
Kisah perseteruan Cicak dan Buaya, sepertinya akan sampai pada titik klimaks. Ketika para Cicak menuai kemenangan [untuk kesekian kalinya] dengan dibebaskannya Bibit-Chandra dari seluruh tuduhan. Ada kelegaan, ada rasa haru. Dugaan adanya penyimpangan dalam kasus penahanan Bibit-Chandra, ternyata bukan hanya isapan jempol belaka. Semangat yang membawa di dunia maya (baca: facebook) memunculkan solidaritas nasional. Dan ternyata benar!
Tapi di balik semua rasa itu, ada kekhawatiran. Semangat dan kesadaran untuk terus melawan "Buaya" dengan mengumpulkan energi Cicak, perlahan-lahan akan hilang. Para Cicak akan kembali ke sarangnya, dengan membawa senyum dan rasa bangga. Proses pengganyangan korupsi akan kembali dikerjakan oleh Cicak-Cicak "kecil" yang ada di KPK. Tak ada lagi talkshow di TV, tak ada lagi aksi solidaritas di Bundaran HI,...
Penulis meyakini, kondisi pada alinea di atas ini, yang akan terjadi. Dan Buaya akan bisa bernapas lega. Diam-diam, mereka akan menyiapkan strategi baru untuk menggerogoti hukum di Indonesia. Memainkannya di bawah meja, Dan yang paling parah, bila suatu saat para Cicak sudah lengah, Buaya akan menerkam! Menggigit tepat dijantung Cicak. Dan dengan seringainya, Buaya akan menyaksikan para Cicak meregang nyawa,..
Jelas, selain Buaya dan teman-temannya, tidak ada keinginan di dalam diri kita yang membiarkan hal itu terjadi. Karena itu harus disusun strategi khusus untuk men-Cicak-kan semua orang. Tidak hanya generasi saat ini, mungkin juga generasi yang akan datang. Cicak, bukan hanya Cinta Indonesia Cinta KPK, tapi harus berarti Cinta Indonesia Cincang Korupsi!
Sekali lagi: CINTA INDONESIA CINCANG KORUPSI! CICAK!!
makin cinta deh sama iddaily.. good content, good traffic!
BalasHapusTerima kasih Akang Aziz. Kalau ada tulisan yang bisa dishare di Iddaily, kami sangat senang menerimanya. Salam
BalasHapus