Balgis Muhyidin
Keukenhof adalah salah satu tempat yang menjadi prioritas untuk dikunjungi. Di majalah “Holland Herald” tertulis tempat itu sebagai The most beautiful spring garden in the world! Apalagi, taman ini hanya dibuka pada waktu tertentu, kali ini 18 Maret – 16 Mei 2010.
Dari Amsterdam, Keukenhof bisa dijangkau dengan kereta antar kota ke arah Leiden. Lalu naik bus ke Keukenhof. Cuaca yang sedikit extreme (bahkan bagi orang Belanda), tidak menyurutkan langkah pengunjung taman ini.
Taman ini benar-benar memanjakan mata dengan keindahan yang tertata sempurna. Di mana-mana, kehijauan dan bunga. Bunga tulip yang sudah sangat terkenal, tumbuh dengan cantik. Mulai kuntum, menjelang mekar dan mekar sempurna dalam berbagai warna.
Beberapa jenis pohon belum sepenuhnya bersemi, hanya terdiri dari batang dan dahan. Uniknya, seluruh batang pohon seperti berlumut, kehijauan. Keindahannya bercampur dengan misteri kekuatan. Karena telah mampu melewati pergantian musim.
Keukenhof adalah hasil upaya kerja keras ketika berhadapan dengan alam. Bayangkan, taman ini semua tertutup salju ketika musim dingin. Namun ketika musim semi, pemandangan berubah total. Semua warna bunga muncul seolah saling berlomba kecantikan.
Perkiraan ketepatan waktu (musim), bibit, pupuk, kecintaan, tehnologi, kerja keras adalah beberapa ramuan utama untuk menghasilkan kebun yang indah ini. Setelah sebelumnya musim dingin menutupi semua lapisan tanah dan pohon dengan es.
Beberapa pohon besar bertahan dengan merontokkan daunnya, dan ketika matahari menyapa mulailah kuncup bermekaran. Namun bunga tulip dan bunga lain yang ada di keukenhof pasti tidak seberuntung itu. Mesti selalu ditanam dan ditata ulang ketika menjelang musim semi. Dan hasilnya, bak negeri dongeng.
Sungai-sungai kecil dengan gemerciknya adalah nyanyian alam yang tiada tara merdunya. Beberapa angsa bergerombol tanpa rasa takut. Melengkapi simponinya. Air mancur buatan yang berbentuk bunga seolah mendinginkan mata yang kelelahan. Di beberapa tempat terdapat sejarah asal muasal bunga.
Cocok "bebek"
Di tengah taman terdapat taman kaca Willem–Alexander. Uniknya, ada tanaman cocor bebek di sana. Jadi ingat ibu-ibu di Indonesia yang biasa menumbuk daun cocor bebek tersebut dengan bawang merah dan di letakkan di ubun-ubun bayi dan anak kecil di bawah setahun.
Ibu menyakini cara itu untuk mendinginkan kepala si bayi dan juga membuat bayi tersebut tidak terlalu sering keluar ingus. Sayangnya, tidak banyak yang tahu the big why? Kita hanya bisa melakukannyakan?
Kincir angin yang dibangun sejak 1892, masih terawat baik. Kincir tiruan yang selama ini hanya saya lihat di toko roti Holland, jauh lebih indah bila dilihat langsung. Sudah sejak lama Belanda sudah menggunakan kincir angin untuk menghasilkan energy, menjadi listrik. Justru ketika negara lain masih mempunyai cadangan minyak. Belanda sudah melakukan upaya pencegahan untuk pemanasan global. Menggunakan tenaga yang lebih ramah lingkungan.
Dan yang tak kalah mengesankan adalah banyaknya pasangan yang cukup tua, berjalan lambat saling bergandengan tangan. Keindahan Keukenhof seolah menyebar kepada siapapun yang mengunjunginya. Sejauh mata memandang hamparan keindahan ini, wajah-wajah renta yang berseri-seri dan kemesraaan yang tetap terbaca meskipun usia beranjak senja.
*tulisan My Family lain, klik di sini.
| republish | Please Send Email to: iddaily@yahoo.com |
No comments:
Post a Comment