Iman D. Nugroho, Netherlands
Bom di New York City (NYC) baru-baru ini membawa kembali ingatan ketika mengunjungi tempat itu, dua tahun lalu. Dari tujuh bandara yang Aku kunjungi di empat state di AS, ada lima bandara yang "mengharuskan" Aku terkena random check oleh Homeland Security. Hal yang sama akan kembali terjadi pasca bom NYC 2010 ini?
Bisa jadi. Mungkin kali ini warga negara AS keturunan Arab dan Asia (terutama Indonesia dan Malaysia) serta pengunjung dari luar AS yang secara fisik berbeda dengan orang bule, bisa jadi akan merasakan hal yang sama. Aku memperkirakan, mereka akan hidup tidak nyaman karena regulasi keamanan itu.
Persis sama seperti ketika peristiwa peledakan WTC di AS, pada tahun 2001 lalu. Seorang kawan yang sudah bekerja bertahun-tahun di kapal pesiar Disney, harus pulang karena tidak tahan dengan perlakuan itu."Bagaimana bisa tahan, Aku harus di-screening tiap dua bulan," kata seorang kawan ini. Hebatnya, tiap screening itu menanyakan hal-hal yang sama. Data-data pribadi, tempat tinggal dll.
Di NYC, program Edward R. Murrow for Journalists yang diprakarsai US State Departement, resmi berakhir, Aku sempat tinggal selama sebulan. Sudah tidak terhitung lagi, berapa kali ke lokasi bernama Time Square. Entah untuk membeli makan, minum kopi, atau sekedar menikmati dingin 4 derajat celcius yang mencengkeram tubuh saat itu.
| republish | Please Send Email to: iddaily@yahoo.com |
No comments:
Post a Comment