Press Release
"Jangan sekali-kali melupakan sejarah." Itulah kalimat yang paling pas untuk menunjukkan semangat komunitas Kamera Lubang Jarum Indonesia (KLJI) Malang yang akan menggelar pameran di Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL), Surabaya 8 – 17 April 2010 ini. Sebagai mana namanya, pameran yang di dalamnya menampilkan foto peninggalan sejarah berupa candi-candi di Malang dan sekitarnya itu diabadikan dengan kamera lubang jarum.
Di Indonesia, kamera lubang jarum dipelopori oleh Ray Bachtiar yang mulai giat melakukan berbagai eksperimennya pada 2002. Ray juga yang mendirikan Komunitas Lubang Jarum Indonesia. Di mancanegara, terdapat banyak komunitas pecinta kamera lubang jarum yang lebih dikenal dengan pinholic camera.Kamera ini bukanlah alat yang sempurna dengan teknik yang terukur, namun mampu menggiring penikmatnya untuk memasuki dimensi lain.
Karena itulah, kamera lubang jarum saat ini tak dapat dipisahkan dari sejarah fotografi di Indonesia, yang mana ia menjadi dasar pengajaran di Institut Seni Indonesia di Jogjakarta, yang melahirkan instruktur-instruktur tangguh dan banyak pengikut.
Dalam pameran kali ini, seluruh karya mengandalkan cahaya alami untuk merekam kekuatan gambar hitam putih di dalam kamera sederhana nan unik. Semuanya bisa dilihat dalam dua belas karya fotografer lubang jaruh. Yolanda Ayu M., Syarifuddin Siswanto (Wawan), Prima Satya N., rahmat basuki, Fiarfan, Dwi Noor (Dimas), agata Pritasari, Fitra Ardiansyah, Didik “Jefri” Hermanto, Mokhammad Rifay, Arif Yudhi S. dan Nur Hasan.
| republish | Please Send Email to: iddaily@yahoo.com |
No comments:
Post a Comment