Rabu 23 Maret 2011, menjadi momentum yang penting untuk masyarakat kawasan pesisir selatan Kebumen, Jawa Tengah. Hari itulah, mereka menggelar aksi menolak rencana penambangan pasir besi di Kebumen, dengan mendatangi kantor dinas Bupati Kebumen untuk menyampaikan sikap penolakan.
Masyarakat yang tergabung dalam Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS) itu juga menolak kawasan Kebumen selatan sebagai kawasan pertahanan dan keamanan. Sebagaimana sudah menjadi pembicaraan publik, PT. Mitra Niagatama Cemerlang akan mengadakan aktivitas penambangan pasir besi.
Tidak tanggung-tanggung, lokasinya langsung di lima desa di Kecamatan Mirit, Kebumen. Pemeritah dan DPRD setempat mendukung dan memberikan restu bagi aktivitas penambangan pasir tersebut. Pasalnya, perolehan PAD dari aktivitas penambangan itu cukup tinggi.
Penolakan Lama
Sudah sejak lama, masyarakat menolak, dan Rabu itu waktunya aksi yang kesekian kalinya untuk menolak penambangan pasir besi tersebut. Masyarakat menilai, aktivitas penambangan itu akan berdampak besar bagi kerusakan lingkungan. Tidak sebanding antara keuntungan yang akan diperoleh dengan level kerusakan lingkungannya.
Masyarakat di sekitar kawasan Urut Sewu lebih menghendaki agar kawasan tersebut sebagai daerah pertanian dan pariwisata. Pertanian dan pariwisata akan menjadikan kawasan Kebumen bagian selatan menjadi lebih lestari, juga memberikan manfaat yang besar, tidak hanya bagi masyarakat yang tinggal di kawasan itu. Tetapi juga bagi pemerintah.
Selain masyarakat di kawasan selatan Kebumen, kalangan masyarakat sipil sebagian besar juga menolak aktivitas penambangan pasir besi itu. Pernyataan sikap baik yang dilakukan oleh kalangan organisasi masyarakat sipil, maupun individu-individu, adalah untuk memberikan dukungan bagi penolakan penambangan pasir besi. | Press Release | photo repro: The Jakarta Post | Akhmad Murtajib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar