Sudah hampir 12 tahun lamanya.
Waktu itu
ia kencing di mulutku.
Aku muntah.
Air kencingnya bercampur
muntahanku di sprei.
Ia, Priam Bodomali, pacarku
belum bisa membedakan
mana mau pipis mana ingin ejakulasi
Priam baru 9 tahun
Aku teriak. Ia gigit bibirku
Aku berontak. Ia tindih tubuhku.
Berulang-ulang berulang-ulang
Sampai hitam di mataku hilang
Setelah itu aku ngompol. Perutku kejang.
Selangkanganku ngilu. Ada darah terasa basah
ia ambil gambar telanjangku
pakai handphone
lantas aku nangis ngangkang
“aku mau pulang.”
Ia berkata sambil melihat lantai
“Aku belum mengerjakan PR. “
Aku ditinggal telanjang. Ia tak menoleh kebelakang
Celana dalamnya ketinggalan lantas kusimpan.
Setelah itu Priam menghilang.
Rumahnya kosong.
Sekeluarga pergi tanpa pamitan.
Katanya ke luar negeri
ayahnya dapat tugas dari Menteri.
Tubuhku jadi gemuk. Aku sering gemetar.
Aku katakan pada mama
“Ma…di perutku ada sesuatu.
Anterin ke dokter”.
Setelah ia dengar ceritaku. Wajah mama meledak.
Ia jambak rambutku. Melempar wajahku dengan gelas.
Wajahku basah berdarah. Tapi aku tak merasakan apa-apa.
Mama meraung di kamar mandi.
membenturkan kepalanya di closet.
Pingsan.
Papaku mengambil linggis
masuk ke kamarku.
Ia linggis lampu duduk, tas sekolah
meja belajar, Pigura fotoku waktu bayi
Ia mengambil bensin dan membakar kamarku.
Boneka, tempat tidur warna pink, pakaian pesta,
buku-buku cerita, lemari kecil, sajadah
dan mukena terbakar di mana-mana
Aku memeluk kaki kanannya
tapi kaki kirinya menendang perutku.
Papa injak berkali-kali perutku
seperti orang kesurupan
aku pendarahan
kami terjatuh
terpeleset gumpalan-gumpalan darah
yang merosot lewat pahaku
tercecer di lantai
Papa menangis “Tuhanku…Tuhanku…”
Ia memelukku. Darah di mukaku bercampur air matanya
Lantas papa tak bergerak. Mati.
Jantungnya mendadak berhenti.
Setelah itu gelap.
Sarang-sarang burung
sudah tak ditempati
Kalender di dinding beberapa kali diganti.
Awan besar melahirkan awan kecil
angin menidurinya berkali-kali
Lelaki semua sama!
Tak bisa bicara kalau dibukakan paha
terlalu mudah buatku untuk dapat kerja
Diawali sebagai model video klip karaoke
lantas diberi kesempatan jadi figuran
di sinetron kelas kacangan.
Berikutnya langsung dapat peran utama
Tubuhku adalah perusahaan
Nilai sahamnya tinggi
karna itu banyak yang ingin membeli
Dari dalam dan luar negeri
Tubuhku tidak gratis.
kalau tak dapat uang ya barang.
Mahal-mahal. Besar-besar dan banyak
tapi semuanya tidak membuatku bahagia.
Berjam-jam aku berendam di kamar mandi
bertanya kenapa aku tak bahagia
Sesuatu menganggu hidupku,
bau pesing di mulutku itu...
Ya, bau pesing di mulutku!
Sudah 12 tahun lamanya
Bau pesing di mulutku
tak hilang-hilang juga
Jika kau bertemu dengannya
Tolong sampaikan pesanku:
“Sakit yang telah ia berikan padaku 12 tahun lalu
akan segera kubalaskan lewat Tuhan! Celana dalamnya masih kusimpan.
Suatu hari akan aku letakkan sebagai penutup nisan kuburan yang bertuliskan, Priam Bodomali!”
Don Aryadien
April 09
*puisi lain, klik di sini.
No comments:
Post a Comment