anak, dan itu harus segera dihentikan," kata Misma Bawazier, salah satu siswa SD Al Irsyad pada The Jakarta Post.

Bongkar Rumah Demi Jembatan Suramadu

Photo by Iman D. Nugroho

Perlawanan panjang warga Kenjeran dan Kedung Cowek Surabaya untuk menaikkan harga kompensasi penggunaan jalan akses Surabaya-Madura, berakhir. Kamis (15/1) ini, pemerintah kota akhirnya menggusur ke-5 rumah itu. Warga tidak punya kuasa untuk menolak.



14 Januari 2009

Mahasiswa Menolak Badan Hukum Pendidikan

Photo by Iman D. Nugroho

Masyarakat Surabaya yang tergabung dalam Persatuan Organisasi Rakyat Tolak Badan Hukum Perguruan Tinggi (Portal BHP) menggelar demonstrasi menolak pelaksanaan Undang-undang BHP, Rabu (14/1) ini. Mereka menilai BHP tidak memberi kesempatan yang sama pada rakyat Indonesia dalam bidang pendidikan.