Iman D. Nugroho
Pemecatan dua buruh pekerja Kentucky Fried Chiken (KFC) Plasa Surabaya berbuntut panjang. Salah satunya adalah demonstrasi yang dilakukan Serikat Buruh Kerakyatan (SBK) dan Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KASBI) di Surabaya, Kamis (18/09/08) ini. Dalam demonstrasi itu, buruh meminta pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja (disnaker) menghapus penyelenggaraan pelatihan kerja.
Demonstasi itu berlangsung di halaman pusat perbelanjaan Plaza Surabaya di Jl. Pemuda Surabaya, Kamis pagi ini. Sambil membentangkan spanduk, massa berjumlah sekitar 300-an orang itu bergerak masuk ke kantor PT. Fast Food Indonesia yang terletak di dalam gedung Plaza Surabaya. "Kami hanya akan berdialog dengan pihak manajemen dan menyerahkan tuntutan kami," kata Jamaluddin, Koordinator Aksi.
Polisi yang sedang berjaga di sekitar massa demonstrasi, langsung melakukan blokade. Mereka melarang demonstran masuk ke gedung Plaza Surabaya, dengan alasan tidak ada izin memasuki gedung. Aksi dorong mendorong dan adu mulut buruh dan polisi pun tidak terelakkan. Buruh berdalih tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali masuk ke dalam gadung untuk berdialog. Sementara polisi bersikukuh tentang tidak adanya izin.
Buruh akhirnya mengalah dan bersedia menunggu di luar gedung, asalkan lima perwakilan mereka diberikesempatan untuk menemui manajemen PT. Fast Food Indonesia. Tuntutan itu dipenuhi. Dalam dialognya, perusahaan PT. Fast Food Indonesia bersedia memenuhi semua tuntutan demonstran, termasuk untuk mempekerjakan kembali buruh yang dipecat, asalkan Disnaker juga mau mencabut izin penyeleggaraan pelatihan kerja.
Usai berdialog, massa melanjutnya demonstrasinya menuju ke gedung DPRD Surabaya dan Pemerintah Kota Surabaya untuk berdialog dengan Disnaker Surabaya. SBK dan KASBI menilai, Disnaker dan pemerintah harus campur tangan untuk menyeleasikan sengketa buruh-perusahaan. “Kami ingin menuntut Disnaker untuk mencabut penyelenggaraan pelatihan kerja yang selama ini dijadikan alasan menindas buruh,” kata Jamal.
Demonstrasi buruh di KFC adalah demonstrasi kesekian menjelang Hari Raya Idul Fitri ini. Sudah beberapa hari, sekitar 2000-an buruh P.T. Arta Glory Buana (ABG) menggelar demonstrasu di depan perusahaan dan berlanjut di depan Gapura Kabupaten Sidoarjo untuk menuntut upah para karyawan yang belum dibayarkan selama 4 bulan, plus THR tahu 2007 lalu yang juga belum dibayarkan. Sementara bulan ini, buruh P.T. ABG juga belum menerima gaji bula Juli dan Agustus, berikut uang makan dan uang lemburnya.
Demonstrasi juga terjadi di Bojonegoro, Jawa Timur. Di Kabupaten yang dikenal sebagai sebutan daerah kaya minyak itu, buruh PT. Himalaya Grafurin International (HGI) menggelar unjuk rasa untuk menuntut pemberian tunjangan hari raya (THR). Untuk menunjukkan keseriusannya, buruh PT. HGI melakukan demonstrasi dengan melubangi jalan masuk dan keluar pabrik.
Sementara itu, Kepala Disnaker Surabaya, Ahmad Syafei mengatakan hingga saat ini belum ada satu pengaduan masyarakat tentang THR yang masuk ke Disnaker Surabaya. Karena itulah, Syafei menghimbau kepada buruh untuk tidak segan-segan melapor ke Disnaker, bila ada perusahaan yang tidak membayar THR. "Ini sekaligus menjadi cara Disnaker untuk mengingatkan perusahaan agar membayar THR yang merupakan hak buruh," katanya pada The Post.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar