Puting beliung adalah salah satu bencana alam yang sering dihadapi oleh penduduk Indonesia. Apa yang harus kita perbuat saat puting beliung datang?
***
Sebelum jauh membaca artikel ini, saya kembali ingin mengingatkan pembaca sekalian, bahwa saya bukanlah ahli kebencanaan. Bukan pula orang yang pernah selamat dari bencana alam.
Saya hanya orang biasa yang pernah ngobrol dengan korban bencana, dan meriset tentang bencana dari berbagai sumber.
Bayangkan Anda berada di dalam rumah, gedung, atau sedang berada di tengah perjalanan. Di sekitar Anda, hujan mengguyur deras. Angin seolah kesetanan, kencang bertiup.
Begitu kerasnya, sampai menggoyang-goyangkan pepohonan. Di antara suasana itu, di kejauhan Anda melihat, dedaunan dan beberapa benda berwarna gelap melayang-layang di langit, diterbangkan angin.
Tak seberapa lama, suara gemuruh terdengar. Beberapa tiang listrik dan pepohonan mendadak roboh. Listrik mati. Semak-semak meliuk-liuk, tanda angin bertiup semakin kencang.
Sejurus kemudian, genting dan plafon di rumah anda bergetar dan mulai terangkat, seiring air hujan yang mulai masuk ke dalam ruangan. Sebuah benda keras menghantam kaca.
Glodak! Suara teriakan teman atau anggota keluarga terdengar bersahutan dengan gemuruh angin.
Apa yang akan anda lakukan?
Bila Anda berada di dalam ruangan, mengunci pintu dan jendela adalah hal pertama yang harus dilakukan. Pintu dan jendela adalah jalan bagi angin dan air hujan untuk masuk ke dalam ruangan.
Setelah itu, matikan aliran listrik. Bila memungkinkan, matikan saklar utama di meteran listrik, agar tidak ada lagi listrik yang mengalir di sekitar Anda.
Lantas, segeralah pergi ke ruangan yang Anda anggap paling aman. Bisa di bagian tengah rumah, atau di ruangan lain yang minim jendela, dan seluruh tembok serta langit-langitnya paling kokoh atau dari tembok cor.
Diamlah di ruangan itu sampai kondisi tenang.
Hal sedikit berbeda bisa dilakukan untuk Anda yang sedang berkendara menggunakan sepeda motor atau sepeda. Segeralah menepi dan mencari rumah, ruko atau bangunan lain yang menurut Anda kokoh dan aman untuk berteduh.
Bila tidak ada bangunan yang cukup kokoh, hal yang bisa anda lakukan adalah mencari lokasi untuk duduk, jongkok atau berlutut. Lindungilah kepala Anda. Bila sedang membawa tas, gunakan sebagai pengaman kepala.
Tiang listrik, papan reklame, atau bangunan-bangunan semi permanen adalah benda-benda yang harus dijauhi. Juga, di bawah jembatan.
Karena jembatan tidak dijamin kokoh oleh terjangan angin. Bila jembatan itu runtuh, bisa dibayangkan yang dialami orang-orang yang ada di bawahnya.
ID Nugroho | Dari berbagai sumber | foto: RRI
***
Sebelum jauh membaca artikel ini, saya kembali ingin mengingatkan pembaca sekalian, bahwa saya bukanlah ahli kebencanaan. Bukan pula orang yang pernah selamat dari bencana alam.
Saya hanya orang biasa yang pernah ngobrol dengan korban bencana, dan meriset tentang bencana dari berbagai sumber.
Bayangkan Anda berada di dalam rumah, gedung, atau sedang berada di tengah perjalanan. Di sekitar Anda, hujan mengguyur deras. Angin seolah kesetanan, kencang bertiup.
Begitu kerasnya, sampai menggoyang-goyangkan pepohonan. Di antara suasana itu, di kejauhan Anda melihat, dedaunan dan beberapa benda berwarna gelap melayang-layang di langit, diterbangkan angin.
Tak seberapa lama, suara gemuruh terdengar. Beberapa tiang listrik dan pepohonan mendadak roboh. Listrik mati. Semak-semak meliuk-liuk, tanda angin bertiup semakin kencang.
Sejurus kemudian, genting dan plafon di rumah anda bergetar dan mulai terangkat, seiring air hujan yang mulai masuk ke dalam ruangan. Sebuah benda keras menghantam kaca.
Glodak! Suara teriakan teman atau anggota keluarga terdengar bersahutan dengan gemuruh angin.
Apa yang akan anda lakukan?
Bila Anda berada di dalam ruangan, mengunci pintu dan jendela adalah hal pertama yang harus dilakukan. Pintu dan jendela adalah jalan bagi angin dan air hujan untuk masuk ke dalam ruangan.
Setelah itu, matikan aliran listrik. Bila memungkinkan, matikan saklar utama di meteran listrik, agar tidak ada lagi listrik yang mengalir di sekitar Anda.
Lantas, segeralah pergi ke ruangan yang Anda anggap paling aman. Bisa di bagian tengah rumah, atau di ruangan lain yang minim jendela, dan seluruh tembok serta langit-langitnya paling kokoh atau dari tembok cor.
Diamlah di ruangan itu sampai kondisi tenang.
Hal sedikit berbeda bisa dilakukan untuk Anda yang sedang berkendara menggunakan sepeda motor atau sepeda. Segeralah menepi dan mencari rumah, ruko atau bangunan lain yang menurut Anda kokoh dan aman untuk berteduh.
Bila tidak ada bangunan yang cukup kokoh, hal yang bisa anda lakukan adalah mencari lokasi untuk duduk, jongkok atau berlutut. Lindungilah kepala Anda. Bila sedang membawa tas, gunakan sebagai pengaman kepala.
Tiang listrik, papan reklame, atau bangunan-bangunan semi permanen adalah benda-benda yang harus dijauhi. Juga, di bawah jembatan.
Karena jembatan tidak dijamin kokoh oleh terjangan angin. Bila jembatan itu runtuh, bisa dibayangkan yang dialami orang-orang yang ada di bawahnya.
ID Nugroho | Dari berbagai sumber | foto: RRI
No comments:
Post a Comment