Kesuksesan memang tidak pernah salah menemukan jalannya.
Salah satunya, penerima manfaat BSI Maslahat Sociopreneur, Isbakhul Lailatil Fibriyah, dipanggil Ela.Ia adalah CEO CV Poty Teknologi Pertanian.
Terlahir dari keluarga buruh tani sederhana, anak terakhir dari tiga bersaudara ini merupakan anak satu-satunya yang berhasil melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Ela mengenyam pendidikan di SMAN 2 Lumajang, sekolah yang diimpikannya sejak SD karena memiliki fasilitas terbaik dan cukup tersohor se-Kabupaten.
“Saya dulu dapat uang saku dari ibu hanya 15 ribu, 10 ribu dipakai transportasi dan sisanya untuk uang jajan maupun keperluan,” ucapnya.
Seluruh keterbatasan itu mendorong Ela untuk tetap memiliki mimpi besar yang bisa mengangkat derajat keluarganya.
Dimulai dari berjualan pulsa hingga berhasil menapaki ranah kompetisi yang akhirnya membuka jalan baginya mengenal ilmu pangan.
Kala itu Ela mantap bercita-cita untuk melanjutkan studi di IPB untuk mendalami Ilmu Pangan.
MIMPI SARJANA
Ela pernah meraih penghargaan siswa terbaik berprestasi bidang non-Akademik dan masuk jajaran 10 siswa terbaik dengan nilai rata-rata rapor tertinggi di SMA.
Sayangnya pencapaiannya tersebut tidak berhasil membawa dirinya untuk berkuliah Ilmu Pangan IPB.
“Nek tes e gagal, ora usah lanjut kuliah, kuliah mandiri iku larang. Nyoba maneh tahun ngarep, leren sek ae!” kata ayahnya ketika itu.
Ela memutuskan mengikuti ridha Ibu mendaftar di Universitas Brawijaya,
Ela diterima di kampus tersebut dengan jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP).
Sejak saat itu Ela hidup mandiri. Hidup serba pas-pasan dan tak jarang harus menahan rasa lapar yang juga menjadi makanan sehari-hari.
Baginya sebuah tantangan yang dihadapi Ia anggap sebagai peluang untuk bisa memanfaatkan waktu dalam menata tujuan hidup.
Tahun pertama kuliah Ela aktif berorganisasi dan berpartisipasi dalam kepanitiaan.
Lalu, tahun kedua dirinya fokus mengikuti berbagai kompetisi dan tahun ketiga Ia mulai membangun bisnisnya sebelum menjelang skripsi di semester akhir.
Hingga tak terasa sudah hampir lima puluh kompetisi telah diikutinya.
Ela Bersyukur ia banyak bertemu mentor-mentor hebat di dunia bisnis yang membuatnya semakin yakin untuk bermuara ke dunia tersebut.
Bersama timnya pada tahun 2020, Ela mulai membangun bisnis "Poty" yang berfokus pada pengolahan buah lokal Malang.
Melihat potensi buah lokal di Malang seperti lemon dan apel yang belum terserap secara maksimal namun permintaan konsumen melambung tinggi.
Di saat itulah Ela tergerak untuk mengambil peran bersama para petani yang kala itu sering mengalami gagal panen dan harus menanggung kerugian yang cukup besar.
Poty yang menawarkan produk minuman sehat dari buah lokal ini tetap mengedepankan kualitas dan rasa otentik.
Berbeda dari brand lainnya, poty diproduksi melalui proses perasaan murni supaya menghasilkan rasa tidak pahit atau masam.
Tantangan dalam menjalankan bisnis yang sedang dirintisnya Ela hadapi, mulai dari kesulitan dalam proses produksi, modal, kesulitan mencari tim yang sesuai sampai strategi yang menarik untuk memasarkan produk baik online maupun offline.
Rintangan yang Ela hadapi tersebut mengantarkannya bertemu dengan program ISDP BSI Maslahat (kini BSI Sociopreneur) di tahun 2022.
Program beasiswa khusus untuk pendampingan mahasiswa yang memiliki bisnis.
Program BSI Sociopreneur ini merupakan bentuk program pemberdayaan dari sumber dana zakat korporasi BSI yang dikelola oleh BSI Maslahat.
Di sana Ela banyak belajar dan bertemu dengan orang-orang yang dapat dijadikannya teladan.
Salah satunya Aprilia Eviyanti, manajer program yang tegas dan penuh kepedulian sehingga memotivasinya untuk selalu kuat dan berkomitmen dalam memberikan maslahat kepada banyak orang.
“Alhamdulillah Poty berhasil mendapat dana hibah sebesar 200 juta sebagai bentuk financial support dari BSI Maslahat,” jelasnya.
Selain pendanaan program ini juga memberikan seminar atau pembinaan bulanan terkait bisnis secara umum, kajian rutin jumat untuk menambah keilmuan Islami.
"Jadi kami dibentuk tidak hanya entrepreneur tapi juga Islami sesuai syariat bisnis," ucapnya sebagai penutup.
Setelah mendapatkan sertifikat HACCP (mengelola keamanan pangan) untuk standar ekspor, Ela juga sedang mencoba mengembangkan produk poty bisa masuk ke pasar ekspor.
Sehingga penjualan secara offline bisa lebih dioptimalkan.
#RilisPers
No comments:
Post a Comment