24 Februari 2011

Pelajaran berharga sang dokter nakal

*ilustrasi
Berobat ke dokter, tapi malah "dikerjai". Itulah yang terjadi pada -sebut saja- Citra, warga Jakarta. Citra yang berparas cantik dan seksi itu depresi berat, karena ulah pacarnya. Untuk menyembuhkan sakit jiwanya, Citra menemui psikolog, Dr. Budi. Berikut ceritanya:

Citra : Pacar saya memang keparat.... gue benci dia!
Dr. Budi : Memangnya apa yang dia lakukan padamu?

Citra : Dia menggandeng tangan saya.
Dr. Budi : Seperti ini? (Kemudian Dr. Aseng meraih tangan si gadis dan menggandengnya dgn penuh kehangatan)

Citra : Betul, seperti itu.
Dr. Budi : Sayang, itu artinya pacarmu perhatian sama kamu.

Citra : Tetapi dia juga berani peluk-peluk saya!
Dr. Budi : Seperti ini? (Dr. Budi memeluk Citra dari belakang dengan mesra)

Citra : Betul seperti itu.
Dr. Budi : Itu tandanya dia sayang sama kamu.

Citra : Tetapi dia berani cium bibir saya!
Dr. Budi : Seperti ini? (Dr. Budi memberikan ciuman panas kepada Citra)

Citra : Betul, tetapi dia tetap saja seorang keparat! seorang bajingan! sebab dia berani meraba-raba dada saya Dok!
Dr. Budi : "Seperti ini?" (Dr. Budi meraba-raba dada Citra)

Citra : Benar! Itu bukti dia keparat kan? Dia juga bahkan berani mengajak saya bercinta tanpa pengaman dan berani "keluar" di dalam!

Dr. Budi : Begini? Dr. (Aseng pun mengajak Citra bercinta di ruang prakteknya, dengan penuh nafsu dan gairah dan berulang-ulang, dan seperti gambaran Citra, tanpa pengaman dan "keluar" di dalam.

Citra : Benar, mirip seperti itu. Dia benar-benar bajingan, keparat sejati. (Citra pun menangis)
Dr. Budi : Sayang, itu tanda bahwa kamu punya daya tarik sexual yang tinggi, sehingga dia tidak dapat menahan diri untuk mengajakmu bercinta, lihatlah sisi positifnya, dia berarti sangat mencintaimu, sex juga bagian dari cinta.

Citra : Yang terakhir Dok, setelah bercinta, pacar saya mengatakan bahwa dia mengidap AIDS
Dr. Budi : Apa?! Bajingan! Keparat! Pacarmu benar-benar keparat! Bangsat!!!!!! (pingsan)

4 komentar:

  1. Dokter T1:50 AM

    bikin joke yg bener dong, jgn asal jadi kelihatan ga profesional terlalu mengada ada, tendensius dan cenderung memojokkan profesi dokter. klien datang ke psikolog atau psikiater. Kalau ke psikolog yang jelas panggilannya bukan dokter. beda kalau datangnya ke spesialis jiwa atau psikiater. gimana sih??!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim1:58 AM

      Dokter T: Halaq gt aja di permasalahin. gk usah kebakaran jenggotlah. kenyataan Dokter emg gt. gk jauh2 dari memeriksa jantung tembusnya DADA, kalo perut ya KULIT MULUS.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
  2. Anonim1:46 PM

    @Dokter T : akh gitu aja dibahas..berarti situ bukan dokter tuh...

    BalasHapus