Per-18 Agustus , para anggota DPRD Surabaya Periode 2009-2014 melakukan jaring aspirasi masyarakat (jasmas) di daerah pemilihannya masing-masing. Salah satunya Dra. Sudarwati Rorong, MM, yang menggelar kegiatan turba (turun ke bawah) di kompleks Lokalisasi Tambak Asri, Kamis (18/8).
Di kompleks lokalisasi yang lebih dikenal dengan nama Lokalisasi Kremil ini, Sudarwati yang dalam pemilihan legislatif lalu masuk di Daerah Pemilihan (Dapil) 1 itu mendapat banyak keluhan serta uneg-uneg dari warga setempat.
Bahkan di hari pertama resesnya yang berlangsung di Balai RT 8, RW 9, Tambak Asri, anggota Komisi D tersebut “disambati” (dicurhati) Pardi, salah satu mucikari perihal kebijakan penutupan wismanya selama bulan Ramadhan.
“Padahal kami tidak mencuri, tidak korupsi atau berbuat kriminal lainnya, tapi kenapa kok wisma kami selalu ditutup selama bulan puasa ini? Kami butuh makan dan minum, Bu, serta kebutuhan lainnya. Apalagi anak buah kami (PSK) butuh uang untuk kebutuhan Lebaran mendatang,” kata mucikari yang memiliki 4 anak buah ini.
Mendapati keluhan tersebut, Sudarwati mencoba bersikap arif dan bijaksana. Dijelaskan anggota dewan dari Fraksi Partai Damai Sejahtera ini bahwa kebijakan untuk larangan beroperasinya tempat-tempat prostitusi selama bulan Ramadhan sudah berlangsung beberapa tahun lalu.
“Seharusnya kebijakan tersebut disambut baik. Karena selain menghormati bulan Ramadhan, alangkah baiknya momentum di bulan suci ini dapat digunakan untuk mempertebal iman dan takwa kita pada Tuhan Yang Masa Esa,” tutur Wakil Ketua 2 Badan Legislatif di DPRD Surabaya 2009-2014 ini.
Lalu perihal kebutuhan yang meningkat di hari Lebaran, lanjut Sudarwati, seharusnya jauh sebelum Ramadhan, sudah harus mulai menabung untuk persiapan hari raya.
“Masak, sebelas bulan tidak ada tabungan sama sekali?” tanya Sudarwati yang juga Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Damai Sejahtera (PDS) Surabaya ini.
Bahkan, Sudarwati yang juga tokoh masyarakat di kompleks Lokalisasi Kremil ini juga menyarankan pada mucikari yang hadir untuk bersiap-siap “pensiun” dari profesinya tersebut. Apalagi ada rencana dari pemerintah kota untuk menutup semua lokalisasi yang ada di Surabaya.
“Meski penutupan itu tidak akan diberlakukan dalam waktu dekat, tapi alangkah baiknya kalau siap-siap dari sekarang untuk pensiun dan alih profesi. Jadi wiraswasta kecil-kecilan atau kembali ke desa menjadi petani,” saran Sudarwati yang sudah 30 tahun lebih bermukim di kompleks lokalisasi yang berada di Utara Surabaya ini.
Selain mendapat keluhan dari mucikari, Sudarwati juga “disambati” perihal pelayanan kesehatan untuk warga miskin dan minimnya lahan olahraga di kompleks lokalisasi ini, khususnya di wilayah RW baru yang sudah setahun ini dimekarkan dari RW sebelumnya.
“Kami mohon pembangunan lahan olahraga dan pembuatan selokan di wilayah RW kami, Bu,” kata Soegianto, Ketua RW 9 Tambak Asri.
Press Release
Tidak ada komentar:
Posting Komentar