18 Juni 2009

… and, end!

Cerita pendek karya Senja Madinah

Senja ini tak seperti senja kemarin. Tak sedang kulihat akting-akting murahan tayangan televisi. Tak sedang kudengar tangis di dalam box ajaib yang kupelototi menjelang azan. Atau tak ladeni ocehan teman-teman sekost-ku berkomentar tentang mereka, yang tak kami kenal, dalam televisi. Dan, Senja ini begitu indah. Ketika kau duduk di sisiku. Di antara berderet kursi yang melaju. Di antara penumpang lain. Di antara serpihan khayal yang kini nyata. Ah, senja ini menghadirkan moment.


Tapi senja ini begitu berharga. Tak seperti moment kemarin atau lusa. Dan aku begitu memujanya…
Tak lagi ku peduli ini mimpi atau nyata. Tak lagi ku peduli pandangan iri dari perempuan-perempuan lain di antara kita. Bahkan tak lagi kupeduli pandangan iri laki-laki lain yang duduk di depan, samping dan di belakang kita. Kau, duduk bersamaku.
Ah senja ini begitu berbeda. Tak lagi kurasa kantuk yang biasa menyerangku. Tak lagi kurasa penat meski ku tempuh puluhan kilometer. Tak lagi kurasa bosan meski hanya bisa duduk manis.
Dan, senja ini begitu tenang. Setenang aku mendengar celotehmu. Tentang masa lalumu. Tentang masa kecilmu. Tentang masa remajamu. Tentang kenakalan-kenakalanmu. Tentang kebodohanmu. Dan semua tentangmu.
Semua, membentuk gerakan. Perlahan tapi pasti. Slow motion… sl ow.. mo ti on… s l o w.. m o t i o n… s l o w .. m o t i o n…
Seiring biola di hatiku yang membentuk nada indah… menyayat!
***
Pagi ini tak seperti pagi kemarin. Tak sedang ku hadapi layar komputer dengan gambar diagram matriks dan hitung-hitungan matematis. Tak sedang kepencet-pencet tuts-tuts keyboardnya. Atau tak lagi kutiduri kasur empuk di kamar tidurku yang hangat, selepas shalat subuh. Tak lagi kudengar ibu-ibu penjual sayur yang bernyanyi tanpa nada, bak penyanyi rock. Tak lagi kudengar nenek tua penjual kerupuk dengan lengkingan suara minor memelas. Atau tak lagi kudengar suara tukang ngamen yang mulai bernyanyi bak artis Indonesian Idol.
Tapi pagi ini begiru berbeda. Bersepeda denganmu. Menyusuri jalan-jalan kampus. Menyusuri masa lalumu. Di antara benda-benda mati bersejarah. Mengantarmu bernostalgia, menenggelami keindahan masa lalumu yang manis dan pahit. Menemui si penjual nasi pecel andalanmu ketika tak punya uang. Mengantarmu melihat kembali bengkel pemandian mobil, tempatmu mengais rejeki. Mengantarmu melihat gedung bioskop favoritmu, yang telah berubah menjadi kantor koperasi. Menyusuri jalan-jalan menuju tempatmu menggantungkan harapan. Menghadapi kenyataan kegagalan yang tak terelakkan. Hingga terdampar di kota yang mempertemukanmu dengan ku…
Dan, pagi ini begitu istimewa. Melihat senyum lepas, binar mata penuh makna. Dengan bangga. Dengan konyol. Dengan haru. Dengan tangis tertahan. Dengan campur aduk emosi yang jarang sekali ku lihat di matamu, di senyummu, di keseharianmu…
Dan semua membentuk gerakan. Perlahan tapi pasti, slow motion… sl ow.. mo ti on.. s l o w … m o t i o n… s l o w … m o t i o n…
Perlahan kuraba tampuk hatiku, dengan gesekan biola yang membentuk nada indah… menyayat!
***
Seperti juga malam ini. Tak seperti malam kemarin. Tak lagi mudah kupejamkan mata kantukku. Diantara kepenatan fisikku. Diantara kepenatan pikirku. Tak lagi ke turn-on komputer sekedar melihat data yang akan ku bawa bimbingan esok pagi. Tak lagi kudengar jeritan dendang-dendang winamp di dalamnya. Atau buku-buku bacaan penghantar tidurku.
Mendengarmu berceloteh dalam pesawat HPku. Sekedar bersenda penghantar tidur. Sekedar mereview beberapa agenda yang menjadi tugas dan tanggung jawab ke depan. Sekedar berpikir ringan tentang rencana organisasi, yang sama-sama kita tekuni. Meski sekedar mendengar order pulsamu yang minta diisi. Di antara akting-akting yang terkemas dalam film tahun delapan puluhan. Di antara iklan-iklan yang bergantian memenuhi layar kotak berukuran 14 inch.
Hingga kau tutup pembicaraan. Tetap saja malam ini tak seperti malam kemarin. Di antara keinginanku untuk merajut mimpi setelah do’a malamku. Di antara kenang jelajah waktu 30 jam yang lalu.
Dan semua membentuk gerakan. Perlahan tapi pasti, slow motion… sl ow.. mo ti on.. s l o w … m o t i o n… s l o w … m o t i o n…
Seiring gapaianku menyentuh relung hatiku. Dengan gesekan biola yang membentuk nada indah… menyayat!
***
Dan begitulah, hari ini tak seperti kemarin. Di antara akting-akting yang penuh dramatisir. Di antara tuts-tuts keyboard komputer. Di antara buku-buku tebal.
Di antara keterjagaan dari kesadaranku. Di antara kegundahan dari rasaku. Di antara khayal dari harapanku.
Tak lagi ku lihat engkau duduk di sisiku. Mendengarmu berceloteh, mengajakku memasuki alam masa lalu. Dengan pandangan iri dari perempuan-perempuan sebayaku. Dengan pandangan tak senang laki-laki yang duduk di depan, samping dan belakang. Tak lagi tak peduli ini mimpi atau sekedar nyata yang irasional.
Tak lagi ku telusuri jalan-jalan kenangan yang membuatmu tertawa lepas dengan campur aduk emosi di dalamnya. Tanpa kekonyolan yang kau ceritakan dengan bangga. Tanpa peras keringat mencuci mobil-mobil demi sesuap nasi, yang kau katakan dengan pahit. Tanpa gedung bioskop yang telah beralih fungsi menjadi koperasi yang kau lihat dengan kecewa.
Tak lagi ku dengar engkau berceloteh di kupingku, lewat kecanggihan HP. Tanpa pembicaraan tentang rencana ke depan, di antara keterjagaan di sepertiga malamku. Tanpa lagi berbicara dengan alasan organisasi sekali pun. Meski tanpa tumpukan buku penghantar tidurku. Meski tanpa akting-akting artis tahun delapan puluhan.
Meski tetap tak kuhadapi layar komputerku. Meski tak lagi ku pencet tombol-tombol dalam keyboard komputerku. Meski tanpa setumpuk buku. Meski ku lantunkan doa di sepertiga malamku.
Di antara ketakpedulianku ini khayal ataukah nyata. Kenyataan, menyeretku pada fenomena berbeda. Bahwa ini benar-benar nyata. Bahwa kau bersamanya adalah nyata. Bahwa kau bukan milikku adalah nyata. Bahwa kau hanya impian di siang bolong adalah nyata. Bahwa kau hanya sebuah harap diantara khayal adalah nyata. Bahwa tepukan sumbang sebelah tangan inipun nyata.
Dan semua membentuk gerakan. Perlahan tapi pasti, slow motion… sl ow.. mo ti on.. s l o w … m o t i o n… s l o w … m o t i o n…
Seiring doa egois yang ku lantunkan, bersama gesekan biola membentuk nada indah… menyayat!
Di antara seripihan keping hati yang hancur tak terelakkan. Doa egois seiring gesekan biola membentuk nada indah menyayat itu tentang…
Tuhan, ijinkan aku memilikinya…

3 juni 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar