24 Mei 2015

CERITA KERANG DI PASIR PERAWAN

KERANG SAAT DIREBUS | IDN

Pantai ini tidak seberapa besar. Tapi yang kami cari, ada di sini. Kerang-kerang yang bersembunyi di balik pasir terkumpul sepiring. Seafood segar menjadi menu siang itu.

Angin yang berhembus, menciptakan gelombang kecil, ketika kami mengunjungi Pantai Pasir Perawan, Pulau Pari, akhir Mei ini. Gelombang yang tersiram sinar matahari siang itu menyamarkan dasar pantai.

"Kalau seperti ini, akan semakin sulit menemukan lubang napas kerang. Mata harus lebih awas," kata seorang kawan.


PENGUNJUNG PULAU PARI MENCARI KERANG DI PANTAI PASIR PERAWAN | IDN
Siang itu, kami mencari kerang. Bagi saya, itu aktivitas pertama dalam hidup. Dan saat itu juga saya tahu, mencari kerang dengan mata telanjang, butuh ketelitian tinggi. 

"Di pasir, akan ada dua garis hitam, itu adalah lubang napas kerang. Lubang itu akan menutup, bila kerang mendeteksi gerakan kita. Seperti ini," kata kawan, sembari menunjukkan sebuah motif di pasir pantai.

KERANG YANG DITEMUKAN DI PANTAI PASIR PERAWAN, PULAU PARI | IDN
Lubang napas kerang itu adalah dua garis sepanjang masing-masing 0,5 cm yang ada di atas pasir. Bila ada gerakan mendekat, lubang itu akan tertutup. Menyamarkan posisi kerang.

Di lokasi yang sama dengan tempat garis itu ada, hampir dipastikan terdapat kerang. Cara pengambilannya, bisa dilakukan dengan tangan telanjang.

PROSES MEREBUS KERANG | IDN
Tapi, sekali lagi, itu bukan hal mudah. Pencarian di areal pantai seluas setengah lapangan bola, kami hanya menemukan sekitar 20an kerang berbagai jenis. Masing-masing kerang, rata-rata berdiameter 3 cm.

MENYANTAP KERANG YANG SUDAH MATANG | IDN
Kerang-kerang itu siap diolah, dengan didahului proses pencucian, agar tak ada lagi pasir yang menempel. Lalu, direbus hingga mendidih. Kerang yang matang, ditandai dengan terbukanya cangkang. Kerang pun siap dinikmati.

ID Nugroho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar