14 September 2008

TKW Jember Tewas Terbakar di Makao

Iman D. Nugroho

Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Jermber Jawa Timur, Nuryana, tewas mengenaskan dalam sebuah kebakaran hebat di Makau, Hongkong, 23 Agustus 2008 lalu, pasca hembusan topan Nuri yang menghantam wilayah itu. Ironisnya, kepulangan jenazah tenaga kerja asal Kecamatan Puger, Kabupaten Jember ini sempat tertunda tanpa alasan yang jelas. Barang-barang milik Nuryana pun hingga saat ini masih tertahan di Hongkong.


Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jatim Mochammad Kholili menjelaskan, berdasarkan keterangan rekan Nuryana, tragedi tewasnya perempuan 35 tahun itu berawal dari pecikan api dari kabel listrik yang terkelupas di apartemen tempatnya bekerja di gedung Xanado Sociedade Apoio As Empresas De Macau. Percikan itu membakar tumpukan kerdus yang teronggok tak jauh dari lokasi kabel yang terkelupas. Api yang membakar menciptakan kepanikan, dan merembet ke lantai III tempat Nuryana tinggal.

Nuryana dan 11 orang yang ada di gedung itu berusaha menyelamatkan diri dengan keluar dari apartemen yang terbakar. Saat berusaha menyelamatkan diri itulah, Nuryana terjatuh di bawa pintu yang sudah terbakar. “Nuryana tidak sempat menyelamatkan diri dan akhirnya ikut terbakar,” kata Kholili. Beberapa orang yang melihat kejadian itu langsung menyelamatkan perempuan yang sudah dua tahun bekerja di Makau itu, dan membawanya ke RS CS. Januariao, tak jauh dari lokasi kebakaran. “Usaha itu tidak membuahkan hasil, Nuryana tidak sempat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia,” katanya.

Pihak keluarga korban yang diwakili olah kakak korban, M. Syamsul, mengatakan kabar meninggalnya Nuryana diberitahukan kepada keluarga korban pada 29 Agustus lalu. Berdasarkan telepon dari rekan korban di Makao, jenazah Nuryana akan sampai di Bandara Juanda Surabaya, Jumat (12/09/08). Tapi begitu sampai di bandara, baru mendapatkan kabar Jenazah belum datang. “Saya kecewa, tidak ada pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah mengenai hal ini,” kata Syamsul yang sempat menginap di kantor SBMI Surabaya.

Nuryana, kata Syamsul adalah tulang punggung keluarga. Setiap menjelang Idul Fitri, janda beranak satu dan pernah di Malaysia ini dipastikan mengirim uang untuk keluarga di Indonesia. “Saya mengharapkan adik saya, secepatnya dikirimkan ke Indonesia, saya tidak punya uang untuk proses pengiriman itu,” katanya.

Lebih jauh Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jatim Mochammad Kholili menuntut agar pemerintah tidak tinggal diam atas meninggalnya Nuryana. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jember dan Balai Penempatan dan Pelindungan TKI (BP2TKI) Jawa Timur harus melacak Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang merekrut dan menempatkan Nuryana. Pemerintah juga seharusnya menjamin seluruh hak milik dan harta peninggalan korban. “Pemerintah bisa berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) yang berada di Makao, tapi hingga saat ini kepulangan jenazah korban inipun masih simpang siur dan tidak ada kepastian,” jelasnya.

Karena itu, melalui media Mochammad Kholili menuntut meminta pemerintah juga harus bisa menjamin pemenuhan hak-hak korban, antara lain hak asuransi kecelakaan kerja, menyediakan mobil untuk pemulangan jenazah dari bandara ke rumah duka dan memberikan uang santunan pengganti bisanya kendaraan, penguburan dan lainnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar