22 Agustus 2008

Perusahaan Pengelolaan Limbah Menggarap Lebih Serius Pasar Limbah Jawa Timur

Iman D. Nugroho

Perusahaan pengelolaan limbah (waste management), PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) menggarap lebih serius pengelolaan limbah di Jawa Timur. Dalam waktu 10 tahun, PPLi memperkirakan seluruh perusahaan di Jawa Timur akan mempercayakan pengelolaan limbahnya ke PPLi. “Progress perkembangannya adalah 10 persen/ tahun, dalam waktu 10 tahun ke depan, seluruh perusahaan akan mempercayakan pengelolaan limbahnya ke PPLi,” kata Machmud Badres, Direktur Marketing PPLi pada The Jakarta Post, Kamis (22/08/08) ini.


PPLi adalah perusahaan pengelolaan limbah yang berdiri 1994 lalu. Saham terbesar perusahaan ini dimiliki oleh Modern Asia Enviromental Holding (MAEH) sebanyak 95 persen. Sisanya, 5 persen dimiliki oleh Kementrian BUMN. Limbah industri berbahaya atau B3, adalah pasar yang digarap perusahaan ini. “Karena tidak semua perusahaan memiliki sistem pengelolaan limbah B3, karena itulah kami hadir,” kata Machmud.

Sejak berdiri hingga saat ini, perusahaan yang berpusat di Cibitung Jawa Barat ini telah dipercaya mengelola limbah oleh 1000 perusahaan di seluruh Indonesia. Mulai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, industri bahan kimia, tektile, kertas, otomotif, obat-obatan, kosmetika hingga elektronik. Sekitar 12 tahun lalu, PPLi mulai merambah pasar Jawa Timur. Dalam kurun waktu itu, sudah ada 100 perusahaan di Jawa Timur yang mempercayakan pengelolaan limbahnya ke PPLi. Jumlah itu masih tergolong kecil, mengingat di Jawa Timur ada 5000 perusahaan yang hingga saat ini tidak memiliki sistem pengolahan limbah yang memadai.

Jumlah limbah yang dihasilkan industri di Jawa Timur kurang lebih 1/3 dari limbah industri yang dihasilkan perusahaan perusahaan di Jawa Barat. Atau sekitar 666 ribu ton/tahun. Karena itulah PPLi meyakini, pihaknya akan mampu membantu perusahaan yang mempercayakan pengelolaan limbahnya pada PPLi. Untuk kebutuhan pasar limbah di Jawa Timur itu jugalah, PPLi membuka lokasi depo sampah baru di Lamongan dan di Surabaya. Depo penampungan sementara itu rencananya akan digunakan untuk menampung sampah-sampah dari perusahaan yang mempercayakan proses pengelolaan sampahnya pada PPLi.

“Pada akhir tahun ini kita akan membuka tempat penampungan sementara sampah di Jawa Timur, yakni di Lamongan dan Surabaya,” katanya. Setelah terkumpul di lokasi penampungan sementara di Lamongan dan Surabaya, limbah-limbah itu akan dibawa ke pusat pengelolaan limbah B3 PPLi di Cileungsi Jawa Barat untuk diolah. Secara sederhana, limbah yang dibawa ke Cileungsi akan diolah dengan tiga cara. Cara pertama adalah kemungkinan menjadikan limbah itu sebagai bahan bakar alternative. Bila tidak memungkinan, maka terlebih dahulu akan dilakukan penstabilan reaksi kimia, fisika dan biologi dengan proses solidisasi atau pemadatan.

Machmud menyadari, pengelolaan limbah B3 memang tidak bisa dilakukan “sendirian” oleh PPLi. Perlu ada kerjasama yang erat antara perusahaan, pemerintah dan perusahaan pengelolaan limbah. “Untuk itulah, selain melakukan pengelolaan limbah, PPLi juga melakukan berbagai pelatihan mengenai pentingnya pengelolaan limbah, law inforcement dan adanya teknologi yang mensupport penanganan limbah pabrik,” jelas Machmud.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur Bambang Catur Nusantara mengatakan meskipun di satu sisi kehadiran PPLi itu menguntungkan untuk pengelolaan limbah industri pabrik, namun secara esensial hal itu tidak melakukan perubahan. “Seharusnya, pengelolaan limbah itu adalah satu rangkaian pekerjaan pengusaha yang mendirikan perusahaan seperti yang diamanatkan UU Lingkungan Hidup,” kata Catur pada The Jakarta Post. Amanat UU Lingkungan Hidup itu tidak dengan sendirinya bisa diabaikan dengan hadirnya PPLi.

Lebih jauh, Catur mengatakan, PPLi pun memiliki kelemahan penanganan. Sebagai contoh pengelolaan limbah di Jawa Timur yang tetap saja memiliki proses pembawa limbah ke Jawa Barat. Catur khawatir ada kesalahan penanganan dalam proses transportasi limbah itu. “Masih banyak resiko yang dihasilkan saat proses ala PPLi itu dilakukan, yang paling aman adalah membangun proses pengolahan limbah di pabrik masing-masing,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar