Menyambut peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2011, ratusan siswa SMP Bina Karya membikin aksi unik. Yakni menulis surat dan puisi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Para siswa yang sebagian besar bermukim di kawasan Lokalisasi Tambak Asri atau yang lebih dikenal Kremil ini menulis surat dan puisi di aula sekolah di Jalan Tambak Asri 133, Jumat (22/7/2011). Dengan bermodalkan selembar kertas surat yang sederhana, mereka diberikan kebebasan untuk menumpahkan unek-uneknya.
Tulisan itu adalah curahan hati setiap siswa akan cita-cita yang ingin diraihnya nanti. ''Kami bebaskan siswa untuk memilih menulis surat atau puisi. Yang jelas, harus sesuai dengan bakat mereka,'' kata Kepala SMP Bina Karya Siti Anifah.
Acara yang bertajuk “Surat dan Puisi Anak Lokalisasi Kremil untuk Pemimpinku” ini, siswa bebas membahas tema tentang politik, korupsi, pendidikan, aksi terorisme bahkan cita-cita dan harapan mereka kelak. Tak hanya untuk Presiden SBY, siswa pun bisa menulis surat yang ditujukan untuk Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Menurut pendidik yang akrab dipanggil Bunda Anifah ini, surat dan puisi itu akan dikirim ke presiden melalui kotak pos 9949, kotak pos yang dibuka presiden untuk menampung aspirasi rakyat. Sedangkan surat untuk Gubernur Jawa Timur atau Walikota Surabaya, masing-masing akan dikirimkan ke Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo atau Balaikota Surabaya di Jalan Taman Surya.
Novi Indah Permatasari, siswi kelas 8, misalnya, menulis surat untuk Presiden SBY agar lebih memperhatikan nasib dan masa depan anak-anak jalanan yang tidak bersekolah. “Kasihan masa depan mereka (anak-anak jalanan). Meski berlatar belakang keluarga broken home karena orangtua bercerai sejak saya masih kelas 6 SD, tapi masih banyak teman-teman sebaya saya yang nasibnya kurang beruntung,” ujar anak ketiga dari tiga bersaudara ini, pasangan Kasiono dan Fatmawati ini.
Sementara itu, Yuli Feri Yanti siswi kelas 7, anak ke-4 dari 6 bersaudara pasangan Suwaltum (alm) dan Giyem ini menulis surat pada Gubernur Jawa Timur Soekarwo agar tidak menangkap pengemis dan gelandangan. Juga jangan mengusir pedagang yang berjualan di pinggir jalan. “Karena mereka hanya mencari nafkah,” kata Yuli sembari bercerita bahwa ibunya hanyalah penjual gorengan di depan rumah.
Yuli yang bercita-cita menjadi dokter ini juga berharap agar Gubernur Jawa Timur memberikan bantuan pada pengemis, gelandangan dan lansia (lanjut usia).
Lain halnya dengan Fiyan, siswa kelas 7 ini menginginkan fasilitas sekolah yang lengkap dan gratis. Dalam suratnya untuk Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Fiyan yang ingin menjadi marinir ini juga memimpikan agar Surabaya menjadi lebih asri dengan banyaknya penghijauan.
Jalan Sehat Bershalawat
Selain aksi tulis surat, sambut Ramadhan 1432H yang tinggal hitungan jari, para SMP Bina Karya juga menggelar aksi simpatik berupa pawai yang dibalut dengan nuansa jalan sehat ber-shalawat. Menariknya, pawai simpatik yang memang sengaja digelar dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1432H ini mengambil rute mengelilingi kompleks Lokalisasi Kremil yang terletak di kawasan Utara Surabaya.
Mengenakan pakaian batik serta kerudung bagi para siswi dan kopiah bagi para siswa, mereka mengumandangkan shalawatan sambil membawa aneka poster yang berisikan ajakan untuk bersiap mensucikan diri serta tak lupa untuk menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh rahmad dan ampunan tersebut.
Poster-poster tersebut diantaranya bertuliskan: “Tak Peduli yang Kotor dan yang mengaku Bersih, Sambut Ramadhan dengan Hati yang Suci”, “Sambut Hari yang Fitri dengan Hati yang Suci”, dan “Tingkatkan Saldo Iman Anda sebelum Masa Aktif Hidup Anda Habis”,
Menurut Daniel Lukas Rorong, Humas Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Bina Karya, tulisan pada poster-poster tersebut memang khusus ditujukan untuk para Pekerja Seks Komersial (PSK) dan Mucikari yang ada di Lokalisasi Kremil.
“Selain mengingatkan mereka bahwa bulan suci Ramadhan 1432H akan segera tiba, kami juga mengharapkan agar mereka (PSK dan Mucikari) dapat memanfaatkan bulan penuh ampunan tersebut untuk kembali ke jalan-NYA yang lurus,” kata Daniel sembari menambahkan bahwa aksi simpatik ini dilakukan sebagai bentuk latihan kepedulian terhadap sesama untuk saling mengingatkan.
Tak hanya jalan sehat bershalawat, namun sepanjang perjalanan, pawai simpatik ini juga dimeriahkan penampilan Hadrah dari siswa SMP Bina Karya. Alunan musik Islami pun mengumandang sembari mengingatkan pada masyarakat Lokalisasi Kremil khususnya para PSK dan Mucikarinya bahwa bulan suci Ramadhan 1432H akan segera tiba.
Daniel berharap agar apa yang dilakukan anak didiknya tersebut dapat menggugah kesadaran dan keimanan pada masyarakat Lokalisasi Kremil khususnya para PSK dan Mucikarinya.
“Selain itu, sebagai bentuk latihan kepedulian untuk para siswa agar sejak dini peduli terhadap sesamanya, diantaranya mengingatkan akan datangnya bulan suci Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi,” papar Daniel yang berharap agar masyarakat luas tidak memandang “sebelah mata” terhadap warga khususnya anak-anak yang tinggal di kompleks Lokalisasi Kremil.
“Meski sekolah dan anak didik kami berada di tengah-tengah kompleks lokalisasi ini, tapi mereka juga punya masa depan dan cita-cita yang tinggi,” ungkap Daniel yang berharap agar pemerintah lebih mempedulikan lagi “nasib” anak-anak yang bermukim di lokalisasi, mengingat banyaknya kompleksitas permasalahan yang terjadi di kompleks pelacuran. | Press Release
No comments:
Post a Comment