Gonjang-ganjing harga cabe yang sempat terjadi beberapa waktu lalu, perlahan-lahan mereda. Meski cabe impor banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional di Indonesia, namun harganya tidak berpengaruh pada cabe lokal.
Masuknya cabe import di indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap harga cabe lokal. Salah satu gambarannya terjadi di Jember, Jawa Timur. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Jember Hari Wijayadi, mengatakan hal itu usai rapat anggaran di DPRD Jember Rabu siang.
Menurut Hari, harga cabe lokal hingga saat ini masih cukup baik, meski pun seiring tingginya harga cabe lokal, membuat pemerintah mengambil kebijakan impor cabe dari beberapa negara asia seperti Thailand, China dan Thaiwan. Meski harganya jauh lebih murah, karena rasa yang berbeda, konsumen lebih memilih cabe lokal.
"Konsumen tetap dipikirkan, jika harga cabe sampai Rp. 120 ribu perkilogram, tentu akan sangat mencekik bagi konsumen," katanya. Sehingga ke depan dibutuhkan keseimbangan baru untuk menjamin harga cabe tidak merosot tajam. Tetapi tetap tidak memberatkan konsumen. Salah satunya dengan cara perluasan areal tanam.
Lebih jauh Hari menjelasakan, perluasan areal tanam cabe dipastikan tidak akan mengganggu komoditas lain. Sebab mayoritas petani menanam cabe, hanya saat rehat masa tanam tanaman primernya. Namun yang menjadi pertanyaan bagi dinas pertanian, apakah dua tiga bulan kedepan harga cabe tetap akan bagus? Apa pun kondisinya, jangan ada cabe impor di antara kita. |Winarno|
No comments:
Post a Comment