JENDERAL POLISI BADRODIN HAITI BERSAMA PIMPINAN DPR RI | ID NUGROHO |
Saya ada di Paripurna DPR-RI saat DPR membahas Badrodin. Dan seperti biasa bila berurusan dengan DPR, hadir di acara itu membuat saya sering menggela napas panjang. Membuang keresahan, karena fakta tidak menyenangkan. Kali ini, sedikitnya jumlah anggota DPR yang hadir ketika Rapat Raripurna DPR membahas Badrodin. Lihat saja foto di bawah ini.
RAPAT PARIPURNA MENETAPAN BADRODIN HAITI SEBAGAI KAPOLRI | ID NUGROHO |
Tapi sudahlah, mari kembali ke persoalan Badrodin Haiti. Usai rapat, anggota DPR dari Fraksi Demokrat, Ruhut Sitompul berceletuk. “Sebenarnya, saya ingin bilang, pemilihan Kapolri kali ini, harus masuk Guinnes Book of World Record, karena sangat cepat.” Memang seperti itulah. Hanya tiga jam setelah usai rapat di Komisi III DPR di Lantai 2 Nusantara II Kompleks Parlemen Senayan, Badrodin disahkan menjadi Kapolri di Rapat Paripurna yang digelar di Lantai 3 gedung yang sama.
Badrodin menjadi Kapolri, dengan beban menumpuk. Satu di antaranya adalah kematian misterius 8 jurnalis. Fuad Muhammad Safruddin (Yogyakarta, 1996), Naimullah (Kalimantan Barat tahun, 1997), Agus Mulyawan, (Timor Timur, 1999), Muhammad Jamaluddin (Aceh, 2003), Ersa Siregar (Aceh, 2003), Herliyanto (Probolinggo, 2006), Ardiansyah Matra'is Wibisono (Merauke, 2010) dan Alfred Mirulewan (Maluku Barat Daya, 2010).
BADRODIN HAITI DIWAWANCARAI USAI RAPAT PARIPURNA | ID NUGROHO |
Organisasi profesi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) pernah menyerahkan gebokan data itu kepada mantan Wakapolri Oegroseno. Tapi, sampai Sutarman-Oegroseno berlalu, kasus Udin yang sudah 18 tahun berlalu, pun tidak terusut tuntas. Akankah Badrodin Haiti lebih baik dari Sutarman untuk menyelesaikan kasus-kasus ini? Dugaan saya, tidak.
Tapi tentu saja, hal itu tidak membuat pekerjaan rumah itu tidak dikerjakan. Secara profesional, polisi harus tetap berproses untuk menuntaskannya.
ID Nugroho
No comments:
Post a Comment