08 Januari 2007

KRI Fatahillah deteksi adanya logam tang diduga bangkai Adam Air

KRI Fatahillah mendeteksi adanya logam yang diduga sebagai bangkai pesawat Adam Air jurusan Surabaya-Manado yang dikabarkan hilang. Saat ini, pihak Panglima Armada RI Kawasan Timur (Armatim) TNI AL Mukhlas Sidik sedang mendalami informasi itu dengan memerintahkan Komandan Lantamal VI Makassar untuk meneliti lebih lanjut dengan mengerahkan lima KRI. Hal itu dikatakan Dinas Penerangan Armatim TNI AL Tony Saiful di Surabaya, Senin(8/1) ini. 

"Senin ini sekitar pukul 03.00 WIB, Ada signal signifikan yang ditangkap KRI Fatahillah tentang adanya logam di jalur pesawat jurusan Surabaya-Manado," kata Tony Syaiful. Signal itu berada di 2 mil Tanjung Rengas Mamuju, tepatnya di sekitar 2 derajat Selatan dan 118 derajat wilayah Timur. "Saat ini, sudah ada lima KRI yang menuju ke lokasi yang diarahkan ke sana, kita tunggu saja hasilnya," kata Tony menggaris bawahi. Meski berharap penemuan deteksi logam yang berada di 1050 M di bawah permukaan laut itu adalah bangkai Adam Air, pihak TNI AL masih belum bisa memastikan identitas logam yang dimaksud."Kita berdoa saja kalau bangkai logam itu adalah Adam Air, tapi kita akan terus menyelidiki lebih lanjut," kata Tony Syaiful. Penemuan logam yang diduga sebagai bangkai Adam Air itu diawali dengan informasi yang diberikan nelayan, Baharuddin dan Gusman, asal Desa Salo, Kecamatan Pom Pom Kabupaten Mamuju. Laporan yang disampaikan ke pos TNI AL menyebutkan, kedua nelayan itu melihat kapal yang terbang rendah. "Informasi itu ditindaklanjuti dengan pengidentifikasian yang dilakukan kapal KRI Fatahillah," ungkap Tony Syaiful. Sementara itu, pencarian korban kecelakan kapal motor (KM). Senopati Nusantara terus dilakukan. Hingga Senin ini, sudah 248 korban ditemukan. Sejumlah 233 di antaranya selamat, sementara 15 lainnya meninggal dunia. "Korban terakhir ditemukan Minggu (7/1), korban dibawa ke Makassar," ungkap Lettu Wardiansyah, Perwira Jaga Posko Informasi Armatim. Penemuan 15 korban itu dilakukan oleh awak KM.Mandiri jurusan Probolinggo-Makassar di sekitar kepulauan Sapudi, Madura, Jawa Timur. Karena secara geografis posisi korban sudah jauh dari pulau Jawa, maka KM. Mandiri memutuskan untuk membawa korban ke Makassar. Dari 15 korban yang ditemukan, seorang korban meninggal dunia di atas kapal. Data di Pusat Informasi KM. Senopati Armatim TNI AL menyebutkan, enam orang korban meninggal dunia saat ini sudah dimakamkan di beberapa tempat. Di antaranya di Kabupaten Sumenep Madura dan Pagerungan, Kangean. Keputusan untuk menguburkan korban meninggal dunia KM. Senopati dilakukan karena kondisi korban sudah mengenaskan. Salah satunya, ditemukan tanpa kepala. Keputusan itu sempat mengundang protes dari keluarga korban, yang menginginkan jenazah dikembalikan ke keluarganya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar