Sekitar 50 anak Desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan, Pacitan akan menulis sejarah kampungnya sendiri. Semua hal diriset, mulai dari asal-usul kampung, tokoh pendiri, komunitas, potensi ekonomi, hingga sistem sosial. Hasil riset akan dibukukan pada Maret 2011 dan diedarkan ke seluruh Indonesia serta beberapa perpustakaan di luar negeri.
Untuk hasil yang maksimal, sebelum proses menulis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pelatihan awal yang berlangsung Sabtu-Minggu (27-28/11/2010), di Balai Desa Satria Bhakti, Pakisbaru. Sebanyak 50 anak dibekali materi dasar jurnalistik. Mulai dari penulisan, teknik wawancara, hingga fotografi. Para fasilitator yang hadir, antara lain, penulis buku Muhidin M.Dahlan dan Irwan Bajang (Yogyakarta), Adi Toha (Pekalongan), Diana Sasa (Surabaya), dan penyair Nisa Elvadiani (Surabaya).
Ketua Rintisan Balai Belajar Bersama Taruna Mandiri Pakisbaru Mustofa mengatakan, program penulisan sejarah kampung adalah bagian dari berbagai program rumah baca yang ada di Pakisbaru. "Kami sengaja memilih tema sejarah kampung karena sampai saat ini referensi tentang kampung yang ditulis oleh anak-anak kampung itu sendiri sangat minim, bahkan nyaris tak ada," ujar guru Madrasah Tsanawiyah I Nawangan.
Indonesia adalah negeri kaya dengan lebih dari 17.000 pulau dan sekitar 32.000 kampung. Namun, kata Mustofa, hingga saat ini baru ada satu buku tentang sejarah kampung, yaitu Pelangi di Ketangi yang mengisahkan sejarah kampung Ketangi, Gunung Kidul. Saat ini anak-anak kampung Patehan, Yogyakarta, juga sedang melakukan langkah serupa.
No comments:
Post a Comment