Kondisi Hak Asasi Manusia (HAM) di 100 hari pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran cenderung mengkhawatirkan karena tak mengalami kemajuan berarti dan melanjutkan kemunduran sebelumnya.
Demikan Amnesty International Indonesia, melalui rilis pers.
Kondisi Hak Asasi Manusia (HAM) di 100 hari pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran cenderung mengkhawatirkan karena tak mengalami kemajuan berarti dan melanjutkan kemunduran sebelumnya.
Demikan Amnesty International Indonesia, melalui rilis pers.
Selama satu dekade terakhir, demokrasi dan negara hukum terus mengalami regresi dan pembusukan.
Sebagai pihak yang pernah mengajukan gugatan Judicial Review (JR) atas ambang batas dukungan pencalonan presiden dan wakil presiden (Presidential Threshold atau PT) dari 20 persen menjadi 0 persen, Ketua DPD RI ke-5, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, memberi apresiasi perubahan pandangan Hakim Mahkamah Konstitusi, yang akhirnya mengabulkan penghapusan PT 20 persen tersebut.
Elit politik ke depan juga harus lebih mendengarkan aspirasi rakyat. Selain itu, hasil ini merupakan modal politik dalam upaya membangun oposisi yang ideal dengan tujuan mengoreksi kebijakan Presiden Prabowo Subianto.
Mestinya, hal itu menjadi momentum DPR menunjukkan keberpihakannya pada Masyarakat Adat.
Apalagi, RUU ini sudah 14 tahun tidak kunjung selesai. Padahal Masyarakat Adat harus berhadapan dengan sejumlah tindakan kekerasan dan diskriminasi.
Mengikuti perkembangan politik dan intrik penentuan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (cawapres), semakin meneguhkan pilihan untuk tidak menggunakan hak suara saya pada Pemilihan Umum 2024.
Riuh reda yang terjadi di tingkat elit politik, mungkin menarik untuk sebagian orang, tapi tidak untuk saya.
Rangkaian peristiwa politik itu menunjukkan, Pemilu 2024 bukan dimaknai sebagai fase untuk menciptakan kondisi masyarakat yang lebih baik, tapi sekedar mempertahankan, menambah, bahkan merebut kuasa untuk masing-masing kelompok politik.
Bila saya adalah Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, maka saya memandang pelaporan Ubeidilah Badrun sebagai momen yang ditunggu-tunggu. Momen yang bisa menjadi contoh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk memahami apa itu “kesetaraan di depan hukum” dan “terlibat aktif dalam upaya pemberantasan korupsi”.
Sebuah film tentang awak KPK yang gagal tes wawasan kebangsaan sedang dibuat. Film dengan wawancara 16 narasumber, 20 jam lebih sound on tape, dan dikerjakan dalam waktu singkat. Tulisan ini penggalan proses pembuatan film itu: The Endgame