Ini catatan tidak penting dari orang yang hampir berkesempatan untuk bertemu Andi Nurpati.
Meski gagal, namun setidaknya pernah ‘mempelajari’ sosok yang belakangan akan diberi julukan baru: Pembohong. Ah,..
Kembali ke tahun 2009, ketika masih bantu-bantu The Carter Center untuk urusan pemantau Pemilu, saya pernah mencoba bertemu dengan Andi Nurpati.
Saat itu, Andi masih menjabat sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat.Beberapa kali janjian untuk melakukan wawancara, gagal.
Andi sibuk sekali. Beberapa kali mencoba ‘door stop’ di kantor KPU pun menuai hasil yang sama.
Bertahun berlalu, tiba-tiba terdengar kabar, Andi masuk dalam jajaran pengurus DPP Partai Demokrat, di bawah Anas Urbaningrum.
Seperti ada sentakan. Bagaimana bisa Andi yang ‘wasit’ Pemilu itu akhirnya masuk ke dalam ‘kesebelasan’ yang dulu diaturnya. Jujur, seperti ada saklar kecurigaan yang terklik.
Apalagi, Pemilu saat Partai Demokrat menjadi pemenang, dan juga mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden RI untuk kedua kalinya itu banyak diwarnai oleh kecurigaan adanya kecurangan.
Terutama sistem komputerisasi yang digunakan pada Pemilu. Apakah Andi terlibat?
Well,..perlu bukti kuat untuk meng’iya’kan, atau menidak’iya’-kan. Lihat saja sosok Andi Nurpati yang cantik dengan jilbabnya yang seperti tak pernah berhenti berkiprah.
Secara fisik, orang pasti akan mengesankan Andi sebagai sosok beragama (karena jilbabnya), yang anggun, jujur, keibuan.
Percayalah, semua ukuran yang berhubungan dengan ‘ibu’, mayoritas selalu baik, dan berdimensi surga. Bukankah surga ada di bawah telepak kaki Bu Andi, eh,.. ibu?
Ada rasa bersalah bila berpikir jelek soal Andi. Meski pun saya sedikit meragukan itu. Karena secara riil, kaki ibuku (aku memanggilnya Emak) sering kali berdebu dan kotor.
Sandal swallow butut yang selalu dikenakannya, tidak banyak membantu. Apalagi kalau lama di dapur. Eh, Lupakan soal Emakku dan kembalilah ke Andi Nurpati!
Nah, Waktu Mahfud MD bicara soal surat MK yang dipalsukan oleh Andi Nurpati, tiba-tiba saya menemukan pembenar. Ini yang menjadi definisi dari ‘klik’ itu!
Andi disebut memalsu surat KPK, dan memutuskan kemenangan yang tidak sah! Wow!
Kalau mau jujur, tidak rela rasanya bila mendengar ada yang menyalahkan Bu Andi. Ibarat chasing HP, secara fisik Andi sangat elegan. Mirip-mirip Nokia ‘Pisang’ di tahun 90-an.
Andi Nurpati dan ‘dosa’, sepertinya nggak matching! Tapi Jumat sore ini, seorang kawan bercerita betapa ‘habis’-nya Andi dalam forum Komisi II DPR-RI.
Andi yang mencoba berkelit, justru dipatahkan oleh orang-orang yang sengaja dikonfrontir dengannya. Ah, bu Andi,.. Apakah kau pembohong?
Kalau memang benar, ini menyulitkan. Terutama untuk para demonstran yang akan mengkritik keras kondisi ini. Bagaimana tidak, bukankah sulit memakaikan jilbab pada kerbau saat demonstrasi.
Ah, bu Andi,..
No comments:
Post a Comment