11 Januari 2007

Keluarga Penumpang di Jawa Timur berharap segera difasilitasi ke Makassar

Keluarga penumpang Adam Air yang tinggal di Jawa Timur berharap pihak Adam Air dan Pemerintah kembali memfasilitasi mereka untuk pergi ke Pare-Pare, Sulawesi Selatan, lokasi ditemukannya serpihan pesawat Adam Air. Mereka ingin segera memastikan apakah barang-barang Adam Air yang ditemukan di lokasi itu berhubungan dengan keluarga mereka. Hal itu dikatakan oleh Pendeta Da Silva Hendri Sondaag, Kamis (11/01) ini di kediamannya, Sidoarjo, Jawa Timur. 

"Saya sangat ingin pergi ke Pare-Pare untuk ikut mencari dan memastikan apakah barang-barang yang ditemukan itu adalah milik keluarga saya," kata Da Silva pada The Jakarta Post. Sayangnya, hingga saat ini belum ada kepastian dari pihak Adam Air menyangkut rencana untuk membawa keluarga penumpang ke Pare-Pare. Dua anggota keluarga Pendeta Da Silva, istri Lidya Julian Else Sondaag,23, dan anaknya, Miracle Henry Saron Sondaag,3, tercatat sebagai penumpang dalam pesawat Adam Air yang hilang di perairan Pare-Pare Sulawesi Selatan, Senin (1/1) lalu. Keduanya berniat mengunjungi keluarga besar mereka di Manado, Sulawesi Utara. Da Silva mengatakan, dirinya pertama kali memperoleh informasi tentang ditemukannya serpihan Adam Air dari petugas Search and Rescue (SAR) dan staf Adam Air Makassar yang menghubunginya melalui telepon, Kamis pagi. "Petugas mengatakan, serpihan itu dipastikan milik Adam Air," kata Da Silva. Sejak saat ini, keluarga Da Silva memilih untuk mengikuti perkembangan berita ditemukannya serpihan Adam Air melalui media televisi. "Saya sangat merindukan mereka," katanya. Ketika The Jakarta Post mendatangi rumah Da Silva, pendeta muda ini pun serius melihat tayangan tv yang menyiarkan berita Adam Air. Beberap kerabat dan teman-teman Da Silva turut hadir di rumah yang sekaligus berfungsi sebagai gereka Agape itu. "Support dari kerabat dan teman-teman terus mengalir, telepon di gereja dan telepon genggam saya pun tidak berhenti berdering untuk bertanya tentang kabar terbaru," jelasnya. Sementara itu di Pos Informasi Adam Air di Bandara Juanda, situasi masih tampak lengang. Kamis pagi, hanya ada dua petugas, Eva L dan Yohannes Eka yang ada di pos informasi itu. Kondisi itu mengecewakan keluarga penumpang Adam Air yang pagi itu hadir di Pos Informasi untuk mencari perkembangan berita. Yulius, kerabat dari Pilyh,51, salah satu penumpang Adam Air yang hilang, mengaku kecewa dengan kelambanan Adam Air Surabaya. "Seharusnya di pos informasi ini disediakan papan informasi yang mengupdate berita, namun kok tidak ada," kata Yulius pada The Jakarta Post. Padahal, berdasarkan informasi yang didapatkan Yulius dari Manado, keluarga penumpang yang tinggal di Manado sudah berangkat ke Pare-Pare dengan difasilitasi oleh Adam Air Manado. "Saya sangat kecewa dengan kondisi ini," kata Yulius serius. 

1 komentar:

  1. Semoga kejadian tersebut jadi pelajaran untuk kita semua ya

    BalasHapus