Dua kejadian terjadi Jumat (16/06) ini terkait dengan semburan lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur. Sejumlah 200-an buruh yang juga warga sekitar lokasi semburan lumpur panas dari CV. Inti Sari Pratama, Sidoarjo meluruk kantor pusat PT. Lapindo Brantas Inc, untuk menuntut ganti rugi. Sementara di sekitar lokasi semburan, dua kelompok warga dari dua desa yang berbeda bentrok.
Kedatangan para buruh ke kantor pusat PT. Lapindo Brantas Inc dilakukan dengan mengendarai tiga truk dan puluhan sepeda motor. Mereka melakukan konvoi sejauh 15 KM dari areal pabrik di Porong, Sidoarjo menuju kantor PT. Lapindo. Di tengah perjalanan, ratusan buruh berpakaian seragam kuning itu membunyikan klakson dan mengacung-acungkan poster tuntutan pada PT. Lapindo.
Salah satu buruh, Mustafa Aji mengungkapkan, demonstrasi ini terpaksa mereka lakukan karena hingga sampai saat ini tidak ada kejelasan atas nasib mereka. "Sejak pabrik ditutup dua minggu lalu, sampai saat ini kami tidak menerima upah dari perusahaan, padahal upah itu adalah hak kami, semua ini karena Lapindo," kata Aji pada The Jakarta Post.
Semburan lumpur panas PT.Lapindo Brantas Inc, memang sangat merugikan perusahaan yang ada di sekitar lokasi kejadian, Desa Siring dan Desa Jati Rejo. Di satu perusahaan saja ada 500-an buruh yang hingga saat ini tidak bisa bekerja karena pabriknya terendam lumpur. Padahal, ada 13 perusahaan yang berhenti beroperasi.
Masing-masing buruh, menurut Mustafa AJI menerima Rp.20 ribu/hari atau Rp.600 ribu/bulan. "Nah, siapa yang akan membayar uang ganti rugi itu, perusahaan kami tidak bersedia membayar karena pabrik tutup," kata Aji. Paling tidak PT. Lapindo harus mengeluarkan dana sebangak Rp.170 juta untuk 500 ganti rugi upah buruh.
PT.Lapindo Brantas Inc didampingi perwakilan BP Migas bersedia melakukan dialog dengan 10 perwakilah demonstran. Dalam dialog itu PT. Lapindo menyatakan akan merundingkan persoalan ganti rugi itu dengan manajemen CV. Inti Sari Pratama. "Mereka berjanji akan menyelesaikan semua minggu depan," kata Muhamad Hadi, salah satu perwakilan buruh.
Humas PT. Lapindo, Budi Santoso meyakinkan dalam pembicaraan dengan manajemen PT.Inti Sari Pratama itu akan diusahakan win win solution, tidak ada yang dirugikan. "Kita (PT.Lapindo) juga kasihan sama buruh, untuk itu semua akan kita bicarakan," kata Budi Susanto. Hanya saja, Budi meminta buruh untuk ikut membantu pelaksanaan penanganan lumpur. "Pekerja penanganan lumpur banyak yang takut, karena diteror," kata Budi.
Sementara itu Jumat pagi, warga dari dua desa, Balung Kenongo dan Desa Kedung Bendo terlibat bentrokan massa. Kejadian itu berawal dari tindakan warga desa Kedung Bendo untuk membongkar tanggul di sekitar desanya, karena tidak bisa lagi menampung lumpur panas. Tapi, penjebolan tanggul itu mengakibatkan Desa Balung Kenongo tergenang.
Hal itu yang memicu keinginan warga desa Balung Kenongo. Mereka berniat menutup tanggul seperti semula. Ganti warga Desa Kedung Bendo yang marah. Bentrokan pun terjadi. Warga Desa Kedung Bendo mendatangi lokasi dan memukuli warga desa Balung Kenongo hingga babak belur. Saat ini, dua desa itu dijaga ketat aparat kepolisian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar