Sekretaris (Bukan Sekretaris Jenderal seperti disebutkan sebelumnya-red) Partai Persatuan Pembebasan Nasional (Papernas) Kota Madiun Tri Joko Kuncoro ditembak oknum polisi ketika mengamen di bus cepat jurusan Ponorogo-Surabaya. Akibat aksi ala koboi itu, Joko dirawat di RSUD Dr. Soetomo karena proyektil yang pecah menyebar itu hingga kini tidak bisa dikeluarkan.
Kejadian itu terjadi Kamis (17/1) pagi. Ketika itu aktivis yang akrab dipanggil Kojek itu sedang mencari nafkah dengan mengamen dari bus ke bus.Sabtu pagi lalu, Kojek memilih bus Akas jurusan Ponorogo-Surabaya. "Tanpa pikir panjang, saya langsung naik ke bus itu dan mengamen," kata Kojek. Lagu-lagu perjuangan yang biasa dinyanyikan saat demonstrasi pun melantun dari sosok tinggi besar itu. Seperti lagi berjudul Marsinah dan Di Sini Negeri Kami.
Usai dua lagu, layaknya pengamen kebanyakan, Kojek meminta uang dari para penumpang dengan menggunakan bungkus permen sebagai wadahnya. Ketika Kojek meminta di bangku depan, tiba-tiba salah satu penumpang yang duduk di tengah bangkit dan mencengkeram tangan Kojek. "Keluar-keluar!" kenang Kojek menirukan gertakan penumpang yang kemudian diketahui seorang Polisi bernama Briptu Joko Sutrisno, anggota Polsek Metro Kebayoran Baru, Jakarta itu.
Kojek melihat Briptu Joko menggenggam pistol, meski diarahkan ke bawah. Sembari terus didorong, Kojek melangkah keluar melalui pintu belakang. Begitu pintu dibuka, bapak seorang anak itupun melangkahkan kaki untuk keluar bus. "Tiba-tiba ada suara letusan, tangan kanan saya terasa panas, ternyata saya ditembak," kenang Kojek.
Suami Mamik, itu pun sempat tersungkur dan kemudian bangun dan berlari menghindari tembakan kedua yang mungkin akan diarahkan ke tubuhnya. Mengabaikan rasa sakit dan panas yang terasa di tangannya. Bus cepat itu terus melaju.
Kojek yang ketakutan berlari menuju pos polisi yang kebetulan ada tidak jauh dari tempatnya di tembak. Kepada seorang polisi yang berjaga di sana, Kojek melaporkan kejadian yang baru saja dialaminya. Seorang polisi pun melakukan pengejaran. Sementara seorang polisi lagi membawanya ke RS. Dr. Soedomo, Madiun. Briptu Joko pun ditangkap dan diserahkan Provost Polres Madiun.
Rumah sakit terbesar di Madiun itu mengaku tidak mampu mengangkat proyektil di tangan Kojek yang ternyata pecah menjadi proyektil kecil. Kojek pun dirujuk ke RS. Dr. Soetomo, Surabaya. Ironisnya, RS terbesar di Indonesia timur itu pun hanya bisa mengambil proyektil terbesar yang bersarang di tangan Kojek. Sementara proyektil kecil-kecilnya masih tersisa dan belum diangkat.
Hingga kini, Kojek masih dirawat di IRD Dr. Soetomo. "Saya akan memperkarakan kasus ini," katanya. Di Surabaya, Papernas Surabaya menyerahkan kronologi peristiwa itu ke Polda Jawa Timur.
Teks foto:
Tri Joko Kuncoro
Youtube Pilihan Iddaily: Daredevil
18 Januari 2008
17 Januari 2008
Semanggi Suroboyo
Semanggi Suroboyo
Semanggi Suroboyo, makanan khas Kota Surabaya sudah mulai jarang ditemukan di Kota Surabaya. Kalau toh ada, penjaja makanan jenis ini jumlahnya hanya segelintir saja. Secara fisik, Semanggi Suroboyo tidak berbeda dengan Pecel. Hanya saja, jenis sayuran yang digunakan berupa daun Semangg dan kecambah. Dikombinasi dengan krupuk Puli berukuran besar dan sambel kacang plus petis.
Semanggi Suroboyo, makanan khas Kota Surabaya sudah mulai jarang ditemukan di Kota Surabaya. Kalau toh ada, penjaja makanan jenis ini jumlahnya hanya segelintir saja. Secara fisik, Semanggi Suroboyo tidak berbeda dengan Pecel. Hanya saja, jenis sayuran yang digunakan berupa daun Semangg dan kecambah. Dikombinasi dengan krupuk Puli berukuran besar dan sambel kacang plus petis.
16 Januari 2008
Saatnya Beralih ke "Teman-teman" Kedelai
Naiknya harga makanan tradisional berbahan baku kedelai, seperti tempe, tahu dan akan disusul oleh kecap kedelai, memang tidak bisa lagi dihindari. Kenaikan yang dipicu oleh melambungnya harga kedelai dunia itu, menghantam produsen tempe dan tahu rakyat yang tersebar di hampir seluruh Indonesia. Pada ujungnya, harga tempe dan tahu yang merupakan "makanan pokok" pendamping di kalangan masyarakat bawah ini pun semakin tidak terjangkau harganya.
Soal rasa, kedelai, sebagai bahan baku tempe dan tahu, memang tidak tergantikan. Tidak ada marga kacang-kacangan selain kedelai yang bisa diolah menjadi tempe dan tahu yang "sempurna", sesempurna kedelai. Seperti jenis tempe kacang beras dan tempe ampas kelapa (bongkrek). Keduanya memiliki rasa yang jauh berbeda dengan tempe kedelai.
Juga soal manfaat tempe sebagai pemenuhan kebutuhan protein nabati. Seperti diketahui, tempe memiliki manfaat untuk melawan radikal bebas yang sekaligus menghambat ketuaan. Tempe juga mampu mencegah terjadinya penyakit jantung koroner, diabetes dan kanker sekalipun. Zat yang ada di tempe juga membuat bakteri diare tidak beraksi, sekaligus menurunkan kolesterol darah.
Agung Pranatono dari Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) Lawang, Jawa Timur mengatakan, posisi tempe sebagai bahan baku murah pembuat tempe dan tahu, tidak bisa diganti. "Saudara" tempe di marga kacang-kacangan, seperti Kadang Koro pun memiliki ciri fisik yang berbeda. "Tempe juga bisa dibuat dari Kacang Koro, meski sama-sama murah, tapi tempe Kacang Koro menjadi lebih keras," kata Agung, Selasa (15/1) ini.
Namun, posisi kedelai sebagai sumber protein nabati yang murah, bisa didapatkan dari "teman-teman" kedelai, meski dari marga yang berbeda. Seperti jagung dan ubi (sweet potatoes). Jagung yang merupakan marga rumput-rumputan mengandung zat gula, kalium, asam jagung dan lemak. Ketika jagung masih berusia muda, zat yang terkandung jauh lebih banyak. Mulai lemak, protein, kalsium, fosfor, vitamin A, B1, B6, C dan K.
"Orang yang mengkonsumsi jagung bisa berefek lancar air seni, mencegah radang ginjal, hipertensi, diabetes, rakhitis, batu empedu, cacar air hingga diare, juga melancarkan ASI," katanya. Soal, harga pun jauh lebih murah. Di Jawa Timur, jagung biasa dijual dengan harga Rp.1500/kg. Sementara jagung manis, dihargai Rp.2200/kg. Jelas jauh lebih murah dari harga perkilogram kedelai.
Jagung juga bisa diolah menjadi makanan yang tidak kalah lezat untuk lauk makanan. Selain dibakar atau direbus menjadi jagung bakar dan jagung rebus, jagung bisa diolah menjadi bakwan jagung yang bisa dikombinasi dengan berbagai bahan makanan lain. Atau dijadikan sayur dan berbagai makanan kecil lain.
Selain jagung, Agung Pranatono menyarankan masyarakat untuk mencoba mengkonsumsi ubi atau sweet potatoes.Mengutip Nutrition Action Health Letter, ubi menempati rangking satu dari 58 jenis sayuran yang ada. Kandungan vitamin A yang empat kali dari wortel, yang berarti pula mencegah kebutaan, adalah salah satu keunggulan ubi.
"Beta carotene yang bagus untuk pertumbuhan, kandungan gula yang rendah, bebas lemak dan zat anti oksidan membuat ubi memang layak untuk dikonsumsi," kata Agung. Apalagi, ubi bisa diolah menjadi makanan yang menggantikan posisi kentang. Sebut saja untuk perkedel, roti hingga mie. Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) sediri sudah mengolah ubi menjadi berbagai makanan. Mulai brownies, juice hingga ice cream ubi. "Harganya hanya Rp.800-1200/kg," katanya.
Bagi masyarakat kelas bawah, jagung paling masuk akal menjadi pengganti tempe. Nur Khasanah, warga Pasuruan Jawa Timur misalnya, memilih jagung untuk diolah sebagai laut untuk menggantikan tempe. "Sekarang, beli tempe seribu dapat kecil," kata Nur Khasanah sambil menempelkan jari telunjuk dan jari tengahnya sebagai contoh.
Selasa kemarin, Nur Khasanah memborong jagung 10 kg di Pasar Porong Sidoarjo. Selain dikonsumsi keluarganya, jagung-jagung itu juga akan dijual. "Dicampur bumbu, jagung bisa jauh lebih enak dari tempe, jadi nggak usah bingung kalau tempe semakin mahal," katanya.
Keterangan foto:
Jagung, salah satu teman kedelai yang bisa diandalkan. Foto dokumentasi.
Soal rasa, kedelai, sebagai bahan baku tempe dan tahu, memang tidak tergantikan. Tidak ada marga kacang-kacangan selain kedelai yang bisa diolah menjadi tempe dan tahu yang "sempurna", sesempurna kedelai. Seperti jenis tempe kacang beras dan tempe ampas kelapa (bongkrek). Keduanya memiliki rasa yang jauh berbeda dengan tempe kedelai.
Juga soal manfaat tempe sebagai pemenuhan kebutuhan protein nabati. Seperti diketahui, tempe memiliki manfaat untuk melawan radikal bebas yang sekaligus menghambat ketuaan. Tempe juga mampu mencegah terjadinya penyakit jantung koroner, diabetes dan kanker sekalipun. Zat yang ada di tempe juga membuat bakteri diare tidak beraksi, sekaligus menurunkan kolesterol darah.
Agung Pranatono dari Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) Lawang, Jawa Timur mengatakan, posisi tempe sebagai bahan baku murah pembuat tempe dan tahu, tidak bisa diganti. "Saudara" tempe di marga kacang-kacangan, seperti Kadang Koro pun memiliki ciri fisik yang berbeda. "Tempe juga bisa dibuat dari Kacang Koro, meski sama-sama murah, tapi tempe Kacang Koro menjadi lebih keras," kata Agung, Selasa (15/1) ini.
Namun, posisi kedelai sebagai sumber protein nabati yang murah, bisa didapatkan dari "teman-teman" kedelai, meski dari marga yang berbeda. Seperti jagung dan ubi (sweet potatoes). Jagung yang merupakan marga rumput-rumputan mengandung zat gula, kalium, asam jagung dan lemak. Ketika jagung masih berusia muda, zat yang terkandung jauh lebih banyak. Mulai lemak, protein, kalsium, fosfor, vitamin A, B1, B6, C dan K.
"Orang yang mengkonsumsi jagung bisa berefek lancar air seni, mencegah radang ginjal, hipertensi, diabetes, rakhitis, batu empedu, cacar air hingga diare, juga melancarkan ASI," katanya. Soal, harga pun jauh lebih murah. Di Jawa Timur, jagung biasa dijual dengan harga Rp.1500/kg. Sementara jagung manis, dihargai Rp.2200/kg. Jelas jauh lebih murah dari harga perkilogram kedelai.
Jagung juga bisa diolah menjadi makanan yang tidak kalah lezat untuk lauk makanan. Selain dibakar atau direbus menjadi jagung bakar dan jagung rebus, jagung bisa diolah menjadi bakwan jagung yang bisa dikombinasi dengan berbagai bahan makanan lain. Atau dijadikan sayur dan berbagai makanan kecil lain.
Selain jagung, Agung Pranatono menyarankan masyarakat untuk mencoba mengkonsumsi ubi atau sweet potatoes.Mengutip Nutrition Action Health Letter, ubi menempati rangking satu dari 58 jenis sayuran yang ada. Kandungan vitamin A yang empat kali dari wortel, yang berarti pula mencegah kebutaan, adalah salah satu keunggulan ubi.
"Beta carotene yang bagus untuk pertumbuhan, kandungan gula yang rendah, bebas lemak dan zat anti oksidan membuat ubi memang layak untuk dikonsumsi," kata Agung. Apalagi, ubi bisa diolah menjadi makanan yang menggantikan posisi kentang. Sebut saja untuk perkedel, roti hingga mie. Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) sediri sudah mengolah ubi menjadi berbagai makanan. Mulai brownies, juice hingga ice cream ubi. "Harganya hanya Rp.800-1200/kg," katanya.
Bagi masyarakat kelas bawah, jagung paling masuk akal menjadi pengganti tempe. Nur Khasanah, warga Pasuruan Jawa Timur misalnya, memilih jagung untuk diolah sebagai laut untuk menggantikan tempe. "Sekarang, beli tempe seribu dapat kecil," kata Nur Khasanah sambil menempelkan jari telunjuk dan jari tengahnya sebagai contoh.
Selasa kemarin, Nur Khasanah memborong jagung 10 kg di Pasar Porong Sidoarjo. Selain dikonsumsi keluarganya, jagung-jagung itu juga akan dijual. "Dicampur bumbu, jagung bisa jauh lebih enak dari tempe, jadi nggak usah bingung kalau tempe semakin mahal," katanya.
Keterangan foto:
Jagung, salah satu teman kedelai yang bisa diandalkan. Foto dokumentasi.
15 Januari 2008
Kolaborasi Budaya
14 Januari 2008
Menunggu Brantas Mengganas
Meluapnya Sungai Bengawan Solo yang menciptakan banjir di beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta menelan korban jiwa, agaknya tidak akan menjadi bencana terakhir. Bencana selanjutnya akan berawal dari Sungai Brantas. Kondisi di sepanjang Sungai Brantas yang kurang lebih sama dengan Sungai Bengawan Solo, membuat bencana banjir tinggal menunggu waktu saja.
13 Januari 2008
Komikus Lokal Tak Kalah Akal
*Feature
Pandangan sayu Araya tajam menyapu kumpulan demonstran yang mengamuk di depan kantor redaksi salah satu majalah mingguan untuk dewasa, siang itu. Batu yang beterbangan dan menghancurkan kaca jendela, pintu serta peralatan kantor, tidak membuat perempuan berambut panjang menjuntai hingga pinggang itu berhenti melangkah. Menembus gerombolan demonstran dan masuk ke dalam kantor redaksi.
Pandangan sayu Araya tajam menyapu kumpulan demonstran yang mengamuk di depan kantor redaksi salah satu majalah mingguan untuk dewasa, siang itu. Batu yang beterbangan dan menghancurkan kaca jendela, pintu serta peralatan kantor, tidak membuat perempuan berambut panjang menjuntai hingga pinggang itu berhenti melangkah. Menembus gerombolan demonstran dan masuk ke dalam kantor redaksi.
Rupanya, kantor redaksi majalah untuk dewasa itu sedang didemo oleh kelompok masyarakat yang tidak setuju dengan isi majalah yang dianggap mengumbar nafsu semata. Sayangnya, demonstrasi itu dilakukan dengan cara anarkhi dan merusak. Karenanya, redaksi majalah itu mengundag Araya yang juga seorang Deviant, untuk menyelesaikan persoalan ini.
Di dalam kantor, dua anggota redaksi menyambut Araya dengan gembira. Mereka berharap Araya bisa segera mencari solusi. Araya tidak sendirian, koordinator demonstran diajak serta ke dalam gedung untuk berdialog. Melihat koordinator demonstran berjubah itu berdiri di samping Araya, dua anggota redaksi itu pun berang.
"Bawel! Kalian memanggilku untuk menyelesaikan persoalan ini kan? Yang perlu kalian lakukan hanya menyiapkan bayaranku, selebihnya serahkan padaku,.." kata Araya tak kalah garang. Tiba-tiba, sebuah benda mirip tentakel cumi-cumi keluar dari tangan Araya. Melilit kaki tiga laki-laki yang ada di hadapanya, mengangkat tinggi ke langit-langit kantor, memaksa ketiganya untuk berdamai. Demonstran anarkhis pun menyudahi aksinya, dan redaksi majalah dewasa itu pun mengubah isi majalahnya.
............................
Penggalan kisah tentang Araya adalah salah satu sekuel yang muncul di komik Deviant Execution karya Marico. Dalam dunia komik, nama Marico bisa jadi adalah "anak bawang". Komik pertamanya, Deviant, dicetak pada tahun 2007. Namun, ke-anakbawang-an Marico luruh seketika saat Deviant hadir. Bukan hanya cerita yang disajikan keluar dari bayangan komik kebanyakan, namun, kahadiran Deviant secara utuh benar-benar berbeda.
Dari sisi ide cerita misalnya. Deviant, adalah salah satu sebutan profesi baru yang muncul dalam imajinasi Marico. Profesi yang akan hadir pada abad 28 ini, menurut laki-laki kurus yang gemar bertopi ini diadopsi dari esensi pekerjaan graphic design yang digelutinya selama ini. "Designer graphic hadir untuk menyelesaikan problem kliennya, begitu juga Deviant, bedanya, Deviant tidak melulu soal problem graphic, tapi semua masalah klien bisa diselesaikan," katanya.
Deviant hadir di sebuah negara bernama Donisia (pelesetan Indonesia). Tentu saja, konflik-konflik yang ada pun memiliki persamaan dengan konflik kekinian di negeri ini. Seperti kisah Deviant bernama Araya, yang sangat mirip dengan kisah penyerangan kantor dedaksi majalah Playboy Indonesia oleh Front Pembela Islam (FPI) di Jakarta. Meski out put-nya jauh berbeda.
Tidak hanya soal ide cerita, Marico juga cerdas mengeksplorasi penggunaan kerta untuk komik miliknya. Dalam Deviant jilid satu, Marico memilih kertas buram tebal, dengan hard cover bersampul di bagian depan. Gambar-gambarnya, sengaja dibikin hitam putih. "Saya ingin komik ini benar-benar berbeda, tidak hanya cerita, namun juga soal kertas yang digunakan," katanya.
Yang paling spektakuler, Marico nekad menciptakan label sendiri untuk komik yang dibuatnya. Bukan label independen, tapi juga bukan major label. Label itu berbentuk huruf M, dengan sedikit modifikasi di bagian atasnya. "Dengan label milik sendiri, saya bisa sepenuhnya berekspresi dengan komik-komik yang saya buat," kata Marico.
Memang, ide baru, piihan kertas dan label milik sendiri tidak berhubungan dengan "pasar" komik yang ada di Indonesia. Deviant misalnya, hanya dicetak 3000 eksemplar. Jumlah yang sangat kecil untuk ukuran Indonesia. "Karena kondisi keuangan saya hanya mampu untuk itu," katanya. Karena itulah, Marico tidak menyoal adanya pembajakan. "Semakin dibajak, semakin saya merasa terhormat, berarti komik saya laku," katanya.
Hadirnya komik lokal Indonesia memang bukan barang baru. Sejak tahun 1970-an, negeri ini sudah mengenal superhero lokal seperti Gundala Putra Petir, Si Buta Dari Goa Hantu dan Panji Tengkorak dll. Masuk ke tahun 1980-an, mulai muncul komik-komik dari Eropa, seperti Tintin dan Asterix. Komik Amerika yang didominasi oleh Marvel mulai datang tahun 1990-an. Superhero seperti Captain Amerika, Spiderman, Superman dll, menjadi "tokoh" baru di Indonesia.
Tidak berselang lama, gelombang komik Hongkong masuk. Sebut saja Tapak Sakti dan Tiger Wong yang sempat menjadi bahan pembicaraan. Begitu juga dengan komik Jepang, yang semakin kuat mencengkeram dunia komik di Indonesia dengan serial televisi dan game. "Seperti Doraemon, Dragon Ball dll, dikenal karena hampir setiap hari diputar di televisi," kata Is Yuniarto dari Wind Rider Production.
Kemana komik Indonesia ketika komik luar negeri menjamur? Sepertinya, komik Indonesia baru bangkit akhir tahun 1990-an. Dengan mengadopsi gaya Manga (sebutan komik Jepang), komik Indonesia kembali hadir. Sayangnya, yang disebut komik Indonesia bukan berarti membawa superhero Indonesia, melainkan mengkolaborasikan superhero Eropa, dengan gaya berperang Amerika, namun bergaya gambar Jepang. "Mungkin hasilnya seperti komik Wind Rider ini," kata Is Yuniarto sedikit berpromosi.
Komik kedua Is Yuniarto berjudul Knight of Opocalypse yang dicetak tahun 2007 coba membuat genre baru dalam dunia gambar. Is memilih memodifikasi Manga dengan gaya gambar Amerika. "Pertaruhannya memang pada pasar, tapi sepertinya pasar akan tetap melahap jenis gambar apapun, asalkan bagus," katanya.
Komikus gaek Beng Rahadian menjadi komikus yang sukses mengangkat tema lokal tentang kondisi kota Jogjakarta. Dalam komik berjudul Selamat Pagi Urbaz, Beng Rahadian menyuguhkan Jogjakarta dalam kacamata komikus. "Tentu saja hasilnya tetap kocak, tapi bila diselami lagi, mau tidak mau Jogjakarta memang telah berubah," kata Beng Rahadian.
Terobosan versi Julian, komikus yang juga koordinator ilustrator di Megindo mungkin bisa dikatakan paling unik. Dirinya memilih untuk menyajikan nilai lokal Indonesia, dalam kemasan komik bergambar Eropa. Hebatnya, komik itu disajikan dalam dua bahasa. "Bahasa kerennya sih, bilingual, sekalian menikmari gambar sekalian belajar berbahasa Inggris, tapi nilai-nilainya tetap Indonesia," katanya.
Benar-benar tak kalah akal ya,..
11 Januari 2008
Comic Show Off!!
Comic Show Off!
Pencinta komik di Surabaya disuguhi acara "seksi" di Surabaya. Tepatnya di Pusat Kebudayaan Prancis -CCCL Surabaya, 8-19 Januari 2008. Dalam acara itu, CCCL bekerjasama dengan para komikus dari berbagia kota, mulai Jakarta, Bandung dan tentusaja, Surabaya. Pernak-pernik pembuatan komik, dibahas tuntas di acara ini.
Pencinta komik di Surabaya disuguhi acara "seksi" di Surabaya. Tepatnya di Pusat Kebudayaan Prancis -CCCL Surabaya, 8-19 Januari 2008. Dalam acara itu, CCCL bekerjasama dengan para komikus dari berbagia kota, mulai Jakarta, Bandung dan tentusaja, Surabaya. Pernak-pernik pembuatan komik, dibahas tuntas di acara ini.
06 Januari 2008
Bisnis Cemerlang Sepeda Usang
BISNIS KLETIKAN
Sepeda kuno sedang naik daun. Begitu juga bisnis kletikan (peralatan)-nya. Seperti yang dilakukan Budi, penggemar sekaligus pebisnis kletikan sepeda kuno asal Madiun, Jawa Timur. Budi dan teman-temannya hampir pasti ikut memeriahkan event rally sepeda kuno, sekaligus menjual kletikannya. Minggu (6/1) ini, Budi menggelar dagangan di samping alun-alun Ponorogo, Jawa Timur.
Bisnis Cemerlang Sepeda Usang
Alas plastik biru yang tergelar di trotoar samping kiri alun-alun Kota Ponorogo, Minggu (6/1), memang tidak istimewa. Bekas-bekas olie yang tertoreh di atasnya jelas menampakkan keusangan lembaran yang biasa digunakan untuk atap kaki lima itu. Barang yang tersaji di atasanya pun sama. Hampir seluruhnya barang bekas. Seperti garpu depan sepeda, jok, pedal, lampu depan hingga dinamo. Meski begitu, barang bekas itu dijual dengan harga fantastik hingga Rp.1,5 juta perbuah. Wow!
Seperti itulah gambaran bisnis kletikan sepeda kuno. Kata "kletikan" diambil dari kata "kletik", sebutan bahasa jawa untuk makanan kecil atau snack. Bisnis kletikan sepeda kuno berarti bisnis untuk barang-barang asesoris sepeda kuno. Mulai stang, pompa, lampu, spion, jok belakang hingga sandaran bawah. Tidak hanya itu, kletikan juga menyediakan asesoris tambahan yang membuat sosok pengendara sepeda kuno kelihatan lebih lawas. Seperti topi, tempat kacamatan sepeda, tas sepeda sampai senapan angin model lama.
Budiyono, pemilih bisnis kletikan sepeda kuno yang Minggu ini menggelar dagangannya itu mengungkapkan bisnis kletikan memang tergolong baru di Indonesia. Setidaknya, sejak 10 tahun terakhir ini bisnis itu mulai marak, seiring semakin banyak orang yang memiliki hobby memelihara sepeda kuno. Budi sendiri mengaku baru bermain di bisnis ini sejak 2 tahun belakangan. "Sebelumnya, saya hanya berdagang peralatan sepeda dan becak saja," kata Budi pada The Jakarta Post, Minggu ini. Meski demikian, dirinya mengaku mengetahui seluk beluk sepeda kuno sejak lama.
Kakek Budi, Hing Tjhun adalah "pemain lama" dalam bisnis sepeda dan becak di Madiun, Jawa Timur. Sejak tahun 1940-an, laki-laki keturunan China itu membuka toko dan service sepeda dan becak di Kota Brem itu. Bisnis yang dirintis dari hobby itu berkembang pesat. Toko sepeda Panca Jaya menjadi bisnis turun temurun. Pada tahun 1956, anak Hing Tjhun yang juga ayah Budi, Hindarto Utomo meneruskan bisnis sepeda angin ittu. "Setelah ayah merasa tua, ganti saya meneruskan bisnis itu sejak tahun 1996," kenang Budi.
Yang menarik, kenang Budi, sejak dahulu Hing Tjhun selalu meminta anak dan cucunya untuk menghargai sepeda. Dalam setiap acara keluarga Hing Tjhun mengatakan bahwa suatu saat sepeda akan kembali dicari orang dan menjadi barang mahal. Nasehat itu menjadi kenyataan ketika Budi mulai mengenal bisnis sepeda kuno. "Awalnya saya membeli sepeda kuno jenis Hima, setelah itu saya mulai mencari sepeda kuno lain dan mulai menjualnya," kata Budi. Sepeda termahal yang pernah dijual Budi adalah jenis Gazelle "perempuan" seri 11 dengan harga Rp. 17,5 juta. Bergelut dengan sepeda kuno membuka ranah bisnis baru beruba asesoris sepeda atau kletikan.
Berbeda dengan bisnis jual beli sepeda utuh, kletikan sepeda kuno lebih rumit. Pada penjual sepeda harus teliti melakukan pencarian. Bisa jadi, barang-barang lama itu tergeletak bagai barang rongsokan tidak berguna. Namun setelah diteliti, ternyata rongsokan itu adalah asesoris yang dicari kolektor. Seperti dinamo bermerk Bosch buatan Jerman. Dinamo yang dijajar bersama dengan barang kletikan lain di atas terpal biru itu didapatkan Budi dari penduduk warga Walikuku, Ngawi Jawa Timur.
"Dinamo ini banyak dicari kolektor karena unik dan kuat, harganya Rp.1 juta," katanya sambil menunjukkan dinamo berukuran 15 cm meter berbentuk botol itu. Juga lampu depan sepeda bermerk Lucas yang kini terpasang di sepeda Hima milik Budi. Lampu kuningan itu dipatok dengan harga Rp.2,5 juta. Yang tidak kalah menariknya adalah senjata kuno laras panjang yang dimiliki Budi. Senjata yang didapatkan dari pensiunan Polisi itu dijualnya dengan harga Rp.1 juta. "Senjata ini asli dan masih berfungsi," katanya sambil mendemonstrasikan senjata yang mirip pipa karatan itu.
Sejak sepeda kuno mulai naik daun, harga barang-barang sepeda kuno yang ada melonjak drastis. Bila sebelumnya, masyarakat tidak "melek" harga, namun kini sudah berani mematok harga tinggi. Sebut saja stir bermerk Simplex Sikalit. Dulu orang tidak paham keunikan stir jenis itu, yang memiliki rem menjadi satu dengan stir utama. Namun kini, harga termurah yang dibuka untuk stir jenis itu adalah Rp.350 ribu perbuah. "Kalau dulu, siapa yang tahu dan peduli," kata Budi.
Romin, anggota Prima Ontel Club (POC) Jakarta mengungkapkan bergelut dengan sepeda kuno adalah hobby yang murah-murah-mahal. Maksudnya, bisa tampak sangat mahal, namun tetap saja "hasil"nya terlihat. "Memang perlu uang jutaan untuk memberli sepeda kuno, namun bila dipakai, kan kita bisa sehat," kata Romin yang hadir di Ponorogo dalam rangka Pawai Sepeda Kuno yang digelar dalam rangkaian Grebeg Suro Ponorogo. Romin sendiri memiliki lima sepeda kuno. Sepeda termahal bermerk Union yang dibelinya dengan harga Rp.5 juta. Total biaya yang dikeluarkan Romin untuk hobinya berkisar Rp.15 jutaan.
Dunia sepeda kuno mengenal tiga jenis penghobby. Yakni pemakai, pencandu dan pengedar. Kategori "pemakai" adalah orang-orang yang mengambalikan fungsi sepeda sebagaimana mestinya. Sebagai alat transportasi. Sementara "pecandu", lebih gila dengan kekunoan. Semakin kuno sepeda dan barang-barangnya, semakin puas untuk dimiliki. Penghobby jenis ini paling banyak membelanjakan uangnya. "Sementara pengedar lebih memilih untuk memasarkan sepeda kuno dan asesorisnya, namun semuanya pasti tetap mengeluarkan uang untuk kebutuhan hobbynya," kata Fahmi, anggota Komunitas Ontel Batavia (Koba) Jakarta. Tak heran, bila bisnis sepeda usang itu begitu gemilang.
Festival Reyog Ponorogo 2008
FESTIVAL REYOG PONOROGO 2008.
Pembukaan Grebeg Suro dan Festival Reyog Nasional ke XIV, berlangsung di Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (5/1) malam. Sejumlah 42 grup Reyog akan berlaga dalam festival itu. "Acara ini sekaligus mempertahankan budaya asli Indonesia dan penyuksesan program Visit Indonesia Year 2008," kata Bupati Ponorogo, Muhadi Suyono.
Setelah usai sengketa tarian Reyog yang sempat di klaim sebagai budaya Malaysia, Festival Reyog Nasional (FRN) XIV kembali digelar di Ponorogo, Jawa Timur. Sabtu (5/1) malam, pembukaan festival sebagai rangkaian upacara Grebeg Suro itu digelar di sela-sela recovery korban banjir di Ponorogo yang kini belum usai. Meski begitu, festival itu bakal berlangsung lebih meriah. Jumlah peserta even tahunan dalam rangka Grebeg Suro ini meningkat dibanding tahun lalu.
Jika tahun lalu hanya diikuti 31 peserta, FRN XIV ini diikuti oleh 42 peserta dari seluruh Jawa dan luar Jawa. Rangkaian Grebeg Suro sendiri, akan digelar 5-8 Januari 2008. tim Reyog dari Wonogiri, yang tahun lalu menyabet juga bertahan, tahun ini dilarang mengikuti perlombaan. "Meski juara bertahan Wonogiri tahun ini absen karena sudah tiga kali berturut-turut juara umum, namun peserta kabupaten lain mengaku siap dengan materi yang akan diusung lebih baik," ujar Luhur Karsanto, Sekkab Ponorogo.
Beberapa peserta di antaranya berasal dari Probolinggo, Gresik, Surabaya, Jember, Batu, Kediri, dan DKI Jakarta. Bahkan, beberapa tim dari luar Jawa juga bergabung, seperti dari Sumatera Selatan, Riau, Lampung, dan Kalimantan Timur. Dalam sambutannya dalam upacara pembukaan FRN XIV di Alun-alun Ponorogo, Sabtu malam lalu, Bupati Ponorogo Muhadi Suyono menegaskan FRN XIV digelar untuk melestarikan budaya Reyog sekaligus mendukung Visit Indonesia Year 2008 yang dicanangkan pemerintah RI. "Visit Indonesia Year sudah mempersiapkan 100 event nasional, salah satunya FRN," kata Muhadi.
Pelaksanaan FRN XIV sempat mendapatkan kritikan karena diselenggarakan di sela-sela recovery korban banjir Ponorogo yang belum tuntas dilakukan. FRN XIV dianggap menghambur-hamburkan uang. Luhur Karsanto mengaku heran dengan anggapan itu. Apalagi, jika dihubungkan dengan bencana banjir yang melanda sejumlah kawasan di Bumi Reog. "Saya kira itu terlalu dangkal jika bencana banjir dikaitkan dengan Grebeg Suro," tuturnya.
Menurutnya, pemkab melalui satkorlak bencana alam sudah melangkah untuk membantu para korban banjir. Termasuk mengevakuasi para pengungsi dan memberikan ruangan di kantor pemkab serta mendirikan tenda dapur umum. Kalau pun pasca banjir diperlukan langkah sebagai bentuk recovery akibat dampak banjir, menurut Luhur, sudah menjadi tugas daerah setelah melihat kondisi di lapangan. "Sehingga, tidak model digebyah uyah begitu. Dan, Grebeg Suro tetap harus berjalan karena ini dalam rangka melestarikan budaya kita," tegasnya.
Dalam upacara pembukaan, beberapa perwakilan Reyog dari luar Ponorogo menyerahkan bantuan untuk korban banjir. Meski besarnya tidak seberapa, namun bantuan itu diharapkan bisa meringankan beban Pemerinkah Kabupaten Ponorogo yang hingga kini masih berkonsentrasi untuk melakukan recovery. "Diakui atau tidak, memang festival ini digelar dengan keprihatinan, terima kasih atas segala bantuannya," kata Bupati Ponorogo Muhadi Suyono.***
Pembukaan Grebeg Suro dan Festival Reyog Nasional ke XIV, berlangsung di Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (5/1) malam. Sejumlah 42 grup Reyog akan berlaga dalam festival itu. "Acara ini sekaligus mempertahankan budaya asli Indonesia dan penyuksesan program Visit Indonesia Year 2008," kata Bupati Ponorogo, Muhadi Suyono.
Usai Sengketa Dengan Malaysia
Festival Reyog 2008 Digelar di Ponorogo
Festival Reyog 2008 Digelar di Ponorogo
Setelah usai sengketa tarian Reyog yang sempat di klaim sebagai budaya Malaysia, Festival Reyog Nasional (FRN) XIV kembali digelar di Ponorogo, Jawa Timur. Sabtu (5/1) malam, pembukaan festival sebagai rangkaian upacara Grebeg Suro itu digelar di sela-sela recovery korban banjir di Ponorogo yang kini belum usai. Meski begitu, festival itu bakal berlangsung lebih meriah. Jumlah peserta even tahunan dalam rangka Grebeg Suro ini meningkat dibanding tahun lalu.
Jika tahun lalu hanya diikuti 31 peserta, FRN XIV ini diikuti oleh 42 peserta dari seluruh Jawa dan luar Jawa. Rangkaian Grebeg Suro sendiri, akan digelar 5-8 Januari 2008. tim Reyog dari Wonogiri, yang tahun lalu menyabet juga bertahan, tahun ini dilarang mengikuti perlombaan. "Meski juara bertahan Wonogiri tahun ini absen karena sudah tiga kali berturut-turut juara umum, namun peserta kabupaten lain mengaku siap dengan materi yang akan diusung lebih baik," ujar Luhur Karsanto, Sekkab Ponorogo.
Beberapa peserta di antaranya berasal dari Probolinggo, Gresik, Surabaya, Jember, Batu, Kediri, dan DKI Jakarta. Bahkan, beberapa tim dari luar Jawa juga bergabung, seperti dari Sumatera Selatan, Riau, Lampung, dan Kalimantan Timur. Dalam sambutannya dalam upacara pembukaan FRN XIV di Alun-alun Ponorogo, Sabtu malam lalu, Bupati Ponorogo Muhadi Suyono menegaskan FRN XIV digelar untuk melestarikan budaya Reyog sekaligus mendukung Visit Indonesia Year 2008 yang dicanangkan pemerintah RI. "Visit Indonesia Year sudah mempersiapkan 100 event nasional, salah satunya FRN," kata Muhadi.
Pelaksanaan FRN XIV sempat mendapatkan kritikan karena diselenggarakan di sela-sela recovery korban banjir Ponorogo yang belum tuntas dilakukan. FRN XIV dianggap menghambur-hamburkan uang. Luhur Karsanto mengaku heran dengan anggapan itu. Apalagi, jika dihubungkan dengan bencana banjir yang melanda sejumlah kawasan di Bumi Reog. "Saya kira itu terlalu dangkal jika bencana banjir dikaitkan dengan Grebeg Suro," tuturnya.
Menurutnya, pemkab melalui satkorlak bencana alam sudah melangkah untuk membantu para korban banjir. Termasuk mengevakuasi para pengungsi dan memberikan ruangan di kantor pemkab serta mendirikan tenda dapur umum. Kalau pun pasca banjir diperlukan langkah sebagai bentuk recovery akibat dampak banjir, menurut Luhur, sudah menjadi tugas daerah setelah melihat kondisi di lapangan. "Sehingga, tidak model digebyah uyah begitu. Dan, Grebeg Suro tetap harus berjalan karena ini dalam rangka melestarikan budaya kita," tegasnya.
Dalam upacara pembukaan, beberapa perwakilan Reyog dari luar Ponorogo menyerahkan bantuan untuk korban banjir. Meski besarnya tidak seberapa, namun bantuan itu diharapkan bisa meringankan beban Pemerinkah Kabupaten Ponorogo yang hingga kini masih berkonsentrasi untuk melakukan recovery. "Diakui atau tidak, memang festival ini digelar dengan keprihatinan, terima kasih atas segala bantuannya," kata Bupati Ponorogo Muhadi Suyono.***
BERITA UNGGULAN
JADI YANG BENAR DIADILI DI MANA NIH?
Pernyataan Kepala Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendapatkan respon dari Amnesty Internasional Indonesia.
Postingan Populer
-
Anggota Komisi III Fraksi PKB DPR RI, Hasbiallah Ilyas meminta Polri mengusut kasus tewasnya Darso warga Kampung Gilisari, Kelurahan Purwosa...
-
Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (BSI Maslahat) Membuatkan Sekolah Darurat Sementara untuk Sekolah Dasar Naglaasih, di Desa Naglasari, Ke...
-
Dilansir melalui Website, Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menggelar rapat koordinasi bersama Komando Resor Militer (Korem) 033 Wira Prata...
Banyak dikunjungi
-
Anggota Komisi III Fraksi PKB DPR RI, Hasbiallah Ilyas meminta Polri mengusut kasus tewasnya Darso warga Kampung Gilisari, Kelurahan Purwosa...
-
Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (BSI Maslahat) Membuatkan Sekolah Darurat Sementara untuk Sekolah Dasar Naglaasih, di Desa Naglasari, Ke...
-
Dilansir melalui Website, Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menggelar rapat koordinasi bersama Komando Resor Militer (Korem) 033 Wira Prata...
-
Akun X @kkpgoid memposting "breaking news!!!" tentang penghentian kegiatan pemagaran laut tanpa izin. #SahabatBahari, hari ini KKP...
-
WORLD RECORD . Ilmuwan asal Surabaya, Muhammad Rizal Faisol berhasil memecahkan rumus Numerical Macrocosmos Magic Square and Numerical Macro...