Iman D. Nugroho
Lagi-lagi hasil sebuah diskusi. Kali ini hubungan antara sengketa Indonesia-Malaysia dengan strategi pertahanan RI yang mengarah pada kembalinya lagi Tentara Nasional Indonesia atau TNI. "Apakah tidak mungkin, sedang dibangun suasana agar kita merasa perlu meminta TNI untuk kembali mengurusi teroris," tanya seorang kawan dalam diskusi akhir minggu ini. Hmmm,..
Pertanyaan kritis itu hadir dari analisa seorang kawan yang tidak henti-hentinya mempertanyaan berbagai fakta empirik dan fakta opini yang mengalir deras belakangan. Diawali dengan berbagai peristiwa "unik" yang hadir di sela-sela semangat menggebu polisi mengejar Noordin M. Top. Saat Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dengan bersemangat menganggat foto berlubang, penyerbuan Temanggung Jawa Tengah sampai digerebeknya kontrakan teroris di Jatiasih, Bekasi.
Lalu, muncul wacana memperbandingkan kerja polisi yang kedodoran dalam kasus terorisme, dengan penanganan teroris Woyla tahun 1981 oleh Kopassus TNI. Sebuah hasil yang nyomplang (tidak seimbang-JAWA). Nah, wacana kembalinya TNI itu semakin kuat saja, ketika fakta Noordin M. Top adalah orang Malaysia, yang berarti "ada ancaman dari luar negeri". Dan karena itu juga, prasyarat masuknya TNI ke dalam urusan terorisme menjadi semakin kuat.
Lalu, tiba-tiba saja muncul persoalan Tari Pendet Bali yang diklaim Malaysia. Pelan-pelan, opini rakyat Indonesia tentang semangat "musuh" dari luar pun menguat. Tiba-tiba ada gambar Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dihajar oleh petugas keamanan Malaysia. "Hampir semua orang yang melihat tayangan itu pasti akan naik rasa marahnya," kata seorang kawan. Padahal, tanpa kita menyadari, persoalan TKI dan TKW di Malaysia sudah menjadi sego-jangan atau nasi-sayur (kebiasaan-kiasan Jawa Timuran). "Mengapa semua itu muncul saat ini?
"Apakah tidak mungkin sedang dibangun suasana agar kita merasa perlu meminta TNI untuk kembali mengurusi teroris?" tanya kawan itu lagi. Lantas apa yang kemungkinan akan terjadi setelah ini? Bukan tidak mungkin Presiden SBY akan mengerluarkan keputusan politik menyangkut mandat TNI mengurus teroris. Hebatnya, besar kemungkinan TNI akan dengan cepat menangkap Noordin M. Top. Peran TNI dalam urusan-urusan terorisme pun mendapatkan nilai A+.
Youtube Pilihan Iddaily: Pagar Laut
BERITA UNGGULAN
JADI YANG BENAR DIADILI DI MANA NIH?
Pernyataan Kepala Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendapatkan respon dari Amnesty Internasional Indonesia.
Postingan Populer
-
Kencan, bisa dilakukan kapan saja. Dalam Solusi Ibu kali ini, membahas kencan dengan pasangan, di tengah-tengah kehidupan keluarga yang mung...
-
Dilansir melalui Website, Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menggelar rapat koordinasi bersama Komando Resor Militer (Korem) 033 Wira Prata...
-
Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (BSI Maslahat) Membuatkan Sekolah Darurat Sementara untuk Sekolah Dasar Naglaasih, di Desa Naglasari, Ke...
Banyak dikunjungi
-
Kencan, bisa dilakukan kapan saja. Dalam Solusi Ibu kali ini, membahas kencan dengan pasangan, di tengah-tengah kehidupan keluarga yang mung...
-
Dilansir melalui Website, Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menggelar rapat koordinasi bersama Komando Resor Militer (Korem) 033 Wira Prata...
-
Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (BSI Maslahat) Membuatkan Sekolah Darurat Sementara untuk Sekolah Dasar Naglaasih, di Desa Naglasari, Ke...
-
Anggota Komisi III Fraksi PKB DPR RI, Hasbiallah Ilyas meminta Polri mengusut kasus tewasnya Darso warga Kampung Gilisari, Kelurahan Purwosa...
-
Akun X @kkpgoid memposting "breaking news!!!" tentang penghentian kegiatan pemagaran laut tanpa izin. #SahabatBahari, hari ini KKP...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar