Committee to Protect Journalists (CPJ) mendesak Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono melakukan penyelidikan yang benar-benar independen terhadap penyerangan Banjir Ambarita wartawan di Jayapura, Provinsi Papua.
"Situasi kebebasan pers di Indonesia secara umum telah membaik, wartawan yang bertugas di provinsi masih menghadapi risiko luar biasa, serangan terhadap Banjir Ambarita jelas menunjukkan hal itu," kata Shawn Crispin, representasi senior CPJ Asia Tenggara di Bangkok, kemarin.
Pemimpin redaksi The Jakarta Globe Bhimanto Suwastoyo mengatakan bahwa laporan Ambarita paling terakhir bercerita tentang skandal seksual di tahanan kepolisian kota besar Jayapura, di mana seorang tahanan perempuan diduga dipaksa melakukan oral seks dengan tiga polisi. | Kanal Informasi
No comments:
Post a Comment