Syarief Waja Bae
Kau yang selalu menyala dibalik tirai mataku, menerka dari belakang kacamu tentang sepiku. padahal sepiku telah pergi bersama kesunyian pada sekian teluk yang kutemui dalam jalanku kesini bersama kapal yang berselimutkan corak musim yang menempel tebal pada dinding - dinding pilu. yang kau terka itu cuma perhentian sejenak. seperti mati dalam sepuluh detak.
No comments:
Post a Comment