Kasus kekerasan berupa dugaan pemukulan menimpa jurnalis Tempo TV, Syarifah Nur Aida atau Ipeh, Kamis (28/7) sore. Saat ditemukan Mahfud Efendi, rekan satu timnya dalam liputan itu, Ipeh dalam keadaan tertelungkup, tidak sadarkan diri di lahan kosong.
Kepada AJI Jakarta, Mahfud Efendi menuturkan, kejadian itu berawal saat dirinya bersama Ipeh dengan ditemani oleh Rini (wartawan magang) dan Dimas Priyanto (fotografer freelance) datang ke Kampung Cibitung RW 05 Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Bogor. Mereka datang untuk meliput berita sengketa lahan antara penduduk setempat dengan Pangkalan Udara TNI AU, Atang Sanjaya (selanjutnya disebut ATS) .
Aktivitas peliputan kasus sengketa lahan itu dilakukan sejak Senin hingga Kamis untuk acara bertajuk ‘Saga’ di Tempo TV. Kamis ini, tim Tempo TV tiba di lokasi sekitar pukul 11.30 WIB untuk mengambil gambar tambang pasir di lokasi itu. Tim juga melakukan wawancara dengan petani yang ada di sana. Selama dua jam lebih, aktivitas peliputan dilakukan dengan lancar.
Sekitar pukul 14.15 WIB, Tim Tempo TV memutuskan beristirahat dan kembali ke mobil Tempo TV yang diparkir di dekat warung makan berjarak sekitar 200 meter, untuk melakukan peliputan di tempat lain. Saat berjalan kaki menuju mobil itu, Ipeh dan Rini melihat seorang laki-laki dengan mengendarai sepeda motor jenis Honda Mega Pro atau Honda Tiger, berhenti sejenak dan melihat tim Tempo TV yang berjalan di jalan setapak. Laki-laki itu membawa handy talky (HT).
Ipeh yang berjalan mendahului Mahfud sempat memanggil Mahfud. Saat itulah, laki-laki itu menyalakan sepeda motornya dan berlalu. Mahfud merasakan ada ketidakberesan, dan memutuskan seluruh tim untuk meninggalkan lokasi peliputan, setelah melakukan person on camera (PTC). Usai melakukan itu, Mahfud kembali ke mobil. Sementara Ipeh memutuskan utuk mengambil footage pemukiman.
Sekitar 10 menit berlalu, Dimas mencoba menelepon Ipeh untuk mengingatkan agar segera kembali ke mobil untuk meninggalkan lokasi. Namun HP Ipeh tidak ada yang menjawab. Dimas memberitahu Mahfud tentang hal itu. Sambil berlari kecil, Mahfud mencari-cari Ipeh di areal kosong, yang juga terdapat kandang ayam. Mahfud melihat tubuh berbaju hitam dan merah, yang tak lain adalah Ipeh, tertelungkup.
Tangan kiri Ipeh tertindih tubuhnya, sementara tangan kanan yang masih memegang kamera berada di samping kepala. Mahfud berteriak minta tolong sambil membangunkan Ipeh yang tidak sadarkan diri. Tempat menyimpan Slot Disk (SD) Card terbuka, dan cardnya sudah tidak ada. Beberapa orang warga desa yang kebetulan mendengar teriakan Mahfud juga mendatangi lokasi tempat Ipeh ditemukan.
Tubuh Ipeh diangkat dan dibawa ke rumah Haji Dadi. Beberapa menit kemudian Ipeh sadar. Bagian belakangnya memar, begitu juga kakinya. Dia mengaku ada sesuatu (yang diduga pukulan) menghantam bagian belakang kepalanya, dan membuatnya tidak sadarkan diri. Haji Dadi bersama tiga warga lain berinisiatif melakukan pencarian seseorang yang dicurigai melakukan pemukulan.
Tak lama berselang datanglah seseorang yang mengaku sebagai petugas di Lanud TNI AU Atang Sanjaya meminta identitas semua jurnalis yang ada di sana, namun ditolak oleh Mahfud. Petugas Lanud itu mengatakan hendaknya tim Tempo TV meminta izin dulu sebelum masuk ke ‘rumah’ orang.
Sempat terjadi adu mulut beberapa saat, karena tim Tempo TV berdalih lokasi tempat mereka berada adalah lokasi sengketa yang tidak jelas siapa kepemilikannya. Saat ini, tim Tempo TV sedang melaporkan kejadian itu di Mapolsek Rumpin, ditemani Produser Tempo TV Alis Imam | Iman D. Nugroho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar