Rapat Paripurna DPR RI dengan Tim Pengawas Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (TP2LS) yang menetapkan kasus semburan Lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo sebagai bencana nasional, disambut demonstrasi jalan oleh masyarakat lima desa di Porong, Selasa (19/02/08) ini. Dalam demo itu mereka melakukan pemblokiran jalan dan rel kereta api.
-------------------------
Massa berjumlah sekitar 3000-an orang itu itu berasal dari Desa Siring, Desa Mindi, Desa Besuki, Desa Pejarakan, dan Desa Kedung Cangkring. Sejak pagi, mereka bergelombol di ujung jembatan Porong Sidoarjo. Massa menuntut agar hasil rapat paripurna yang hari ini bisa memenuhi rasa keadilan dan memperjelas nasib korban lumpur. Syukur-syukur bisa mengubah peta berdampak yang kini tidak memasukkan desa mereka.
Dari spanduk dan selebaran yang mereka bawa, tampak sekali adanya ketidakpuasan warga terhadap proses politik yang berlangsung di DPR-RI yang menetapkan kasus lemburan lumpur Lapindo sebagai bencana nasional. "Artinya, kita yang menjadi korban lumpur hanya akan mendapat ganti rugi sebanyak Rp.15 juta saja, lalu di mana tanggungjawab Lapindo yang bertanggungjawab dengan peristiwa ini," kata Sunarto, warga Pajarakan.
Selain tidak setuju dengan status bencana nasional, demonstran juga menuntut adanya perubahan peta daerah berdampak lumpur dan pembayaran uang sisa 80 persen yang selama ini belum dibayarkan. Jadwal yang diterima Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dari Minarak Lapindo Jaya, uang pembayaran sisa 80 persen itu akan dibayarkan pada awal Mei mendatang.
Ada empat titik yang dalam demonstrasi ini diblokir oleh warga. Yakni Raya Porong, Jembatan Porong, eks Jembatan Tol Porong-Gempol, dan jalan alternatif Siring Barat. Di titik-titik itu, massa melarang pengendara untuk melintas. Beberapa kendaraan yang sudah terlanjur ada di lokasi demonstrasi diminta untuk memutar dan mengambil jalan lain.
Polres Sidoarjo menyarankan masyarakat untuk mengambil jalan melingkar melalui Kecamatan Krian, menuju ke Taman dan Mojosari kemudian ke Malang atau Pasuruan ke arah Bali. Sementara untuk jalur kereta api yang juga diblokade dengan menggunakan balok kayu dan batu, membuat lima KA jurusan ke dan dari arah Malang dan Banyuwangi seperti KA Mutiara Timur, Malang Expres, KA Cantik, KA Penataran dan KA Barang tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Hingga berita ini diturunkan, belum jelas kapan jalur-jalur itu akan dibuka. Sekitar 1500 ribu polisi yang disiagakan di lokasi belum mendapatkan kepastian kapan akan melakukan pembubaran massa. "Saya menghimbau nanti malam, sekitar pukul 22.00 demonstrasi bisa berakhir," kata Kasatlantas Polres Sidoarjo, Andi Yudianto.
Youtube Pilihan Iddaily: Daredevil
BERITA UNGGULAN
JADI YANG BENAR DIADILI DI MANA NIH?
Pernyataan Kepala Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendapatkan respon dari Amnesty Internasional Indonesia.
Postingan Populer
-
Anggota Komisi III Fraksi PKB DPR RI, Hasbiallah Ilyas meminta Polri mengusut kasus tewasnya Darso warga Kampung Gilisari, Kelurahan Purwosa...
-
Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (BSI Maslahat) Membuatkan Sekolah Darurat Sementara untuk Sekolah Dasar Naglaasih, di Desa Naglasari, Ke...
-
Dilansir melalui Website, Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menggelar rapat koordinasi bersama Komando Resor Militer (Korem) 033 Wira Prata...
Banyak dikunjungi
-
Anggota Komisi III Fraksi PKB DPR RI, Hasbiallah Ilyas meminta Polri mengusut kasus tewasnya Darso warga Kampung Gilisari, Kelurahan Purwosa...
-
Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (BSI Maslahat) Membuatkan Sekolah Darurat Sementara untuk Sekolah Dasar Naglaasih, di Desa Naglasari, Ke...
-
Dilansir melalui Website, Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menggelar rapat koordinasi bersama Komando Resor Militer (Korem) 033 Wira Prata...
-
Akun X @kkpgoid memposting "breaking news!!!" tentang penghentian kegiatan pemagaran laut tanpa izin. #SahabatBahari, hari ini KKP...
-
Kencan, bisa dilakukan kapan saja. Dalam Solusi Ibu kali ini, membahas kencan dengan pasangan, di tengah-tengah kehidupan keluarga yang mung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar