Iman D. Nugroho | Foto: Repro Jawapos.com
Warga Surabaya bernama Yohanes, tiba-tiba menjadi bahan pembicaraan ketika media massa memberitakan warga Graha Family Surabaya itu adalah Yulianto. Seperti diketahui, Yulianto adalah tokoh kunci yang disebut-sebut Ary Muladi, menyalurkan uang suap ke KPK. Hingga kini polisi tidak mengetahui siapa sebenarnya sosok Yulianto ini. Benarkah Yohanes adalah Yulianto?
Sumber The Jakarta Post yang merupakan mantan orang kepercayaan Yohanes menjelaskan, informasi yang dimuat diberbagai media massa tentang rekannya itu belum tentu benar. Meskipun secara terbuka sumber ini membenarkan Yohanes sebagai makelar kasus besar di Indonesia. "Saya tahu pasti dia adalah makelar kasus, dan sering kali pergi ke Jakarta, tapi, apakah dia adalah Yulianto, saya kok tidak mengetahui hal itu," katanya, Kamis (12/11) ini.
Lebih jauh sumber ini menceritakan, Yohanes yang juga penggemar anjing peranakan ini sangat dekat dengan pengacara terkenal di Jakarta, bernama NW and Partner yang berkantor di sebuah gedung kawasan Tanah Abang, Jakarta. Bila Yohanes datang ke Jakarta, hampir pasti akan menginap di apartemen kawasan Pecenongan dan di Kemayoran, Jakarta. Dua apartemen itu adalah milik pengacara ternama ini. "Di kantor itulah, Yohanes sering mengadakan rapat untuk membahas berbagai kasus yang sedang ditangani MA," katanya.
Begitu rapat usai, Yohanes dan stafnya akan pergi ke gedung MA untuk membicarakan kasus yang notabene bukan kasusnya. Biasanya, saat itulah Yohanes selalu membawa uang cash dalam jumlah banyak. Sumber The Jakarta Post menyebutkan, uang itu adalah uang untuk para "babe" yang mengurus kasus. "Saya tidak tahu pasti, siapa orang-orang yang menerima uang itu, saya hanya menunggu di mobil, sementara ada orang lain yang mendistribusikannya," jelasnya.
Cara Yohanes membawa uang ke Jakarta, menurut sumber ini, sangat konvensional. Yohanes dan dua stafnya, membawa uang dalam tiga tas besar dan membawanya naik pesawat terbang. Petugas di Bandara Juanda atau Bandara Soekarno Hatta, jelasnya tampak sudah mengenal Yohanes dengan baik. "Kalau ada petugas yang curiga atau bertanya macam-macam, Yohanes langsung memberi uang pelicin," kenangnya. Hal yang sama juga dilakukan Yohanes bisa membawa anjing-anjing kesayangannya bepergian dengan menggunakan pesawat terbang.
Sebanyak itukah uang cash Yohanes? Sumber itu hanya menganggukkan kepala. Pernah pada suatu ketika, anjing Yohanes bernama Salo pernah marah tanpa sebab dan mengacak-acak uang yang ada di dalam rumah. Jumlah uang itu sekitar Rp.150 juta dengan pecahan Rp.100 ribuan. Yohanes hanya tertawa melihat kejadian itu, sembari menyuruh salah satu stafnya untuk membersihkan uang-uang yang berserakan itu.
Sumber The Jakarta Post ini menjelaskan, dalam persoalan uang cash, Yohanes atau Lok El mempercayakan kepada seorang yang dikenal sebagai A Chien dan Mei Chien. Dua orang inilah yang seringkali mengambil uang dalam jumlah banyak ke bank bisa akan didistribusikan. Dua istrinya, dan dua anaknya yang tinggal di Ausralia pun tidak diberi kepercayaan untuk mengelola keuangan yang jumlahnya mencapai trilyunan rupiah itu. "Kalau polisi serius, bisa bertanya kepada orang-orang itu," katanya.
Dari mana uang itu berasal? Semua serba tidak jelas. Ada yang bilang, uang itu adalah uang warisan sang ibu yang kini tinggal di Singapura. Juga, berasal dari bisnis anjing peranakan yang dikandangkan di Trawas, Mojokerto dan Surabaya. Hingga kini, Yohanes memiliki sekitar 30-an anjing berbagai jenis. Untuk bisnis itu, setidaknya Yohanes merogok koceknya Rp. 50 juta/bulan. Belum lagi untuk membeli anjing peranakan. Anjing termahal Yohanes bernama Olga, seharga Rp. 2 miliar. Olga adalah anjing juara III dunia.
Kemana Yohanes sekarang? Sumber The Jakarta Post menyebutkan, Yohanes terlihat terakhir pada 1 November 2009 di Trawas, saat di tempat itu digelar Lomba Anjing Herder tingkat Internasional. Tapi kini, Yohanes sedang ada di Singapura, setelah namanya disebut-sebut sebagai makelar kasus hukum.
Apakah Yohanes adalah Yulianto? Entahlah,..
-----------
Berita Jawa Pos tentang Yohanes
Kamis, 12 November 2009 ]
Yulianto Sudah Pulang dari Singapura dan Berada di Surabaya
SOSOK Yulianto, pria yang disebut Ari Muladi menjadi perantara penyerahan uang ke pimpinan KPK, masih misterius. Meski demikian, Yulianto alias Yohanes yang beralamat di Perumahan Graha Famili Blok D Surabaya diyakini sebagai saksi kunci kasus Bibit Samad Riyanto dan Chandra M. Hamzah.
Berdasar penelusuran Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Yulianto pada Selasa lalu (3/11) mendatangi sebuah rumah di Jalan Sumatera, Surabaya. Rumah itu milik Lukito, paman Yulianto. Lukito tercatat sebagai mertua Putra Nevo, Dirut PT Masaro Radiokom. PT Masaro adalah perusahaan milik Anggoro Widjojo.
Seorang sumber menyaksikan, pria yang diduga Yulianto tersebut datang bersama seorang perempuan. Mereka mengendarai Honda CRV hitam dan Nissan Grand Livina silver. ''Semua (mobil) berpelat B,'' kata Rusdi, juru parkir di kawasan tersebut. Sejumlah tetangga membenarkan bahwa pria yang datang bersama perempuan itu bernama Yulianto. Menurut keterangan tetangga pula, perawakan Yulianto mirip dengan yang disebut Ari; berpostur tinggi, tegap, beralis datar, dan bermata sipit.
Di rumah tersebut, Lukito tinggal bersama penjaga rumah bernama Rudi dan seorang pembantu perempuan. Tak ada aktivitas mencolok di rumah bergaya arsitektur era 1980-an itu. Pintu pagar besi abu-abu selalu tertutup dan digembok. Tiga anak Lukito sudah pisah dan berumah tangga sendiri.
Menurut sejumlah tetangga, keseharian Lukito adalah menekuni jasa pengiriman paket. ''Dia (Lukito) itu mertua bos Motorolla,'' kata seorang tetangga yang tak mau disebut namanya. PT Masaro selama ini memang menjadi agen tunggal peralatan komunikasi merek Motorolla.
Saat Radar Surabaya berusaha menemui, Lukito tidak dapat ditemui. Dia sedang beristirahat setelah makan siang. Dua jam ditunggu, Lukito tetap tak menampakkan batang hidungnya. Kata Rusdi, Lukito biasanya keluar rumah setiap pagi, sekitar pukul 05.00. ''Biasanya, dia (Lukito) jalan pagi, lalu memanasi mobil. Setelah itu, masuk (rumah) lagi,'' bebernya.
Sekitar dua pekan lalu, menantu Lukito, Putra Nevo, datang ke rumah itu. Dia mengendari Toyota Harrier. ''Kalau mantunya, sering sekali datang,'' ujar Rusdi. Putra Nevo rajin datang karena sang mertua sakit-sakitan.
Sementara itu, seorang sumber menyebutkan, Yulianto diyakini sudah pulang dari Singapura dan sekarang berada di Surabaya. Sejak mencuatnya kasus Bibit-Chandra, dia sengaja bersembunyi karena tidak ingin keberadaannya diketahui siapa pun.
Sumber lain dari kalangan pengusaha menyebut, Yulianto atau Yohanes alias Daniel alias Pak D alias Kho Yusac alias Gunawan alias Kong Bu adalah markus khusus kasus besar dan ''bermain" dengan aparat di Jakarta.
Yulianto juga punya hobi memelihara anjing mahal. Sebenarnya, yang punya hobi itu bukan Yohanes, melainkan Liu Pau Lin alias Pauline, pasangannya, yang kabarnya termasuk selebriti di Taiwan. Kabarnya, dia mempunyai sebuah vila anjing di Prigen Park dengan 20 ekor anjing, yang sebagian besar jenis herder. Konon, beberapa anjing miliknya adalah anjing kelas atas dengan harga per ekor mencapai Rp 2 miliar.
Radar Surabaya tadi malam menghubungi Singky Suwaji, seorang penggemar anjing ras. Dia membenarkan, Yohanes adalah penggemar anjing jenis herder. Namun, dia mengakui, Yohanes sulit ditemui. ''Dia orang kuat. Bisa jadi, Yohanes yang ini adalah Yulianto,'' kata Singky. (aya/ano/agm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar