Maya Mandley | photo by scrapetv.com
Kalau ingat bertahun lalu, aku bukanlah seoarang traveller alias tukang jalan-jalan. Apalagi naik pesawat terbang. Bisa dihitung dengan jari. Maklum gak sanggup beli tiketnya. Kalau ingin keluar kota, either drive atau naik kereta api. Murah meriah.
Karena jarang sekali naik pesawat, otomatis aku gak begitu memperhatikan keadaan airport alias bandara, meski di Surabaya rumah ayah dekat dengan Juandra airport.
Selama berada di Amerika pun sama. Pasca 911 dan kejadian-kejadian lain yang menyertainya, pengamanan airport bisa dibilang sangat ketat. Setiap penumpang harus menunjukkan photo ID selain boarding pass tiap kali akan naik pesawat.
Tak cuma itu, dulu sebelum menuju gate, pengamanan tak begitu ketat. Tapi sejak peristiwa 911, setiap calon penumpang dianjurkan ke bandara, paling gak 2 jam sebelum boarding time. TSA (Transportation Security Agency) akan mengecek boarding pass dan photo ID sebelum menuju gate.
Setelah lolos pemeriksaan TSA, calon penumpang harus memasukkan bawaannya ke mesin X Ray. Sejak ada percobaan bom cair di London, airport di Amerika juga melarang penumpang membawa apapun yang berbentuk cair ke kabin, termasuk air putih dalam botol.
Aku sendiri pernah ngalami di bandara Newark New Jersei. Air mineral dalam botol yang aku bawa dari rumah diambil petugas dan dibuang. Sementara saat di airport di Hawaii, lotion produk lokal yang masih gress, diambil petugas karena aku taruh di koper yang tidak aku check ini. Bahan-bahan liquid alias cair, sebenarnya masih diperbolehkan, tapi jangan disimpan dalam carry-on cabin. Tapi disimpan dalam koper yang di check-in (masuk bagasi pesawat).
Dua Menit yang Sial
Kembali soal security, adalah wajar kalo di setiap bandara, semua penumpang harus melepas sepatu, topi atau barang-barang metal lainnya saat melewati metal detector. Dan barang-barang itu diletakkan dalam wadah khusus dan harus melewati seperti mesin X ray yang dipantau petugas. Makanya saranku, saat berada di airport Amerika, jangan pakai kaos kaki bolong. Malu kan kalo jempol kaki keliatan karena sepatu harus dilepas sebelem menuju metal detector. Hehehe.....
Biarpun menurutku sudah ketat, namun petugas TSA di Newark NJ Airport pernah kecolongan. Penyebabnya sepele saja, namun akibatnya bisa merugikan ribuan penumpang dan di-suspend nya seorang petugas TSA karena dianggap lalai.
Ceritanya begini, setiap penumpang harus melewati satu pintu untuk masuk. Sementara penumpang yang baru turun pesawat dan akan keluar dari airport, harus melewati pintu lain (exit) yang 'hanya' dijaga satu petugas. Aku tak tahu persisnya, tapi dari pantauan kamera, diketahui ada seorang masuk ke screening area (daerah yang hanya boleh dimasuki orang yang sudah melalui pemeriksaan) lewat pintu exit, saat si petugas tak ada.
Meski kesalahan sepele, tindakan ini sempat melumpuhkan airport selama hampir 6 jam. Sebab mereka yang saat itu sudah melewati security harus melewati prosedur ulang. Otomatis akibat peristiwa ini banyak pesawat delay karena penumpangnya harus lewat security lagi.
Dari hasil pemeriksaan diketahu, orang yang masuk ke screening area lewat pintu exit itu adalah seorang mahasiswa S2 asal Chinese yang sedang kuliah di Rutgers University. Pria berusia 28 tahun itu masuk ke screening area lewat pintu exit untuk say goodbye pada pacarnya yang akan kembali ke California.
Pria yang baru ditemukan 3 hari kemudian itu terlihat dari pantauan kamera masuk lewat pintu exit dan mencium kening kekasihnya, dan meninggalkan bandara tanpa merasa bersalah. Sementara petugas TSA yang seharusnya harus selalu stand by di desknya, dari pantauan kamera diketahui sedang menerima telpon lewat handphonenya dan meninggalkan desknya, meski cuma sekitar 2 menit saja.
Namun 2 menit itu adalah 2 menit tersial dalam hidupnya. Karena waktu 2 menit itulah yang dimanfaatkan mahasiswa dari Rutgers itu untuk say good bye pada kekasihnya. Sementara pasca peristiwa itu, menurut berita yang aku dengar, si petugas kena suspend without pay. Alias di score tanpa dibayar gajinya.
Kasihaaaannnnn deh lu !!!
| republish | Please Send Email to: [email protected] |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar