05 Juli 2007

Berharap Bisa Secantik Cleopatra

Solus Per Aqua atau SPA bisa menjadi menjadi pilihan “rekreasi” baru di kota besar. Melalui aktivitas perawatan yang pada awalnya hanya dinikmati oleh kaum bangsawan itu, kini banyak bertebaran di pusat-pusat kota. Konon, setelah ber-SPA, rasa percaya diri akan timbul laksana Ratu Mesir Cleopatra. Hmm,..

Ratu Mesir Cleopatra yang hidup di tahun 69 hingga 30 Sebelum Masehi itu mungkin tidak pernah membayangkan, kebiasaan mandi kembang yang dilakukannya akan menjadi trend dua ribu tahun kemudian. Bahkan, kebiasaan yang akrab disebut SPA itu akan mampu menjadi salah satu “kewajiban” perempuan bila ingin tampil cantik luar dalam, seperti dirinya.

Seperti itulah kenyataannya. Di jaman sekarang, tidak ada yang tidak mengenal SPA. Sebagian besar perempuan kelas menengah ke atas yang hidup di kota besar, selalu melakukan aktivitas kecantikan yang menjadikan air sebagai prasyarat utamanya itu. Banyak perempuan percaya, SPA mampu mengembalikan kecantikan tubuh luar dan dalam. Dengan cara ini pula, inner beauty memancar dengan keanggunan.

Ketika Ratu Mesir Cleopatra melakukan SPA, perempuan yang menjadi rebutan Kaisar Julius Caesar dan Mark Antony ini selalu menggunakan campuran bunga, susu murni dan madu untuk mandi. Tiga bahan itu digunakan Cleopatra untuk menggosok kulitnya. Disertai pijatan-pijatan khusus hingga kebagian yang paling pribadi, membuat ketiga bahan itulah yang meresap dan menyehatkan.

Mitos kecantikan Ratu Cleopatra itulah yang mengilhami perempuan untuk bisa memiliki kecantikan. Perlahan-lahan, kebiasaan itu terus dipertahankan dan ditularkan ke banyak negara. Daerah-daerah yang memilki kekayaan alam yang alami, selalu menyajikan SPA sebagai andalan. SPA kemudian dipandang sebagai bagian dari upaya pelayanan kesehatan tradisional yang sekaligus melestarikan sebuah kebudayaan nusantara.

SPA pada dasarnya adalah perawatan kecantikan yang memiliki tiga proses yang mutlak harus di penuhi. Yaitu perendaman, pemijatan dan aroma therapy. Perendaman atau hidrotherapy adalah menggunakan air dengan ramuan bahan alam seperti tumbuhan, mineral, minyak atsiri, garam, susu sampai lumpur. Semuanya diatur dalam suhu, tekanan, arus dan kelembapan air.

Sementara pemijatan atau massage, lebih ditekankan kepada pemijatan pada jaringan lunak di kulit, otot dan syaraf. Hal itu bisa memberi efek relaks dan melancarkan peredaran darah. Dan aroma therapy lebih memanfaatkan aroma untuk menstimulus relaksasi. Hal ini bisa dilakukan dengan pengompresan, pengolesan atau perendaman.

Di Indonesia, SPA banyak ditemukan di Pulau Bali dan dikenal sebagai Destination Hollyday SPA. Meski pada perkembangannya, SPA pun diadopsi menjadi bagian tidak terpisahkan oleh salon-salon kecantikan dan fasilitas hotel. Tidak hanya di Bali, SPA menjamur di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. “Mandi” ala Cleopatra pun menjadi bisnis tersendiri.

SPA Manager Surabaya Plaza Hotel, Markoni mengatakan SPA adalah salah satu hal terpenting di hotelnya. Melalui SPA inilah, hotel tempatnya bekerja memanjakan tamu-tamu yang datang dengan fasilitas gratis. “Tamu bisa memanfaatkan fasilitas gym, sauna dan jacusi dengan gratis, kalau mau lebih, bisa menggunakan fasilitas Royal SPA Treatment yang disediakan,” kata perempuan yang akrab dipanggil Ibu Oni ini pada The Jakarta Post.

Markoni mengatakan hampir setiap tamu pasti menggunakan fasilitas SPA. Kebayakan dari pengguna fasilitas SPA menginginkan tubuhnya kembali bugar, setelah seharian beraktivitas. “Biasanya keluhan mereka adalah capek dan stress setelah meeting seharian, dengan SPA ini mereka inginkan kembali segar,” katanya. Karena itulah, Markoni dan staff-nya benar-benar menyajikan SPA dengan tingkat keseriusan tersendiri.

Ferina, adalah salah satu eksekutif muda di Surabaya yang gemar melakukan SPA. Perempuan yang kini bekerja di salah satu stasiun televisi swasta ini mengaku hampir setiap minggu melakukan SPA. "Saya dan rekan-rekan eksekutif muda di Surabaya selalu melakukan SPA, kami hanya ingin kembali segar," kata Ferina pada The Jakarta Post. Bagi perempuan yang meyakini kecantikan harus selalu dirawat ini menyisihkan uang sekitar Rp.1 juta per bulan untuk aktivitas SPA, efek yang diperoleh dari SPA lebih berharga dari uang yang dikeluarkan.

Uniknya, Ferina mengaku sudah berganti-ganti tempat SPA ini menilai, tarif pelayanan SPA tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Yang lebih penting adalah bagaimana kenyamanan dan kecocokan masing-masing indifidu. Terutama dalam kemasan pemijatan. Kemampuan memijat masing-masing pemijat berbeda-beda. “Bila kita sudah merasa home dengan sebuah fasilitas SPA, meski harganya lebih murah, pasti efeknya lebih terasa,” jelasnya.

Maraknya bisnis SPA tidak mempuan ciut nyali pebisnis yang juga bergerak di bidang ini. PT. Maxima Graha misalnya, dalam waktu dekat akan melaunching fasilitas SPA kesehatan terbesar bernama Cosmo Hotel & Spa. Launching yang rencananya akan digelar Sabtu (7/7) ini sekaligus menjadi babak baru pelayanan kesehatan tradisional.

Tidak tanggung-tanggung, Cosmo Hotel & Spa memilih untuk berlokasi di pusat kota Surabaya. Tepatnya di Go Skate Building lantai III dan IV. Cosmo Hotel & Spa pun menawarkan konsep yang berbeda dengan SPA kebanyakan. Yaitu mengusung tag line rilex yang total dengan pelayanan laksana raja. “Cutomer sudah disambut di lobby, dan langsung diantarkan ke service yang mereka butuhkan dengan fasilitas nomor satu dan terbaik, bak seorang raja-lah,” kata Ronny Nugroho, Manager Cosmo Hotel & SPA pada The Jakart Post.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar