Pembelaan terhadap kaum tertindas tidak selalu dilakukan dengan demonstrasi atau perlawanan bersenjata. Di Surabaya, seorang fotografer asal Singapura, Zhuang Wubin melakukan pembelaan terhadap pekerja seks melalui sebuah pameran foto bertema "Fighting For The Rights of Sex Worker in Calcuta". "Saya ingin menunjukkan kepada dunia, tentang potret kehidupan pekerja seks Calcutta, India," kata Zhuang Wubin, Selasa (27/02) ini.
Seperti judulnya, ke-20 foto yang terpajang di gelery Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) di SUrabaya, 29 Februari-9 Maret itu seluruhnya bercerita tentang bagaimana pekerja seks di kawasan Sonaghaci, Kota Calcutta, Provinsi Bengal, India, berjuang untuk mendapatkan hak-haknya. Termasuk hak untuk memperoleh kehidupan layak dengan mendirikan bank pekerja seks, hingga hak untuk mendapatkan pendidikan.
Sonaghaci adalah nama sebuah kawasan "merah" tertua di Provinsi Bengal, India Timur. Hingga saat ini terdapat 50 ribu orang yang menjadi pekerja seks di provinsi itu. Sejumlah 9000 ribu di antaranya menempati wilayah itu Sonaghaci. Hampir seluruh pekerja seks mengorganisasi diri dalam community base organisation (CBO) bernama Durbar, yang dalam bahasa Bengal berarti "tidak terhentikan/unstopable". Organisasi ini bertujuan untuk melegalkan pekerja seks.
Sama seperti di Indonesia, mengabadikan sebuah moment di lokalisasi tidaklah gampang. Selain dilakukan secara diam-diam, karena ancaman mucikari dan tukang pukul yang mengintai, tidak semua orang di wilayah itu bersedia diabadikan gambarnya. "Foto-foto ini saya jepret ketika saya bersama NGO Durbar Mahila Samanwaya Committee berkunjung ke Sonaghaci pada tahun 2005," kata lulusan Jurusan Jurnalistik Universitas Nanyang Singapura ini.
Bekerja dalam sebuah suasana yang serba terancam justru memunculkan karya yang dahsyat. Fotografer yang mengkhususkan diri untuk foto-foto daily life ini berhasil menemukan sosok pekerja seks transgender. Meskipun secara kasat mata, perbedaan transgender itu tidak lagi tampak. Juga sosok mantan pekerja seks yang terpaksa melakukan pekerjaannya setelah diperkosa selama 5 tahun lebih.
"Dia adalah Sandra Nayah, dulu dia adalah kuli bangunan, sayangnya,..saat dia bekerja, justru ia dipaksa melayani teman-temannya selama lima tahun, hingga akhirnya ia berhasil mengakhiri pekerjaan itu," kata fotografer yang pernah terlibat dalam pameran foto "Chobi Mela III", sebuah pameran foto terpenting di Asia.
Yang menarik adalah foto yang bercerita tentang bank pekerja seks. Bank ini khusus dibuat untuk pekerja seks, karena di hampir seluruh bank di India menolah menjadikan pekerja seks sebagai nasabahnya. Bank itu menjadi tumpuan para pekerja seks untuk memanage uangnya. "Saya ingin seluruh pekerja seks di dunia bisa meniru hal ini, dan mampu membuat mereka berdaya secara ekonomi, pada ujungnya, mereka punya cukup uang untuk berusaha selain menjajakan diri," katanya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar