Rapat Paripurna DPR RI dengan Tim Pengawas Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (TP2LS) yang menetapkan kasus semburan Lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo sebagai bencana nasional, disambut demonstrasi jalan oleh masyarakat lima desa di Porong, Selasa (19/02/08) ini. Dalam demo itu mereka melakukan pemblokiran jalan dan rel kereta api.
-------------------------
Massa berjumlah sekitar 3000-an orang itu itu berasal dari Desa Siring, Desa Mindi, Desa Besuki, Desa Pejarakan, dan Desa Kedung Cangkring. Sejak pagi, mereka bergelombol di ujung jembatan Porong Sidoarjo. Massa menuntut agar hasil rapat paripurna yang hari ini bisa memenuhi rasa keadilan dan memperjelas nasib korban lumpur. Syukur-syukur bisa mengubah peta berdampak yang kini tidak memasukkan desa mereka.
Dari spanduk dan selebaran yang mereka bawa, tampak sekali adanya ketidakpuasan warga terhadap proses politik yang berlangsung di DPR-RI yang menetapkan kasus lemburan lumpur Lapindo sebagai bencana nasional. "Artinya, kita yang menjadi korban lumpur hanya akan mendapat ganti rugi sebanyak Rp.15 juta saja, lalu di mana tanggungjawab Lapindo yang bertanggungjawab dengan peristiwa ini," kata Sunarto, warga Pajarakan.
Selain tidak setuju dengan status bencana nasional, demonstran juga menuntut adanya perubahan peta daerah berdampak lumpur dan pembayaran uang sisa 80 persen yang selama ini belum dibayarkan. Jadwal yang diterima Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dari Minarak Lapindo Jaya, uang pembayaran sisa 80 persen itu akan dibayarkan pada awal Mei mendatang.
Ada empat titik yang dalam demonstrasi ini diblokir oleh warga. Yakni Raya Porong, Jembatan Porong, eks Jembatan Tol Porong-Gempol, dan jalan alternatif Siring Barat. Di titik-titik itu, massa melarang pengendara untuk melintas. Beberapa kendaraan yang sudah terlanjur ada di lokasi demonstrasi diminta untuk memutar dan mengambil jalan lain.
Polres Sidoarjo menyarankan masyarakat untuk mengambil jalan melingkar melalui Kecamatan Krian, menuju ke Taman dan Mojosari kemudian ke Malang atau Pasuruan ke arah Bali. Sementara untuk jalur kereta api yang juga diblokade dengan menggunakan balok kayu dan batu, membuat lima KA jurusan ke dan dari arah Malang dan Banyuwangi seperti KA Mutiara Timur, Malang Expres, KA Cantik, KA Penataran dan KA Barang tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Hingga berita ini diturunkan, belum jelas kapan jalur-jalur itu akan dibuka. Sekitar 1500 ribu polisi yang disiagakan di lokasi belum mendapatkan kepastian kapan akan melakukan pembubaran massa. "Saya menghimbau nanti malam, sekitar pukul 22.00 demonstrasi bisa berakhir," kata Kasatlantas Polres Sidoarjo, Andi Yudianto.
Youtube Pilihan Iddaily: Daredevil
19 Februari 2008
18 Februari 2008
Kesederhanaan Haul Pacitan
Ki Bonokeling, Ki Setroketipo dan Kanjeng Jimat mungkin tidak pernah menyangka, sejarah yang mereka toreh di Pacitan terus dikenang oleh anak cucu mereka hingga kini. Di pusara ketiganyalah, warga Pacitan mengawali peringatan Hari Ulang Tahun ke-623 Kabupaten Pacitan dengan kesederhanaan.
--------------
Tidak seperti areal pemakaman kebanyakan, areal pemakaman Giri Sampoerno di Desa Tanjung Asri, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan Jawa Timur terletak di atas bukit. Tempat peristirahatan terakhir warga sekitar itu memenuhi hampir seluruh permukaan bukit satu kilometer dari pusat kota asal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Di Giri Sampoerno itu jugalah bersemayam Joyoniman atau Kanjeng Jimat, Bupati Ke-12 Pacitan. Bagi masyarakat Pacitan, Kanjeng Jimat adalah tokoh besar yang memulai pembangunan kota itu. Tokoh ini dikeramatkan karena melalui tokoh inilah Islam mulai menyebar di Pacitan. "Sejak Kanjeng Jimat itu menjabat, Pacitan tumbuh menjadi daerah yang maju," kata Imam Koesno, sesepuh yang juga juru kunci pemakaman Kanjeng Jimat pada The Jakarta Post.
Sejarah Pacitan berawal dari kedatangan Ki Bonokeling, salah satu utusan Raja Brawijaya ke daerah di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah ini, pada abad ke XII M. Keturunan Ki Bonokeling menjadi penguasa hingga empat generasi. Ketika Islam mulai masuk, Ki Bonokeling ke-IV yang menjadi penguasa daerah itu keberatan ketika Kyai Ageng Petung, salah satu penyebar Islam di tanah Jawa, menyebarkan agamanya ke Pacitan. Keduanya bersitegang dan beperang.
Konon, Ki Bonokeling ke-IV memiliki kesaktian yang membuatnya tidak bisa dibunuh. Dalam perang itu, Kyai Ageng Petung berhasil membunuhnya dengan memenggal tubuh Ki Bonokeling menjadi tiga bagian. Masing-masing bagian tubuhnya dimakamkan di tiga tempat berbeda, yang dipisahkan dengan aliran sungai. Islam pun mulai tumbuh di Pacitan.
Nama Pacitan berasal dari kata Pace (buah Pace). Nama itu pertama kali disebutkan oleh Raja Mangkubumi yang berhasil disembuhkan oleh air buah pace saat lumpuh. Setroketipo, salah satu keturunan Bonokeling ke-V yang beragama Islam, adalah orang yang memberikan air itu kepada Mangkubumi.
“Sejarah berlanjut, hingga akhirnya Pacitan dipegang oleh Joyoniman atau Kanjeng Jimat, keturunan ke-XII Bonokeling yang berkuasa sejak 1840,” ungkap Koesno mengutip kitab Babad Pacitan. Kata jimat atau kabarang keramat yang diberikan kepada Joyoniman berawal dari tugas yang diberikan Pangeran Diponegoro kepada Joyoniman untuk bisa menjaga gedung yang berisi barang keramat.
Kanjeng Jimat adalah sosok yang sederhana dan penganut Islam yang taat. Pembangunan Pacitan beraroma keislaman adalah salah satu cita-citanya. Karena itu pun ketika Kanjeng Jimat meninggal dunia, dia mewasiatkan untuk dikubur di atas bukit yang berhadapan dengan kota Pacitan. Seperti di Giri Sampoerna sekarang.
Dari lokasi makam Kanjeng Jimat, kota Pacitan, berikut hamparan Pantai laut Selatan Teleng Ria terlihat jelas. Meski di sana bersemayam tokoh besar Pacitan, namun makam seluas 8x10 meter itu tergolong sederhana. Tidak ada ornamen khas Pacitan yang terukir di sana. Hanya bangunan rumah yang berdampingan dengan mushola Kanjeng Jimat.
Meski demikian, makam Kanjeng Jimat menjadi magnet bagi warga Pacitan yang masih bercaya pada kekeramatan sebuah makam. “Ada tiga makam di Pacitan yang sering dikunjungi untuk didoakan, Makam Kanjeng Jimat, Makam Setroketipo dan makam Buonokeling,” kata Koesno.
Kesederhanaan dan kekeramatan ala Kanjeng Jimat itulah yang menjadi salah satu ispirasi perayaan HUT Pacitan tahun 2008 ini. “Folosofinya adalah, menjadikan momentum ulang tahun Pacitan menjadi awal dari perubahan menjadi yang lebih baik dan religius,” kata Fathoni, Kepala Dinas Pariwisata Pacitan pada The Jakarta Post. Tanpa pagelaran hiburan rakyat dari 12 Kecamatan, Kirab Pusaka atau Pagelaran Wayang semalam suntuk. Puncak peringatan berupa dzikir akbar. "Ini adalah refleksi dari banyaknya problem yang dihadapi bangsa ini belakangan," kata Fathoni.
Pacitan memang memiliki sejarah yang jauh dari kegegapgempitaan. Daerah ini adalah daerah tunjuan raja-raja Jawa bila ingin melakukan tapa nyepi. Ketika Jendral Sudirman dikejar-kejar Belanda, Jendral Besar itu memilih bersembunyi di Pacitan dan memimpin strategi penyerangan di salah satu bukit di Pacitan. “Saya dengar, ada salah satu gua yang biasa dijadikan tempat bertapa raja-raja, juga digunakan oleh Almarhum mantan Soeharto,” kata Fathoni.
Kini, ketika Pacitan berulang tahun ke-623, semangat kesederhanaan itu kembali diusung. Kesederhanaan yang ditorehkan pertama kali oleh Ki Bonokeling, Ki Setroketipo dan Kanjeng Jimat.
--------------
Tidak seperti areal pemakaman kebanyakan, areal pemakaman Giri Sampoerno di Desa Tanjung Asri, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan Jawa Timur terletak di atas bukit. Tempat peristirahatan terakhir warga sekitar itu memenuhi hampir seluruh permukaan bukit satu kilometer dari pusat kota asal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Di Giri Sampoerno itu jugalah bersemayam Joyoniman atau Kanjeng Jimat, Bupati Ke-12 Pacitan. Bagi masyarakat Pacitan, Kanjeng Jimat adalah tokoh besar yang memulai pembangunan kota itu. Tokoh ini dikeramatkan karena melalui tokoh inilah Islam mulai menyebar di Pacitan. "Sejak Kanjeng Jimat itu menjabat, Pacitan tumbuh menjadi daerah yang maju," kata Imam Koesno, sesepuh yang juga juru kunci pemakaman Kanjeng Jimat pada The Jakarta Post.
Sejarah Pacitan berawal dari kedatangan Ki Bonokeling, salah satu utusan Raja Brawijaya ke daerah di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah ini, pada abad ke XII M. Keturunan Ki Bonokeling menjadi penguasa hingga empat generasi. Ketika Islam mulai masuk, Ki Bonokeling ke-IV yang menjadi penguasa daerah itu keberatan ketika Kyai Ageng Petung, salah satu penyebar Islam di tanah Jawa, menyebarkan agamanya ke Pacitan. Keduanya bersitegang dan beperang.
Konon, Ki Bonokeling ke-IV memiliki kesaktian yang membuatnya tidak bisa dibunuh. Dalam perang itu, Kyai Ageng Petung berhasil membunuhnya dengan memenggal tubuh Ki Bonokeling menjadi tiga bagian. Masing-masing bagian tubuhnya dimakamkan di tiga tempat berbeda, yang dipisahkan dengan aliran sungai. Islam pun mulai tumbuh di Pacitan.
Nama Pacitan berasal dari kata Pace (buah Pace). Nama itu pertama kali disebutkan oleh Raja Mangkubumi yang berhasil disembuhkan oleh air buah pace saat lumpuh. Setroketipo, salah satu keturunan Bonokeling ke-V yang beragama Islam, adalah orang yang memberikan air itu kepada Mangkubumi.
“Sejarah berlanjut, hingga akhirnya Pacitan dipegang oleh Joyoniman atau Kanjeng Jimat, keturunan ke-XII Bonokeling yang berkuasa sejak 1840,” ungkap Koesno mengutip kitab Babad Pacitan. Kata jimat atau kabarang keramat yang diberikan kepada Joyoniman berawal dari tugas yang diberikan Pangeran Diponegoro kepada Joyoniman untuk bisa menjaga gedung yang berisi barang keramat.
Kanjeng Jimat adalah sosok yang sederhana dan penganut Islam yang taat. Pembangunan Pacitan beraroma keislaman adalah salah satu cita-citanya. Karena itu pun ketika Kanjeng Jimat meninggal dunia, dia mewasiatkan untuk dikubur di atas bukit yang berhadapan dengan kota Pacitan. Seperti di Giri Sampoerna sekarang.
Dari lokasi makam Kanjeng Jimat, kota Pacitan, berikut hamparan Pantai laut Selatan Teleng Ria terlihat jelas. Meski di sana bersemayam tokoh besar Pacitan, namun makam seluas 8x10 meter itu tergolong sederhana. Tidak ada ornamen khas Pacitan yang terukir di sana. Hanya bangunan rumah yang berdampingan dengan mushola Kanjeng Jimat.
Meski demikian, makam Kanjeng Jimat menjadi magnet bagi warga Pacitan yang masih bercaya pada kekeramatan sebuah makam. “Ada tiga makam di Pacitan yang sering dikunjungi untuk didoakan, Makam Kanjeng Jimat, Makam Setroketipo dan makam Buonokeling,” kata Koesno.
Kesederhanaan dan kekeramatan ala Kanjeng Jimat itulah yang menjadi salah satu ispirasi perayaan HUT Pacitan tahun 2008 ini. “Folosofinya adalah, menjadikan momentum ulang tahun Pacitan menjadi awal dari perubahan menjadi yang lebih baik dan religius,” kata Fathoni, Kepala Dinas Pariwisata Pacitan pada The Jakarta Post. Tanpa pagelaran hiburan rakyat dari 12 Kecamatan, Kirab Pusaka atau Pagelaran Wayang semalam suntuk. Puncak peringatan berupa dzikir akbar. "Ini adalah refleksi dari banyaknya problem yang dihadapi bangsa ini belakangan," kata Fathoni.
Pacitan memang memiliki sejarah yang jauh dari kegegapgempitaan. Daerah ini adalah daerah tunjuan raja-raja Jawa bila ingin melakukan tapa nyepi. Ketika Jendral Sudirman dikejar-kejar Belanda, Jendral Besar itu memilih bersembunyi di Pacitan dan memimpin strategi penyerangan di salah satu bukit di Pacitan. “Saya dengar, ada salah satu gua yang biasa dijadikan tempat bertapa raja-raja, juga digunakan oleh Almarhum mantan Soeharto,” kata Fathoni.
Kini, ketika Pacitan berulang tahun ke-623, semangat kesederhanaan itu kembali diusung. Kesederhanaan yang ditorehkan pertama kali oleh Ki Bonokeling, Ki Setroketipo dan Kanjeng Jimat.
16 Februari 2008
Guru Besar Matematika ITS Pertama
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menambah satu lagi guru besar. Prof. Dr Basuki Widodo, MsC dinobatkan menjadi guru besar matematika ITS yang pertama. Pria kelahiran Surabaya 5 Juni 1965 ini sekaligus menjadi guru besar termuda dalam sejarah ITS. ’’Kebetulan saya dapat SK ini September lalu dalam usia 42 tahun,’’ujarnya dalam konferensi pers pengukuhan guru besar di rektorat ITS, Kamis (14/2). Dengan pengukuhannya ini, Basuki menjadi guru besar ITS ke 64, ke 10 di FMIPA, dan pertama di Jurusan Matematika.
Basuki merupakan pakar ITS dalam bidang permodelan dan simulasi Matematika. Permodelan matematika miliknya sangat aplikatif. ’’Bidang ini bisa diterapkan di berbagai bidang ilmu,’’lanjutnya. Mulai Kelautan, lingkungan, perkapalan, pertahaman, material, geofisika, mekanika, ekonomi, kedokteran, teknologi pangan, hingga pertanian.
Seperti penghitungan angka mekatian ibu melahirkan, mengetahui kadar dipersi atmosfer di udara, hingga mengetahui jenis tanaman yang paling efektif menyerap CO2. ’’Permodelan ini juga pernah digunakan dalam bidang pertanian,’’lanjutnya.
Seperti riset terhadap tanaman kedelai jenis wilis yang dilakukannya bersama mahasiswa bimbingannya 2007 lalu. Hasilnya, permodelan ini dapat menghitung hama kedelai sekaligus menemukan solusi cara pengendalian hama kedelai tersebut tanpa proses kimiawi. ’’Caranya dengan mengetahui masa-masa hama tersebut. Kapan dia makan, kapan dia menyerang polong kedelai bisa diketahui dengan tepat,’’lanjutnya.
