Maya Mandley
Birokrasi memang tak selalu mudah. Di Indonesia atau Amerika, sama saja. Bedanya, di Indonesia, kalau punya uang, ada biro jasa yang bisa potong kompas untuk membantu. Tapi di Amerika, meski ada uang, tapi tetap saja hal itu tidak berlaku. Capek deh!
Di Amerika, birokrasi pun berliku dan makan waktu. Tapi yang terpenting, NO CALO apalagi amplop. Nggak main-main, pegawai negeri yang korupsi mendapatkan sanksi sangat tegas. Sampai-sampai kehilangan hak untuk memilih pada pemilu. Sebagai seorang perantau yang harus ikut aturan, mau tak mau, aku menghormarti hal itu. Waktu mau bikin SIM alias driver license di negara bagian New Jersey, semua keruwetan itu berawal.
Sebagai gambaran, di sini [AS], setiap negara bagian punya aturan sendiri soal ketentuan membikin SIM. Dan menurut cerita beberapa teman, negara bagian tempatku tinggal, NJ, termasuk daerah yang susah, dengan standard kelulusannya sangat tinggi. Tapi, mau tidak mau semua tantangan itu harud dilalui. Apalagi, SIM termasuk identification yang penting, selain ID lain yang juga hanya boleh dikeluarkan Motor Vehicles Agency (MVC).
Petugas di MVC adalah orang sipil yang tak perlu berseragam tentunya. Untuk dapat ID atau SIM dari MVC di NJ, ada beberapa persyaratan. Di antaranya prove address dari bank statement, akte kelahiran, Sosial Security Card dan lain-lain. Sementara untuk orang asing seperti aku, yang paling penting adalah permanent residence card atau yang dikenal dengan greencard, atau work permit, atau student visa untuk mahasiswa asing. Tentu saja semua persyaratan ini dicek terlebih dahulu sebelum mengikuti proses selanjutnya.
Sampai aku dapat izin mengemudi sementara, ada 4 windows yang aku lalui. Mula-mula isi formulir, kemudian, cek kelengkapan, lalu membayar USD 25 untuk permit test dan NJ ID plus foto, dan terakhir window untuk ujian. Ujian tulis dilakukan di depan komputer dengan touch screen. Ada 15 komputer untuk ujian dan semuanya nge-link dengan komputer petugas.
Sebelum ujian, si petugas memasukkan data dan menyiapkan komputer mana yang harus aku hadapi untuk ujian. Jadi si petugas bisa tahu lulus atau tidaknya aku setelah menjalani tes lewat komputer di depannya. Dari 50 pertanyaan multiple choice, untuk NJ salah maksimal 10 alias 80% untuk bisa lulus. Sebelum ikut ujian tulis ini, calon peserta harus membaca buku panduan yang dikeluarkan MVC yang bisa didapatkan cuma-cuma alias gratis.
Meski pernah ikut ujian tulis SIM di Surabaya, aku harus 3 kali ambil ujian tulis di NJ. Standar kelulusan yang tergolong tinggi di antara negara bagian Amerika, serta pertanyaan yang sangat menjebak menyebabkan aku harus belajar ekstra keras dan membaca pertanyaan dengan hati-hati untuk bisa lulus. Dari dua kali tes, aku salah 11, padahal salah maksimal 10.
Yang bikin sebel, ada pertanyaan paling gampang yang aku salah menjawabnya. Yaitu pertanyaan urutan lampu merah. Harusnya sambil merem juga bisa, tapi ya gitu, waktu liat ada jawaban yang depannya red duluan langsung aku pilih, padahal urutannya salah. Di tes ketiga, aku betul-betul mempersiapkan diri, dan alhamdulillah dari 50 pertanyaan aku betul semua menjawabnya.
Lega sekali rasanya. Dan permit alias surat izin latihan ini berlaku dua tahun. Namun karena umurku yang sudah di atas 21 tahun, aku bisa ambil road test setelah tiga bulan. Dan waktunya pun sudah ditentukan setelah aku selesai ikut ujian tulis. Sesuai peraturan, mereka yang berusia 16 tahun sudah diperbolehkan ambil permit atau izin mengemudi. Tentu saja dengan persyaratan ketat.
Misalnya gak boleh drive malam hari, gak boleh drive sendirian dan paling penting harus lulus sekolah mengemudi yang khusus untuk siswa SMA. SIM untuk usia 17 tahun juga ada persyaratannya, tapi tentu tak seketat untuk usia 16 tahun. Mereka yang betul-betul tak ada persyaratan dalam SIM nya kalo sudah mencapai 18 tahun.
Betul-betul pengalaman berharga buatku untuk dapat SIM NJ. Meski banyak teman-teman Indonesiaku yang hanya butuh 1 kali tes untuk bisa lolos. Tahap berikutnya ujian jalan alias road test. Mudah-mudahan kali ini aku bisa langsung lolos. Tapi meskipun tak lolos, aku tak akan sekecewa tak lulus ujian tulis. Karena road test is about skill, bukan soal menghapal dan mengerti pertanyaan seperti halnya ujian waktu sekolah atau kuliah dulu. Wish me luck ya! Salam dari Garden State (Semboyan New Jersey State !)
*kabar dari AS lain, klik di sini.
No comments:
Post a Comment