Di antara kepingan perih,
Kau tambahkan gumpalan gelap yang membungkus api didadamu untuk dendam yang tak pernah usai.
Goresan luka semakin lebar di kalbu yang lapar akan hak.
Kalbu dengan darah yang membentuk mawar.
Semburat ke pintu langit.
Berteriak hingga serak.
Sebelum kau buat perjanjian, ajaklah egomu bersepakat dengan hatimu.
Renungkan, jika seandainya hakmu dirampas.
Terkutuk kau !!!
*Juni 2010
Puisi lain, klik di sini.
No comments:
Post a Comment