Tak hanya di bidang pertanian saja. Permodelannya telah dikembangkan menjadi sebuah software bernama Stealth Profiler. Software yang dibuat sejak tahun 2006 ini memang khusus dikembangkan untuk bidang pertahanan dan keamanan. ’’Ini software untuk mendeteksi stealth atau unsur siluman sebuah benda,’’lanjutnya.
Selama ini telah terdapat sotware untuk memprediksi RCS (Radar Cross Section) diantaranya CADRCS, EPSILON, dan RadBase. Keistimewaan software milik Basuki ini adalah asli buatan sendiri dan tidak mengadopsi ataupun pengembangan dari software-software yang ada. ’’Akses untuk mendapatkan sotfware-software itu tidak mudah, dan tidak dapat dimodifikasi sesuai dengan keperluan pengembangan teknologi stealth di Indonesia,’’papar pria yang juga menjabat sebagai ketua Jurusan Matematika ini.
Menurut bapak tiga anak ini, setiap benda pada dasarnya memiliki unsur siluman, yaitu dapat memancarkan gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh radar. Semakin kecil gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu benda, maka semakin besar sifat siluman pada benda tersebut.
’’Selama ini kita (Indonesia-red) masih belum bisa menghitung tingkat stealth suatu benda. Makanya gampang dimanipulasi oelh pihak-pihak asing,’’tambahnya. Sebagai contoh, teknologi stealth yang digunakan kapal nelayan luar negeri sudah sangat-sangat canggih. ’’Mereka bisa lolos terus dari pantauan radar kita karena tingkat penghitungan stealth mereka jauh lebih maju,’’ujarnya.
Dengan software ini, tingkat siluman sebuah benda dapat diketahui dengan pasti. Sehingga, alutsista yang memang membutuhkan stealh yang lebih tinggi dapat dibuat. ’’Saya pernah menghitung tingkat stealth tenda, kapal selam, pesawat, hingga orang,’’pungkasnya.
Basuki merupakan pakar ITS dalam bidang permodelan dan simulasi Matematika. Permodelan matematika miliknya sangat aplikatif. ’’Bidang ini bisa diterapkan di berbagai bidang ilmu,’’lanjutnya. Mulai Kelautan, lingkungan, perkapalan, pertahaman, material, geofisika, mekanika, ekonomi, kedokteran, teknologi pangan, hingga pertanian.
Seperti penghitungan angka mekatian ibu melahirkan, mengetahui kadar dipersi atmosfer di udara, hingga mengetahui jenis tanaman yang paling efektif menyerap CO2. ’’Permodelan ini juga pernah digunakan dalam bidang pertanian,’’lanjutnya.
Seperti riset terhadap tanaman kedelai jenis wilis yang dilakukannya bersama mahasiswa bimbingannya 2007 lalu. Hasilnya, permodelan ini dapat menghitung hama kedelai sekaligus menemukan solusi cara pengendalian hama kedelai tersebut tanpa proses kimiawi. ’’Caranya dengan mengetahui masa-masa hama tersebut. Kapan dia makan, kapan dia menyerang polong kedelai bisa diketahui dengan tepat,’’lanjutnya.
Tak hanya di bidang pertanian saja. Permodelannya telah dikembangkan menjadi sebuah software bernama Stealth Profiler. Software yang dibuat sejak tahun 2006 ini memang khusus dikembangkan untuk bidang pertahanan dan keamanan. ’’Ini software untuk mendeteksi stealth atau unsur siluman sebuah benda,’’lanjutnya.
Selama ini telah terdapat sotware untuk memprediksi RCS (Radar Cross Section) diantaranya CADRCS, EPSILON, dan RadBase. Keistimewaan software milik Basuki ini adalah asli buatan sendiri dan tidak mengadopsi ataupun pengembangan dari software-software yang ada. ’’Akses untuk mendapatkan sotfware-software itu tidak mudah, dan tidak dapat dimodifikasi sesuai dengan keperluan pengembangan teknologi stealth di Indonesia,’’papar pria yang juga menjabat sebagai ketua Jurusan Matematika ini.
Menurut bapak tiga anak ini, setiap benda pada dasarnya memiliki unsur siluman, yaitu dapat memancarkan gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh radar. Semakin kecil gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu benda, maka semakin besar sifat siluman pada benda tersebut.
’’Selama ini kita (Indonesia-red) masih belum bisa menghitung tingkat stealth suatu benda. Makanya gampang dimanipulasi oelh pihak-pihak asing,’’tambahnya. Sebagai contoh, teknologi stealth yang digunakan kapal nelayan luar negeri sudah sangat-sangat canggih. ’’Mereka bisa lolos terus dari pantauan radar kita karena tingkat penghitungan stealth mereka jauh lebih maju,’’ujarnya.
Dengan software ini, tingkat siluman sebuah benda dapat diketahui dengan pasti. Sehingga, alutsista yang memang membutuhkan stealh yang lebih tinggi dapat dibuat. ’’Saya pernah menghitung tingkat stealth tenda, kapal selam, pesawat, hingga orang,’’pungkasnya.
13 Februari 2008
Nunggu Kurir Noordin M. Top, Wartawan Diminta Pergi
Beberapa wartawan yang menunggu kedatangan kurir Noordin M. Top di markas Detasemen 88 Polda Jawa Timur di Surabaya diminta pergi oleh petugas jaga. Alasannya, kedatangan kurir Noordin M. Top tidak akan terjadi.
Kedatangan wartawan di Markas Detasemen 88 Polda Jatim berawal dari isu tertangkapnya kurir Noordin M Top di daerah Bondowoso, Jawa Timur, sekitar 180 Km dari Surabaya. Setelah dilakukan penyisiran, konon, Noordin juga ditangkap di kota yang dikenal dengan sebutan Kota Tape itu. Beredar kabar, Noordin langsung dibawa ke Jakarta, sementara kurirnya membawa ke Polda Jatim untuk diminta menunjukkan lokasi kantong teroris di Jawa Timur.
Teks foto:
Wartawan saat menunggu di Markas Detasemen 88 Polda Jatim
Kedatangan wartawan di Markas Detasemen 88 Polda Jatim berawal dari isu tertangkapnya kurir Noordin M Top di daerah Bondowoso, Jawa Timur, sekitar 180 Km dari Surabaya. Setelah dilakukan penyisiran, konon, Noordin juga ditangkap di kota yang dikenal dengan sebutan Kota Tape itu. Beredar kabar, Noordin langsung dibawa ke Jakarta, sementara kurirnya membawa ke Polda Jatim untuk diminta menunjukkan lokasi kantong teroris di Jawa Timur.
Teks foto:
Wartawan saat menunggu di Markas Detasemen 88 Polda Jatim
06 Februari 2008
Barongsai di Lobby Hotel
Barongsai di Lobby Hotel.
Kemeriahan menyambut Imlek terasa di Surabaya. Salah satunya, pertunjukan Barongsai di lobby Hotel Sheraton Surabaya, Rabu (6/2/08) malam. Dalam pertunjukan itu, tiga Barongsai dan Naga, beraksi di lobby hotel untuk menyapa pengunjung, setelah sebelumnya masuk ke kantor hotel untuk menyapa karyawan hotel.
Naik Becak Istimewa Ku Duduk di Muka,..
ITS Membuka Kuliah Gratis Untuk PNS
Program kuliah gratis kembali di buka di Surabaya. Setelah sebelumnya memberikan kesempatan kuliah gratis bagi warga Sukolilo, Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali membuka program kuliah gratis. Kali ini untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Program beasiswa Pendidikan Profesional ini dibuka untuk program diploma III (D-3) dan diploma IV (D-4) Teknik Sipil FTSP-ITS. Koordinator Bidang II Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Menurut Machsus mengatakan, program ini ditujukan untuk membantu kekurangan tenaga di bidang konstruksi di kabupaten/kota di Indonesia. ’’Ini sudah jadi program tahunan kami,’’ katanya.
Machsus menyatakan program ini adalah hasil kerjasama dengan Pusat Pembinaan Teknologi Konstruksi (Pusbiktek) Departemen Pekerjaan Umum. Sasaran program ini adalah PNS di lingkungan kabupaten/kota se-Indonesia. Meski begitu, berdasarkan pengalaman sebelumnya kebanyakan peserta program ini masih didominasi wakil dari kabupaten dan kota di Jawa Timur. ’’Padahal kita tidak membatasi hanya untuk area Jatim saja,’’ lanjutnya.
Namun, Machsus tetap optimis keberadaaan otonomi daerah dapat menyerap peserta program ini lebih luas lagi. Karena permintaan dari daerah lain di luar Jatim cukup banyak. Persyaratannya pun relatif mudah. Untuk peserta program D-3 ditujukan bagi PNS yang telah mengantongi ijazah SMU/SMK. Sedangkan untuk program D-4 ditujukan untuk PNS yang berijazah Sarjana Muda/D-3.
"Hanya biasanya info ini tidak sampai kesana,’’ ujarnya. Seperti tahun sebelumnya, program kuliah gratis tahun anggaran 2008 ini hanya dibatasi untuk 20 orang PNS saja pada masing-masing jenjang pendidikan. ’’Pendaftaran sudah dimulai dibuka di ITS Kampus Manyar,’’tambahnya. Sedangkan proses seleksi direncanakan 15-16 April 2008. Pemberian beasiswa ini dilakukan secara penuh dari semester awal hingga lulus D-3 ataupun D-4 nanti.
Program beasiswa Pendidikan Profesional ini dibuka untuk program diploma III (D-3) dan diploma IV (D-4) Teknik Sipil FTSP-ITS. Koordinator Bidang II Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Menurut Machsus mengatakan, program ini ditujukan untuk membantu kekurangan tenaga di bidang konstruksi di kabupaten/kota di Indonesia. ’’Ini sudah jadi program tahunan kami,’’ katanya.
Machsus menyatakan program ini adalah hasil kerjasama dengan Pusat Pembinaan Teknologi Konstruksi (Pusbiktek) Departemen Pekerjaan Umum. Sasaran program ini adalah PNS di lingkungan kabupaten/kota se-Indonesia. Meski begitu, berdasarkan pengalaman sebelumnya kebanyakan peserta program ini masih didominasi wakil dari kabupaten dan kota di Jawa Timur. ’’Padahal kita tidak membatasi hanya untuk area Jatim saja,’’ lanjutnya.
