13 Februari 2009

Redesain Kursi Roda Berpispot Untuk Manula

Press Release

Berawal dari rasa prihatinnya melihat penderitaan manula, Aiko Rakhmaniar berhasil menciptakan kursi roda khusus manula. Kursi roda buatan mahasiswi Teknik Industri ITS ini sepintas tak banyak berbeda dengan kursi roda pada umumnya. Namun dibandingkan kursi roda lainnya, kursi berbantalan jok kulit coklat ini memiliki lubang di tengahnya. ”Lubang ini langsung nyambung ke pispot,”terang Aiko tentang karya tugas akhirnya ini.


Awalnya, Aiko hanya ingin meringankan beban adik sang nenek yang sudah berusia lanjut. Aiko mengerti benar bagaimana repotnya neneknya ini ketika ingin mengerjakan sesuatu. ”Mau apapun harus dibantu oleh orang lain,”paparnya. Bangun dari tempat tidur, menuju tempat tidur, mengambil sesuatu, bahkan melakukan aktivitas ke kamar kecilpun harus dibantu. ”Ngerasain banget, kalau apa-apa harus manggil orang lain,”ujar anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Bahkan ketika sudah duduk di kursi roda, tak banyak aktivitas yang bisa dilakukannya sendiri. Masih tetap mengandalkan bantuan orang lain. Melihat hal ini, Aiko mempunyai ide untuk membuat redesain kursi roda khusus manula untuk tugas akhirnya. Hal pertama yang menjadi perhatiannya adalah membuat agar pegangan tangan kursi roda dapat direbahkan dan dilepas. Fungsinya, agar pemakai kursi roda dapat dengan mudah berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.

Setelah itu, Aiko fokus mengerjakan sistem pergerakan kursi roda dengan membuat empat tomobol pencet di pegangan tangan sebelah kanan. ”Tombol ini fungsinya untuk mobilisasi,”ujarnya. Menurutnya, bagian inilah justru yang tersulit. Sebab, dia harus memikirkan beberapa konfigurasi pergerakan mulai dari maju, mundur, belok kiri, belok kanan, dan kombinasi gerakan anatara keempatnya.

”Nggak mungkin kan hanya bisa maju saja, pasti juga dibutuhkan maju sambil agak serong ke kanan, dan gerakan lainnya,”tambahnya. Sebagai tenaga gerak, Aiko menggunakan motor dan aki. Hanya saja, Aiko mengaku kurang memperhitungkan motor yang dia pakai. Menurutnya, motor yang dia gunakan ini adalah tipe motor kecil, sehingga hanya mampu mengangkut beban 70-75 kilogram. ”Kalau memakai motor yang lebih besar tentunya bisa lebih besar juga beban yang bisa diangkut,”tambahnya.

Fungsi yang ketiga adalah menghubungkan kursi roda dengan pispot dan melubangi bagian tengah kursi roda. ”Biar ga repot ke kamar kecil,”ujar gadis kelahiran Surabaya 13 Desember 1986 ini. Namun, ketika dalam pengujian, lubang ini hanya dapat berfungsi untuk BAB saja. Sedangkan untuk buang air kecil tidak bisa dilakukan. ”Terutama untuk manula pria,”jelasnya.

Kursi roda ini rampung dibuatnya hanya dalam waktu dua setengah bulan saja. ”Itu karena konsepnya sudah aku pikirkan jauh-jauh hari,”ujarnya. Aiko harus merogoh koceknya sebesar Rp 3,5 juta untuk merampungkan proyeknya ini. Namun, ketika diuji cobakan ke adik neneknya, Aiko merasa puas. ”Dia lebih senang dengan kursi roda ini. Lebih senang jalan-jalan juga setelah memakai kursi ini,”lanjutnya.

Hanya saja, kursi roda ini khusus digunakan untuk mobilitas di dalam rumah dan lingkungan sekitar. ”Nggak bisa untuk traveling karena memang tidak bisa dilipat,”ujarnya. Aiko mendapatkan nilai A untuk tugas akhirnya ini. (HUMAS-ITS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar