Seru juga membaca dua tokoh saling beradu jawab di media sosial.
Keterbukaan macam ini membuat publik semakin tahu bagaimana sikap masing-masing tokohnya.
Mahfud MD mengkritik sikap Presiden Prabowo tentang pemberantasan korupsi.
Menurut Mahfud, sikap Presiden membingungkan:
1. Korupsi akan disikat, koruptor akan dikejar sampai ke Antartika
2. Koruptor akan diberi maaf asal mengembalikan korupsinya
3. "Tunggu stlh 6 bln"
Twit itu dibalas oleh Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai.
Negara, menurut Pigai harus dikelola dengan suasana hati yang teduh dan harus berbasis hukum, etika dan moral dan Hak Asasi Manusia.
Tidak boleh brutal & ngga jelas.
"Waktu Bp jd Menko banyak aktivis laporkan soal korupsi para pejabat, bahkan keluarga pejabat, apa yang Bp lakukan?" tanya Pak Menteri lewat twitnya
Pigai bahkan memberikan contoh, penangkapan yang dilakuan di era Mahfud MD.
Yakni, penangkapan Lukas Enembe yang lagi sakit tidak berdaya dan sakit permanen.
"Setelah tangkap negara dapat apa? Negara rugi miliaran, bayar pesawat, kasih makan, urus obat dll sampai meninggal di penjara." tulisnya
Kalau saja Mahfud MD minta kembalikan uang ke negara, (katakanlah 1 Trilyun),-jelas Pigai- dengan amnesti Lukas, maka negara akan untung.
"Kesalahan Bp adalah sampai sekarang saya belum baca negara dapat sesuatu dari kasus ini. Jd Amnesti bagi koruptor yg sakit permanen dan dan tidak berdaya apa salahnya Pak?" tulisnya.
Kelola negara harus punya “ Hikmat Kebijaksanaan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar