Perkumpulan Baseball Garuda dan No Border Academy Sukses Selenggarakan Asia Koshien Pertama di Indonesia
Turnamen baseball bergengsi Asia Koshien 2024 berhasil diselenggarakan untuk pertama kalinya di Indonesia oleh Perkumpulan Baseball Garuda dan No Border Academy.
Turnamen yang berlangsung selama lima hari di Gelora Bung Karno, Jakarta, ini mempertemukan tim-tim baseball U18 dari berbagai provinsi.
Youtube Pilihan Iddaily
23 Desember 2024
ASIA KOSHIEN PERTAMA DIGELAR, TANTANGANNYA: CUACA!
20 Desember 2024
ROTI, SIRKUS, JALAN PINTAS MEMBUNGKAM WARGA NEGARA
Panem et circenses (roti dan sirkus): Jalan pintas penguasa Romawi untuk membungkam warga negara
Istilah ini merujuk pada konsep yang umum terjadi di roma kuno, di mana pemerintah memberikan makanan gratis dan hiburan kepada warganya dalam bentuk pertunjukan mewah
Seperti pertarungan gladiator, balapan kereta kuda, dan pertunjukan teater.
16 Desember 2024
Lari muter-muter Semarang dalam Semarang 10K, seru!
Gelaran Semarang 10K 2024 tuntas sudah. Ajang lari bergengsi itu digelar pada 15 Desember 2024, dengan titik start dan finish di Balai Kota Semarang.
Mengusung tema Step Up Your Limit, ajang ini tidak hanya menarik ribuan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia tetapi juga dari mancanegara.
Mengusung tema Step Up Your Limit, ajang ini tidak hanya menarik ribuan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia tetapi juga dari mancanegara.
11 Januari 2022
Pelajaran hidup dalam #Minitouring Tangerang Selatan-Jakarta-Bandung (bag-1)
Gowes kali ini memang cukup panjang (bagi saya) dan menantang, karena dilakukan sendirian. Namun justru di dalamnya banyak pelajaran hidup. Salah satunya, bertemu kawan baru bernama Wayan, asli Manado, tapi tinggal di Sunda. Bingung gak? Bingung gak? Bingung dong!
31 Desember 2021
Menjadi kurir bebek dan kisah "berkenalan" dengan Muchdi PR
Menjalani lagi aktivitas yang pernah dilakukan bertahun-tahun lampau. Kali ini saya kembali menjadi kurir, seperti yang saya lakukan 26 tahun lalu.
19 Juni 2014
NGOCEH CUK KEANEHAN PIALA DUNIA 2014
Piala Dunia 2014 dan "keanehan-keanehannya". Ini NgocehCuknya,..
16 Juni 2014
NGOCEH CUK TARUHAN PIALA DUNIA
Dalam perhelatan Piala Dunia, selalu diwarnai dengan taruhan. Asyiiikkk,.. ini NgocehCuk-nya :)
03 Juni 2014
NGOCEH CUK JALAN PAGI AGAR MIRIP BRAD PITT
Sekali-kali omong soal olah raga. Kali ini, jalan pagi. Motivasi paling keren adalah: Biar mirip Brad Pitt. :))
31 Mei 2014
YEHAAAA,.. NAIK KUDA
Bukan hanya Calon Presiden Partai Gerindra saja yang bisa naik kuda. Pijar juga bisa. :)).
10 Oktober 2011
Bungkam Qatar!
*Preview Pra Piala Dunia 2014
Ball Possession, Ofensif, Main Sederhana namun Kreatif. Itu adalah kunci bagi Tim Nasional (Timnas) Indonesia untuk menaklukkan Qatar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (11/10).
Ball Possession, Ofensif, Main Sederhana namun Kreatif. Itu adalah kunci bagi Tim Nasional (Timnas) Indonesia untuk menaklukkan Qatar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (11/10).
10 Juli 2011
04 Juli 2011
Kembalikan Timnas sebagai sekumpulan pemain terbaik Indonesia.
Pelatih Tim Nasional Indonesia, Alfred Riedl mengumumkan 25 pemain Timnas Pra Piala Dunia 2014 dan 25 pemain Timnas U-23 untuk gelaran Piala AFF Junior. Berita besarnya kembali menyorot ogahnya Riedl memanggil pemain ber-KTP Liga Primer Indonesia (LPI). Termasuk Irfan Bachdim.
28 Februari 2011
Permainan Statuta FIFA, AFC dan PSSI
Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng mengungkapkan adanya perbedaan mendasar antara statuta International Football Association Federation (FIFA), Asean Football Federation (AFC) dan statuta Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Perbedaan itulah yang menyebabkan Kemenpora meyakini apa yang mereka lakukan benar adanya:
26 Februari 2011
Pertarungan Dua Pendekar Bugis
Dunia persilatan olahraga Indonesia dalam minggu-minggu ini sedang ramai diwarnai pertarungan dua pendekar asal Bugis. Sebut saja dua pendekar itu yakni, Nurdin Kolot dan Andi Kumis (maaf bukan nama sebenarnya). Kedua pendekar ini saling beradu kesaktian mengeluarkan jurus andalan mereka masing-masing untuk membenahi tanah persilatan Sepakbola Indonesia yang sedang mengalami krisis kepercayaan terhadap sosok pemimpin.
25 Februari 2011
Pesan "Bung Tomo" untuk menurunkan Nurdin Halid
Dukungan untuk menurunkan Ketua PSSI Nurdin Halid terus mengalir. Kali ini dari "Bung Tomo". Jelas bukan Bung Tomo yang tokoh pejuang 10 November 1945 di Surabaya itu, melainkan suara mirip "Bung Tomo" yang hadir dalam bentuk audio-video. Berikut ini adalah videonya:
21 Februari 2011
Revolusi Merah Putih lawan Nurdin Halid tersebar
Desakan semakin kuat. (file) |
Perlawanan pencinta bola kepada Ketua Umum PSSI Nurdin Halid terus berlangsung. Kali ini dengan Revolusi Merah Putih. Seruan yang beredar di pesan pendek ini tergolong sederhana.
20 Februari 2011
Supporter Indonesia, bersatulah!
OLAH RAGA | PSSI menodai noda fair play, sebuah slogan yang selalu dikampanyekan dalam bendera FIFA setiap pertandingan akan berlangsung. lanjut.
07 Januari 2011
Liga Politik Indonesia vs KoruPSSI
Oleh: Iman D. Nugroho
Tetap saja, kompetisi bola yang sempat dikritik karena terlalu politis, karena Partai Golkar "penguasa" PSSI mewarnai Timnas Indonesia, kembali bernuansa politik. Liga Politik Indonesia (LPI) yang bertikai dengan PSSI menjelang dibuka di Solo, Jateng, kembali kental nuansa politiknya.
Terutama ketika Presiden SBY dan Menpora Andi Malarangeng memilih untuk memihak LPI ketimbang menengahinya. Dan SBY pun, akhirnya memastikan diri untuk hadir dalam acara pembukaannya. Wow! Mulailah berbagai praduga bermunculan. SBY telah memanfaatkan pertikaian LPI vs PSSI.
Harris Rusly Moti dari Petisi 28 menilai, kedongkolan orang terhadap Nurdin Halid, yang dicacimaki karena mempolitisasi Timnas dalam AFF, kayaknya bakal surut gara-gara SBY dan Andi Malaranggeng ikut-ikutan numpang popularitas di atas kedongkolan orang atas Nurdin.
"Polarisasi Kartel Cikeas vs Kartel Epicentrum makin menusuk masuk hingga di sepak bola. Bola pun di Parpol-kan," tulis Moti dalam pesan singkat.
Ada benarnya. Karena sebagai Presiden RI, harusnya SBY menjadi penengah yang benar-benar netral dan fair. Artinya, memposisikan LPI dan PSSI sama. Bila ada yang keliru, dan berbau-bau koruptif, langsung disikat. Lihat saja PSSI. Sudah perlu berapa bukti lagi yang perlu disuguhkan untuk membuktikan ada korupsi di PSSI?
Soal LPI, UU Sistem Olahraga Nasional dan PP Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) jelas-jelas saling bertentangan. Bukannya diselesaikan, tapi malah ditumpangi. Apakah SBY sudah mempertimbangkan kemungkinan sanksi dari FIFA, karena jelas tidak diperkenankannya pemerintah turut campur (PSSI atau LPI)?
Ah, sepakbola kok terus dipolitisir,..
Sent through BlackBerry®
Tetap saja, kompetisi bola yang sempat dikritik karena terlalu politis, karena Partai Golkar "penguasa" PSSI mewarnai Timnas Indonesia, kembali bernuansa politik. Liga Politik Indonesia (LPI) yang bertikai dengan PSSI menjelang dibuka di Solo, Jateng, kembali kental nuansa politiknya.
Terutama ketika Presiden SBY dan Menpora Andi Malarangeng memilih untuk memihak LPI ketimbang menengahinya. Dan SBY pun, akhirnya memastikan diri untuk hadir dalam acara pembukaannya. Wow! Mulailah berbagai praduga bermunculan. SBY telah memanfaatkan pertikaian LPI vs PSSI.
Harris Rusly Moti dari Petisi 28 menilai, kedongkolan orang terhadap Nurdin Halid, yang dicacimaki karena mempolitisasi Timnas dalam AFF, kayaknya bakal surut gara-gara SBY dan Andi Malaranggeng ikut-ikutan numpang popularitas di atas kedongkolan orang atas Nurdin.
"Polarisasi Kartel Cikeas vs Kartel Epicentrum makin menusuk masuk hingga di sepak bola. Bola pun di Parpol-kan," tulis Moti dalam pesan singkat.
Ada benarnya. Karena sebagai Presiden RI, harusnya SBY menjadi penengah yang benar-benar netral dan fair. Artinya, memposisikan LPI dan PSSI sama. Bila ada yang keliru, dan berbau-bau koruptif, langsung disikat. Lihat saja PSSI. Sudah perlu berapa bukti lagi yang perlu disuguhkan untuk membuktikan ada korupsi di PSSI?
Soal LPI, UU Sistem Olahraga Nasional dan PP Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) jelas-jelas saling bertentangan. Bukannya diselesaikan, tapi malah ditumpangi. Apakah SBY sudah mempertimbangkan kemungkinan sanksi dari FIFA, karena jelas tidak diperkenankannya pemerintah turut campur (PSSI atau LPI)?
Ah, sepakbola kok terus dipolitisir,..
Sent through BlackBerry®
03 Januari 2011
Sepakbola Indonesia-Malaysia beragam "warna",..
Febe Oktriviana | Permusuhan antara Indonesia dan Malaysia ternyata tidak sekedar pada dunia politik saja. Dalam dunia olahraga, “permusuhan” ini juga terlihat saat pertandingan final kedua kesebelasan dalam Piala AFF.
Memang bukan masalah pertandingannya, tetapi perlakuan para suporter Malaysia terhadap suporter dan pemain Indonesia. Saat di lapangan, para suporter Malaysia dengan sengaja “menembakkan” laser untuk mengganggu konsentrasi para pemain Indonesia. Sehingga tak dapat dihindari, Indonesia kalah telak dari Malaysia dengan skor 3-0.
Tak hanya itu, menurut informasi dari beberapa sumber, para suporter Malaysia ternyata melempari suporter Indonesia, membuat pendukung Indonesia turun dari tribun untuk menghindar. Komentator sebuah stasiun tv menilai turunnya suporter itu sebagai tanda kekecewaan. Padahal tidak!
Kehilangan Mental Juara
Rupanya upaya suporter Malaysia membuahkan hasil. Indonesia mulai kehilangan konsentrasi. Ritme permainan yang sudah mulai tidak terkontrol. Mental juara yang sudah mulai dibangun ketika memenangkan beberapa pertandingan, hilang.
Kekalahan Indonesia saat itu bukan serta merta karena skill timnas, namun juga kondisi fisik para pemain. Kondisi lapangan pun, agaknya kurang kondusif bagi mereka. Sialnya, berbagai peristiwa yang dinilai tidak fair, memperlemah mental.
Ketika salah satu pemain Malaysia melakukan pelanggaran dan harus mendapat kartu kuning, justru dipandang bukan pelanggaran. Ketika salah satu permain Malaysia melakukan hands ball, ternyata juga tidak dihitung sebagai pelanggaran.
Membuahkan Gol
Niat untuk membalas kekalahan rupanya sudah membayangi timnas Indonesia. Sedikit demi sedikit, Timnas memperbaiki mentalnya sebagai juara. Hanya saja, ritme permainan mereka tidak cukup bagus ketika di lapangan.
Semangat yang sempat pudar itu, agaknya kembali lagi ketika berada di negeri sendiri. Beberapa shoot yang luar biasa melesat dari pemain Timnas. Asyik menyerang, lini belakang Timnas melemah, sampai satu gol disumbangkan oleh Safee dari Malaysia.
Dari pengalaman itu, timnas Indonesia bermain lebih berhati – hati, dan kembali memperkuat lini belakang, Sehingga agak sulit ditembus. Sayangnya, kontrol pemain Indonesia sangat buruk. Empat kartu kuningpun dikantongi mereka.
Beberapa menit sebelum pertandingan berakhir, Nasuha dan M. Ridwan menyumbangkan gol untuk timnas Indonesia. Sehingga, skor terakhir adalah 2 untuk Indonesia, dan 1 untuk Malaysia. Setidaknya, walaupun tidak menjadi juara, tetapi Indonesia tetap kalah dengan terhormat dan tetap menang dengan permainan yang bersih.
Semoga ke depan lebih baik,..
*analisa olahraga lain di sini.
Memang bukan masalah pertandingannya, tetapi perlakuan para suporter Malaysia terhadap suporter dan pemain Indonesia. Saat di lapangan, para suporter Malaysia dengan sengaja “menembakkan” laser untuk mengganggu konsentrasi para pemain Indonesia. Sehingga tak dapat dihindari, Indonesia kalah telak dari Malaysia dengan skor 3-0.
Tak hanya itu, menurut informasi dari beberapa sumber, para suporter Malaysia ternyata melempari suporter Indonesia, membuat pendukung Indonesia turun dari tribun untuk menghindar. Komentator sebuah stasiun tv menilai turunnya suporter itu sebagai tanda kekecewaan. Padahal tidak!
Kehilangan Mental Juara
Rupanya upaya suporter Malaysia membuahkan hasil. Indonesia mulai kehilangan konsentrasi. Ritme permainan yang sudah mulai tidak terkontrol. Mental juara yang sudah mulai dibangun ketika memenangkan beberapa pertandingan, hilang.
Kekalahan Indonesia saat itu bukan serta merta karena skill timnas, namun juga kondisi fisik para pemain. Kondisi lapangan pun, agaknya kurang kondusif bagi mereka. Sialnya, berbagai peristiwa yang dinilai tidak fair, memperlemah mental.
Ketika salah satu pemain Malaysia melakukan pelanggaran dan harus mendapat kartu kuning, justru dipandang bukan pelanggaran. Ketika salah satu permain Malaysia melakukan hands ball, ternyata juga tidak dihitung sebagai pelanggaran.
Membuahkan Gol
Niat untuk membalas kekalahan rupanya sudah membayangi timnas Indonesia. Sedikit demi sedikit, Timnas memperbaiki mentalnya sebagai juara. Hanya saja, ritme permainan mereka tidak cukup bagus ketika di lapangan.
Semangat yang sempat pudar itu, agaknya kembali lagi ketika berada di negeri sendiri. Beberapa shoot yang luar biasa melesat dari pemain Timnas. Asyik menyerang, lini belakang Timnas melemah, sampai satu gol disumbangkan oleh Safee dari Malaysia.
Dari pengalaman itu, timnas Indonesia bermain lebih berhati – hati, dan kembali memperkuat lini belakang, Sehingga agak sulit ditembus. Sayangnya, kontrol pemain Indonesia sangat buruk. Empat kartu kuningpun dikantongi mereka.
Beberapa menit sebelum pertandingan berakhir, Nasuha dan M. Ridwan menyumbangkan gol untuk timnas Indonesia. Sehingga, skor terakhir adalah 2 untuk Indonesia, dan 1 untuk Malaysia. Setidaknya, walaupun tidak menjadi juara, tetapi Indonesia tetap kalah dengan terhormat dan tetap menang dengan permainan yang bersih.
Semoga ke depan lebih baik,..
*analisa olahraga lain di sini.