Syarif Wadja Bae
Lembayung senja sore tadi dibungkus mendung dan gerimis.
Pulau-pulau menangis meratapi pancaroba tak berujung
seperti diselimuti nuansa mistis.
Pengembara kehilangan jejak dan bingung menghitung persimpangan karena kosong yang tragis.
Lagu Ibu dinyanyikan dengan kelopak hati yang rusak
bersama hidungmu yang terus membengkak
saat gejolak rindu akan cita-cita pudar ditelan ombak.
kau paksa semua semakin terkoyak dalam gelombang kepalsuan yang membuat muak.
aku akui, Sungguh dahsyat pengakuan iblis !
ketimbang kau yang mengaku malaikat ksatria tapi jiwamu bencong.
kau takut pada badai dan teriakan generasi.
kau lebih pantas jadi keong yang merangkak dikawasan peternakan gajah
Januari 2010
*puisi lain, klik Atmosphere.
No comments:
Post a Comment