Namun, Machsus tetap optimis keberadaaan otonomi daerah dapat menyerap peserta program ini lebih luas lagi. Karena permintaan dari daerah lain di luar Jatim cukup banyak. Persyaratannya pun relatif mudah. Untuk peserta program D-3 ditujukan bagi PNS yang telah mengantongi ijazah SMU/SMK. Sedangkan untuk program D-4 ditujukan untuk PNS yang berijazah Sarjana Muda/D-3.
"Hanya biasanya info ini tidak sampai kesana,’’ ujarnya. Seperti tahun sebelumnya, program kuliah gratis tahun anggaran 2008 ini hanya dibatasi untuk 20 orang PNS saja pada masing-masing jenjang pendidikan. ’’Pendaftaran sudah dimulai dibuka di ITS Kampus Manyar,’’tambahnya. Sedangkan proses seleksi direncanakan 15-16 April 2008. Pemberian beasiswa ini dilakukan secara penuh dari semester awal hingga lulus D-3 ataupun D-4 nanti.
05 Februari 2008
780 Korban Trafficking di Surabaya Gagal Diselamatkan
Sejumlah 780 perempuan dan anak-anak korban trafficking di Surabaya gagal diselamatkan. Kehadiran polisi di lokasi untuk menyelamatkan korban, tidak bisa masuk ke lokasi karena tidak disertai saksi pelapor. Padahal berdasarkan informasi dari salah satu korban yang berhasil menyelamatkan diri, di dalam gedung terdapat setidaknya 600 perempuan dan 180 anak-anak.
Kejadian itu berawal dari keterangan yang diberikan Tutik, 30, warga Yogyakarta. Tutik adalah salah satu korban trafficking yang berhasil melarikan diri Senin (28/1/08) malam. Tutik berhasil diselamatkan warga dan diserahkan ke Dinas Sosial Jawa Timur.
"Tutik menceritakan semuanya, termasuk ratusan korban yang ada di tempat penyekapan itu," kata seorang petugas Dinsos Jatim yang enggan disebutkan namanya.
Tempat yang sebutkan Tutik adalah di kawasan Jl. Tidar, Surabaya. Gedung di depan sebuah bank swasta itu dimiliki oleh PT. JKS dan PT. GS. Berdasarkan keterangan Tutik, petugas Dinsos Jatim melaporkan hal itu kepada Polresta Surabaya Selatan yang langsung melakukan penggerebekan.
Sialnya, ketika polisi melakukan penggerebekan, polisi tidak membawa Tutik sebagai saksi pelapor karena sudah pulang ke Yogyakarta. Penggerebekan itu pun gagal dilakukan. "Hingga saat ini, ratusan korban trafficking itu masih ada di gedung itu," kata sumber Dinsos Jawa Timur.
Ada dugaan, PT. JKS dan PT. GS yang merupakan pelaku trafficking sudah mencium gelagat akan digerebek polisi. Mereka akan segera memindahkan ratusan wanita dan anak-anak itu dengan menggunakan truk, mobil atau kendaraan massal lain. Hingga berita ini diturunkan, aktivis buruh dan polisi masih melakukan pemantauan di lokasi trafficking. Belum ada statement resmi dari polisi menyangkut kejadian ini.
Kejadian itu berawal dari keterangan yang diberikan Tutik, 30, warga Yogyakarta. Tutik adalah salah satu korban trafficking yang berhasil melarikan diri Senin (28/1/08) malam. Tutik berhasil diselamatkan warga dan diserahkan ke Dinas Sosial Jawa Timur.
"Tutik menceritakan semuanya, termasuk ratusan korban yang ada di tempat penyekapan itu," kata seorang petugas Dinsos Jatim yang enggan disebutkan namanya.
Tempat yang sebutkan Tutik adalah di kawasan Jl. Tidar, Surabaya. Gedung di depan sebuah bank swasta itu dimiliki oleh PT. JKS dan PT. GS. Berdasarkan keterangan Tutik, petugas Dinsos Jatim melaporkan hal itu kepada Polresta Surabaya Selatan yang langsung melakukan penggerebekan.
Sialnya, ketika polisi melakukan penggerebekan, polisi tidak membawa Tutik sebagai saksi pelapor karena sudah pulang ke Yogyakarta. Penggerebekan itu pun gagal dilakukan. "Hingga saat ini, ratusan korban trafficking itu masih ada di gedung itu," kata sumber Dinsos Jawa Timur.
Ada dugaan, PT. JKS dan PT. GS yang merupakan pelaku trafficking sudah mencium gelagat akan digerebek polisi. Mereka akan segera memindahkan ratusan wanita dan anak-anak itu dengan menggunakan truk, mobil atau kendaraan massal lain. Hingga berita ini diturunkan, aktivis buruh dan polisi masih melakukan pemantauan di lokasi trafficking. Belum ada statement resmi dari polisi menyangkut kejadian ini.
04 Februari 2008
"Kami hanya bisa memantau tinggi air bengawan?"
Recovery Wilayah Banjir Bojonegoro Berlangsung Lambat
Langit yang putih dan rintik gerimis menghiasi Minggu (3/2/08) siang di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Jalanan sepi. Sawah dan tegalan yang membentang di desa itu, minim aktivitas. Penduduk memilih untuk diam di rumah, berkumpul dengan keluarga. "Bila kondisinya seperti ini, kami hanya bisa memantau tinggi air bengawan, kalau air mulai naik, kami akan kembali mengungsi," kata Eko Prayitno, penduduk Kanor.
Lebih sebulan lalu, Desa Kanor Bojonegoro menjadi kawasan terparah banjir yang merendam 15 kecamatan di kabupaten itu. Bersamaan dengan terendamnya kawasan yang dilewati sungai Bangawan Solo mulai Jawa Tengah hingga Jawa Timur, air memporak-porandakan Kanor.
Sejumlah 17 dam dan jembatan yang ada di Desa Kanor, jebol. Deras air merendam ribuan hektar sawah siap panen, rumah dan perabotan serta menghilangkan sekolah dan makam desa. Ribuan orang mengungsi. Beruntung, tidak ada korban jiwa di desa itu.
Memang, dibanding saat banjir, kondisi desa yang terletak 40 Km dari Kota Bojonegoro itu, sekarang jauh lebih baik. Namun, bekas-bekas banjir, yang oleh penduduk desa disebut kiamat kecil, masih menyengsarakan penduduk desa. Jalan desa kini tidak lagi nyaman dilewati. Sejumlah 17 dam dan jembatan yang rusak menjadi salah satu penyebabnya. Tanah kapur dan tanah liat yang digunakan untuk dam darurat, tidak ubahnya jebakan lumpur.
Sepeda motor, yang merupakan kendaraan utama penduduk desa ini, bagaikan melaju di jalur off-road. Tak jarang yang terjatuh, dan pengendaranya bergulingan di atas lumpur. Beberapa mobil angkutan pedasaan yang melintas, terjebak di atas dam. Tanahnya amblas. Pejalan kaki memilih untuk melintasinya dengan kaki telanjang. Lumpur merendam hingga setengah betis orang dewasa.
"Kalau hujan seperti sekarang, kondisinya bisa jauh lebih buruk, harusnya ini tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umumkan," kata Eko Prayitno. Beberapa dam dan jalan yang rusak, masih diganti dengan jembatan darurat dari bambu. Jangankan mobil, sepeda motor pun harus bergantian ketika akan melintas di atas jembatan itu.
Hujan menjadi alert bagi penduduk Kanor. Ketika air mulai jatuh, penduduk pun kembali melirik kondisi sungai Bengawan Solo yang melintas di sisi barat desa. Bila air sungai mulai menunjukkan peningkatan volume, hal itu adalah tanda penduduk harus bersiap-siap menghadapi kondisi terburuk. Seperti Kamis pekan lalu. Ketika itu, tiba-tiba air di Bengawan Solo meninggi dan masuk ke jalan-jalan desa.
"Waktu itu, saya dan keluarga sudah deg-degan, jangan-jangan sebentar lagi arus deras akan datang," kata Tukul, warga Kanor yang tinggal di gang menuju ke Bengawan Solo. Dalam banjir sebuah lalu, rumah Tukul digenangi air hingga sebatas dada orang dewasa. Seluruh perabotannya rusak karena teredam air.
Penduduk Desa Kanor menyadari, kondisi geografis di tempat tinggalnya membuat banjir menjadi hal yang hampir mustahil untuk dihindari. Terutama, karena desa Kanor terletak di hilir sungai terpanjang di pulau Jawa itu. Penduduk percaya, banjir sebulan lalu disebabkan oleh dibukanya waduk Gajah Mungkur di Jawa Tengah. "Kalau waduk itu dibuka, air di Bengawan Solo akan semakin banyak, banjir tidak bisa dihindari, ya,..gimana lagi," kata Munir, penduduk Desa Kanor.
Karena itulah, penduduk pun pesimis dengan wacana perbaikan tanggul yang sempat muncul untuk menghindari banjir di Bojonegoro. Tanggul permanen, bagi penduduk tidak akan membawa perubahan berarti, bila air Bangawan Solo meluap. "Bahkan, tanggul akan menciptakan efek lebih buruk bila jebol, arus air yang tercipta akan lebih deras, kami khawatir akan ada korban jiwa," kata Munir.
Langit yang putih dan rintik gerimis menghiasi Minggu (3/2/08) siang di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Jalanan sepi. Sawah dan tegalan yang membentang di desa itu, minim aktivitas. Penduduk memilih untuk diam di rumah, berkumpul dengan keluarga. "Bila kondisinya seperti ini, kami hanya bisa memantau tinggi air bengawan, kalau air mulai naik, kami akan kembali mengungsi," kata Eko Prayitno, penduduk Kanor.
Lebih sebulan lalu, Desa Kanor Bojonegoro menjadi kawasan terparah banjir yang merendam 15 kecamatan di kabupaten itu. Bersamaan dengan terendamnya kawasan yang dilewati sungai Bangawan Solo mulai Jawa Tengah hingga Jawa Timur, air memporak-porandakan Kanor.
Sejumlah 17 dam dan jembatan yang ada di Desa Kanor, jebol. Deras air merendam ribuan hektar sawah siap panen, rumah dan perabotan serta menghilangkan sekolah dan makam desa. Ribuan orang mengungsi. Beruntung, tidak ada korban jiwa di desa itu.
Memang, dibanding saat banjir, kondisi desa yang terletak 40 Km dari Kota Bojonegoro itu, sekarang jauh lebih baik. Namun, bekas-bekas banjir, yang oleh penduduk desa disebut kiamat kecil, masih menyengsarakan penduduk desa. Jalan desa kini tidak lagi nyaman dilewati. Sejumlah 17 dam dan jembatan yang rusak menjadi salah satu penyebabnya. Tanah kapur dan tanah liat yang digunakan untuk dam darurat, tidak ubahnya jebakan lumpur.
Sepeda motor, yang merupakan kendaraan utama penduduk desa ini, bagaikan melaju di jalur off-road. Tak jarang yang terjatuh, dan pengendaranya bergulingan di atas lumpur. Beberapa mobil angkutan pedasaan yang melintas, terjebak di atas dam. Tanahnya amblas. Pejalan kaki memilih untuk melintasinya dengan kaki telanjang. Lumpur merendam hingga setengah betis orang dewasa.
"Kalau hujan seperti sekarang, kondisinya bisa jauh lebih buruk, harusnya ini tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umumkan," kata Eko Prayitno. Beberapa dam dan jalan yang rusak, masih diganti dengan jembatan darurat dari bambu. Jangankan mobil, sepeda motor pun harus bergantian ketika akan melintas di atas jembatan itu.
Hujan menjadi alert bagi penduduk Kanor. Ketika air mulai jatuh, penduduk pun kembali melirik kondisi sungai Bengawan Solo yang melintas di sisi barat desa. Bila air sungai mulai menunjukkan peningkatan volume, hal itu adalah tanda penduduk harus bersiap-siap menghadapi kondisi terburuk. Seperti Kamis pekan lalu. Ketika itu, tiba-tiba air di Bengawan Solo meninggi dan masuk ke jalan-jalan desa.
"Waktu itu, saya dan keluarga sudah deg-degan, jangan-jangan sebentar lagi arus deras akan datang," kata Tukul, warga Kanor yang tinggal di gang menuju ke Bengawan Solo. Dalam banjir sebuah lalu, rumah Tukul digenangi air hingga sebatas dada orang dewasa. Seluruh perabotannya rusak karena teredam air.
Penduduk Desa Kanor menyadari, kondisi geografis di tempat tinggalnya membuat banjir menjadi hal yang hampir mustahil untuk dihindari. Terutama, karena desa Kanor terletak di hilir sungai terpanjang di pulau Jawa itu. Penduduk percaya, banjir sebulan lalu disebabkan oleh dibukanya waduk Gajah Mungkur di Jawa Tengah. "Kalau waduk itu dibuka, air di Bengawan Solo akan semakin banyak, banjir tidak bisa dihindari, ya,..gimana lagi," kata Munir, penduduk Desa Kanor.
Karena itulah, penduduk pun pesimis dengan wacana perbaikan tanggul yang sempat muncul untuk menghindari banjir di Bojonegoro. Tanggul permanen, bagi penduduk tidak akan membawa perubahan berarti, bila air Bangawan Solo meluap. "Bahkan, tanggul akan menciptakan efek lebih buruk bila jebol, arus air yang tercipta akan lebih deras, kami khawatir akan ada korban jiwa," kata Munir.
Bersimpuh Di Pusara Sunan Bonang
Suasana makam salah satu penyebar Islam di tanah Jawa, Sunan Bonang atau Raden Makdum Ibrahim di Tuban, Jawa Timur, Minggu (3/2/08). Sunan Bonang adalah anak dari Sunan Ampel dengan Nyi Ageng Manila. Puteri Adipati di Tuban. Sunan Bonang lahir Lahir pada 1465 M dan meninggal dunia 1525 M. Salah satu temuan dari sunan yang konon berdarah China ini adalah alat karawitan bernama bonang. Ada kontroversi menyangkut makam Sunan Bonang. Makam yang asli Sunan Bonang, disebut-sebut berada di Desa Bonang, Lasem, Jawa Tengah. Namun, karena cinta para murid (santri) Sunan Bonang, kain kafannya dimakamkan di dua tempat, Pulau Bawean dan Tuban, Jawa Timur. Namun, hal itu tidak mengurangi kekhusyukan umat Islam yang ingin mendoakannya.
BERITA UNGGULAN
JADI YANG BENAR DIADILI DI MANA NIH?
Pernyataan Kepala Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendapatkan respon dari Amnesty Internasional Indonesia.
Postingan Populer
-
Anggota Komisi III Fraksi PKB DPR RI, Hasbiallah Ilyas meminta Polri mengusut kasus tewasnya Darso warga Kampung Gilisari, Kelurahan Purwosa...
-
Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (BSI Maslahat) Membuatkan Sekolah Darurat Sementara untuk Sekolah Dasar Naglaasih, di Desa Naglasari, Ke...
-
Dilansir melalui Website, Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menggelar rapat koordinasi bersama Komando Resor Militer (Korem) 033 Wira Prata...
Banyak dikunjungi
-
Anggota Komisi III Fraksi PKB DPR RI, Hasbiallah Ilyas meminta Polri mengusut kasus tewasnya Darso warga Kampung Gilisari, Kelurahan Purwosa...
-
Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (BSI Maslahat) Membuatkan Sekolah Darurat Sementara untuk Sekolah Dasar Naglaasih, di Desa Naglasari, Ke...
-
Dilansir melalui Website, Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menggelar rapat koordinasi bersama Komando Resor Militer (Korem) 033 Wira Prata...
-
Akun X @kkpgoid memposting "breaking news!!!" tentang penghentian kegiatan pemagaran laut tanpa izin. #SahabatBahari, hari ini KKP...
-
Kencan, bisa dilakukan kapan saja. Dalam Solusi Ibu kali ini, membahas kencan dengan pasangan, di tengah-tengah kehidupan keluarga yang mung...